Geng Sehat sudah menonton film A Star is Born? Ada masalah kesehatan yang menarik dalam film hit sekaligus debut akting perdana penyanyi Lady Gaga ini. Salah satu pemeran karakter utamanya, yaitu musisi Jackson Maine yang diperankan oleh Bradley Cooper didiagnosis tinnitus. Tinnitus sendiri merupakan gangguan persepsi suara yang tidak dapat disembuhkan. Nah tanpa bermaksud spoiler, mumpung filmnya baru saja tayang di bioskop Indonesia, yuk kenali lebih lanjut tentang gangguan pendengaran tinnitus!

Baca juga: 4 Masalah Telinga yang Dapat Menyerang Kamu

 

Apa Itu Tinnitus?

Tinnitus adalah istilah medis untuk gangguan suara berdengung atau berdering yang sangat mengganggu. Gangguan ini menyerang satu atau kedua telinga. Dilansir dari Healthline, orang yang mengalami tinnitus umumnya  mendengar bunyi gemuruh, siulan, dan desis yang bisa membuat frustasi. Hal ini dikarenakan semua jenis suara yang ‘didengar’ oleh penderita tinnitus, bukan berasal dari sumber eksternal. Akibatnya, sulit bagi penderita tinnitus membedakan mana suara yang nyata dan tidak. Tak heran, serangan ‘suara hantu’ ini pada akhirnya dapat menyulut depresi, stres, serta gangguan kecemasan dalam diri penderitanya.

 

“Gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan adalah masalah yang sering luput dari perhatian. Padahal, gangguan ini dapat terjadi pada usia yang sangat muda,” ungkap dr. Daniel Q. Sun, pakar Telinga, Hidung dan Tenggorokan dari Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins, Amerika Serikat.

Baca juga: Kenali 5 Bahaya Penggunaan Earphone bagi Kesehatan

Penyebab Tinnitus

Ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab umum tinnitus. Pertama, kerusakan di telinga bagian tengah atau dalam yang mengubah cara otak memproses suara. Kerusakan gendang telinga atau tulang kecil di telinga tengah, serta adanya tumor di syaraf telinga juga bisa menyebabkan tinnitus.

 

Beberapa orang mengalami tinnutis akibat terlalu sering terpapar suara yang sangat keras. Musisi yang sering bekerja menggunakan perangkat audio yang bising, dilaporkan lebih cenderung memiliki tinnitus. Mendengarkan musik terlalu keras melalui headphone atau di konser juga dapat menghasilkan gejala tinnitus yang bersifat sementara.

 

Di luar dugaan, penggunaan obat juga dapat menyebabkan tinnitus dan gangguan pendengaran yang disebut ototoksisitas pada beberapa orang. Obat-obatan yang dapat menyebabkan tinnitus antara lain:

  • Aspirin dalam jumlah dosis yang sangat besar. Contohnya, pasien yang mengonsumsi lebih dari 12 dosis aspirin setiap hari untuk periode yang lama.
  • Obat diuretik, seperti bumetanide.
  • Obat antimalaria, seperti chloroquine.
  • Antibiotik seperti eritromisin dan gentamisin.
  • Obat kanker tertentu, seperti vincristine.

 

Kiat Pencegahan

Kabar baiknya, gangguan ini sangat bisa dicegah. Lindungi telinga dari suara keras dengan tidak meninggikan volume saat mendenngarkan radio, smartphone, dan pemutar musik. Pakailah pelindung telinga jika Kamu berada di tempat yang sangat bising di atas 85 desibel. 

 

Selain itu hindarilah obat-obatan yang berisiko menyebabkan tinnitus. Setidaknya setahun sekali Kamu harus menjadwalkan tes pendengaran rutin dengan dokter untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah dengan struktur telinga bagian dalam dan tengah.

 

Menurut laporan Hearing Health Foundation, ada sekitar 48 juta jiwa di Amerika Serikat yang mengidap gangguan pendengaran seperti tinnitus. Organisasi Kesehatan Dunia pun memprediksi, pada tahun 2030 jumlahnya akan berlipat ganda menjadi 630 juta jiwa. Tidak menutup kemungkinan, jelang tahun 2050 jumlah penderitanya akan meningkat menjadi 900 juta jiwa.

 

Meski termasuk gangguan yang cukup langka, bukan berarti kita bisa menyepelekan risiko gangguan ini. Khususnya bila mengingat fakta WHO yang pernah menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara dengan jumlah penderita gangguan pendengaran nomor 4 tertinggi di dunia, setelah Sri Lanka (8,8%), Myanmar (8,4%) dan India (6,3%).  (TA/AY)

Baca juga: Sering Terganggu dengan Suara Tertentu? Bisa Jadi Alami Misofonia!