Wanita seharusnya mengalami siklus menstruasi yang normal, sekitar 28 hari, selama kurang lebih 1 minggu periode menstruasi. Namun, tidak semua wanita mengalami siklus yang sama. Ada yang lebih pendek atau lebih panjang dari siklus normal. 

 

Dalam banyak kasus, konsumsi makanan yang tidak sehat, kurang olahraga, dan gaya hidup tidak sehat, bisa menjadi faktor penyebab gangguan menstruasi. Tapi dalam kasus lain, mungkin terdapat kondisi medis yang mendasar sehingga memengaruhi siklus menstruasi Kamu. Periode yang datang kurang dari 21 hari atau lebih dari 40 hari biasanya menandakan masalah kesehatan yang cukup serius. Berikut terdapat beberapa kondisi ini bisa menjadi penyebab mengapa menstruasimu terganggu.

 

  1. Sindrom Ovarium Polikistik

Sebanyak 10% wanita di dunia memiliki PCOS (polycystic ovarium syndrome) yang berarti terganggunya fungsi ovarium saat usia subur, sehingga mengganggu perkembangan hormon dan metabolisme. Gejalanya termasuk siklus menstruasi yang tidak lancar, tidak menstruasi sama sekali dalam 1 bulan, dan volume menstruasi yang tiba-tiba sedikit atau banyak.

 

Menurut Dr. Rosser, asisten profesor kebidanan dan ginekologi kesehatan wanita di Albert Einstein College of Medicine, New York, Amerika Serikat, PCOS bukan hanya menyebabkan gangguan pada ketidaksuburan, tetapi juga dapat meningkatkan risiko penyakit diabetes dan jantung.

Baca juga: Ketahui Siklus Menstruasi Wanita Sesuai Umur

 

  1. Gangguan Tiroid

Kelenjar tiroid yang ada di bawah leher bukan hanya akan mengganggu metabolisme tubuh, namun juga memberikan efek pada pola menstruasimu. Kelenjar tiroid yang aktif akan membuat volume menstruasi lebih banyak dan lebih sering. Sedangkan kelenjar tiroid yang kurang aktif akan berpengaruh pada sedikitnya volume menstruasi atau bahkan menyebabkan seseorang tidak menstruasi sama sekali.

 

Jika ingin tahu mengapa menstruasimu tidak lancar, penapisan (screening) tiroid adalah langkah yang dianjurkan dokter. Hipotiroidisme dapat diobati dengan hormon tiroid sintetis dengan beberapa obat yang berbeda. Sedangkan untuk tiroid yang kurang aktif juga harus diobati jika Kamu ingin memiliki keturunan

 

  1. Fibroid Rahim

Fibroid rahim adalah kelebihan otot yang tumbuh dalam uterus. Kelebihan otot ini bukanlah merupakan kanker atau penyakit yang mematikan, namun dapat mengganggu kenyamanan, salah satunya perdarahan menstruasi yang berat terutama pada wanita usia 30 hingga 40 tahun.

 

Fibroid yang tidak menimbulkan gejala, dapat diawasi dengan saksama tanpa perlu diobati. Namun jika sudah menunjukkan gejala, Kamu harus berkonsultasi dengan dokter karena dapat mengganggu kesuburan. Kamu akan dianjurkan untuk melakukan diet teratur, olahraga sederhana, dan meminum obat hormonal lainnya. Namun jika kondisi ini parah, dokter akan melakukan pembekukan fibroid atau memotong suplai darah di otot tersebut.

 

Operasi histerektomi juga perlu dilakukan bila pemotongan fibroid tidak dapat berjalan lancar. Jadi rahim akan hilang sepenuhnya. Polip rahim - yang tumbuh dari jaringan di lapisan rahim - juga dapat memengaruhi siklus menstruasi. 

 

  1. Endrometiosis

Hal ini terjadi ketika jaringan yang melapisi bagian dalam rahim, yang disebut endometrium, mulai tumbuh di luar rahim. Pertumbuhan ini bisa terjadi di ovarium, saluran tuba, atau jaringan panggul, dalam periode yang lebih berat dari biasanya. Gejalanya seseorang yang menderita endrometiosis adalah sakit di bagian perut dan terdapat penggumpalan darah di bagian dalam perut.

 

Dokter biasanya akan memberikan obat anti nyeri, termasuk obat pengendali hormonal (pil KB). Namun jika tidak berpengaruh, dokter akan melakukan operasi untuk mencegah pertumbuhan. Pada beberapa wanita yang mengalami endrometiosis cukup parah, biasanya dilakukan hisektomi untuk mengeluarkan rahim

Baca juga: Sakit Menstruasi Bisa Jadi Penyebab Miom