Sudah sebulan lebih anak-anak masuk sekolah pembelajaran tatap muka. Agar anak bisa belajar optimal, tentu gizinya harus terpenuhi dengan baik. Orang tua sudah seharusnya paham tentang pemenuhan gizi keluarga, termasuk kebutuhan anak usia sekolah.

 

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim mengatakan, perlu dilakukan kampanye literasi gizi, khususnya di tengah upaya kita saat ini untuk pulih dari situasi pandemi.

 

Kementerian pendidikan akan akan meluncurkan program sekolah sehat yang programnya anara lain penyediaan makanan sehat di sekolah dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan olahraga secara rutin bagi pelajar.

 

Kami berharap dengan pelaksanaan program ini akan terwujud satuan pendidikan yang sehat, aman, dan nyaman untuk semua warga sekolah, khususnya bagi peserta didik,” ujar menteri pendidikan dalam acara kick off program Gerakan Nusantara (miNUm Susu tiAp hari uNTuk Anak ceRdas Aktif Indonesia), Agustus 2022.

 

Program Gerakan Nusantara ini merupakan program PT Frisian Flag Indonesia (FFI) yang tahun ini memasuki tahun kesepuluh. Program ini akan diramaikan berbagai program edukasi yang tidak hanya menyoroti masalah gizi namun juga permasalahan lingkungan.

 

Baca juga: Mums, Yuk Kenali Gaya Belajar si Kecil!

 

Mengapa Penting Mengajarkan Anak Cinta Lingkungan Sejak Dini?

Direktur Kemitraan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Dra. Jo Kumala Dewi, M.Sc., mengatakan kepedulian masyarakat tentang pengelolaan sampah masih perlu ditingkatkan.

 

Hasil survey ketidakpedulian masyarakat oleh BPS pada tahun 2018 menyatakan bahwa 72% masyarakat Indonesia tidak peduli terhadap pengelolaan sampah, 53% masyarakat Indonesia menangani sampah dengan cara dibakar.

 

Penting untuk mengenalkan aspek lingkungan khususnya pada generasi muda, bahkan menjadi kegiatan menarik bagi aktualisasi kehidupan bermasyarakat kita. Sangat penting bagi kita untuk menyiapkan generasi penerus yang sehat dan dapat menjadi pionir bagi kepedulian terhadap isu-isu lingkungan,” ujar Jo Komala Dewi.

 

Kecintaan anak-anak pada lingkungan, tambahnya, perlu ditanamkan sedini mungkin, karena ke depannya permasalahan lingkungan yang kita hadapi mungkin lebih beragam daripada saat ini.

 

Kepada merekalah kita titipkan alam dan lingkungan yang ada saat ini untuk dapat terus membawa manfaat bagi generasi yang akan datang. Kami juga ingin mengajak semua pihak untuk bersama lakukan upaya untuk menyelamatkan generasi muda, melindungi lingkungan dan menghadapi perubahan iklim menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan berketahanan iklim. Mari pulih bersama, pulih lebih kuat #RecoverTogether, RecoverStronger,” tambah Jo Kumala Dewi.

 

Pendiri  Yayasan Nara Kreatif dan PT Nara Sinergi Lingkungan, Nezatullah Ramadhan, mengatakan masalah sampah timbul karena banyak yang membuang namun sedikit yang mengurus.

 

Sementara di sisi lain, kemampuan pelayanan dalam mengelola sampah yang dihasilkan masyarakat masih sangat terbatas, membuat tempat pengelolaan/penampungan sampah yang tidak mampu lagi menampungnya.

 

Literasi mengenai lingkungan dapat diterapkan kepada anak sejak dini dengan menanamkan rasa cinta kepada alam dan memahami esensi alam yang merupakan bagian dari kehidupan manusia,” ujarnya.

 

.Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk turut menjaga bumi dan melestarikan alam. Kebiasaan baik tersebut dapat diperkenalkan dan dilakukan sejak awal yaitu:

  • Melakukan upaya penghijauan di lingkungan rumah dan sekolah

  • Menerapkan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya

  • Mengurangi timbunan sampah

  • Memisahkan barang yang dapat diolah kembali atau dipakai kembali,

  • Mengurangi penggunaan sampah plastik sekali pakai.

 

Baca juga: 6 Kebiasaan yang Tanpa Disadari Merusak Lingkungan

 

Masalah Kesehatan pada Anak

Selain masalah lingkungan, guna mendukung tumbuh kembang anak dan meningkatkan kemampuan belajar di sekolah, pemenuhan gizi juga harus ditingkatkan. Hal ini masih menjadi tantangan.

 

Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan FKM Universitas Indonesia, Ir. Ahmad Syafiq, MSc, PhD., menuturkan bahwa perlu terus dijalankan Pedoman Gizi Seimbang dan ‘Isi Piringku’ yang diajarkan di sekolah mencakup pemahaman dasar tentang gizi seimbang.

 

Pemenuhan protein hewani perlu ditingkatkan, termasuk pentingnya konsumsi minimal segelas susu setiap hari untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi perkembangan otak dan fisik yang optimal bagi anak-anak usia prasekolah dan sekolah.

 

Gerakan minum susu setiap hari ini juga termasuk bagian dari Gerakan Nusantara 2022, yang akan diikuti oleh 112.000 anak di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat dan dilaksanakan secara offline pada Agustus-Oktober 2022, bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, serta Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (PKGK FKM UI).

 

Baca juga: Inilah Manfaat Minum Susu Berdasarkan Usia