Selain menjadi makanan utama si Kecil, ASI juga memiliki banyak manfaat untuk Mums dan si Kecil. Pemberian ASI sangat dianjurkan bagi si Kecil di enam bulan pertama, bahkan hingga si Kecil menginjak usia dua tahun. Namun, ada beberapa kondisi yang menyebabkan Mums sebaiknya tidak memberikan ASI pada si Kecil. Pasalnya, jika dipaksakan, dapat membuat tubuh kembang si Kecil terganggu. Dikutip dari beberapa sumber, berikut ini beberapa kondisi yang tidak disarankan untuk Mums memberikan ASI:

 Baca juga: Macam-macam Pilihan Booster ASI

 

Tengah Menjalani Pengobatan Kanker (Kemoterapi dan Radiasi)

Jika Mums sedang menjalani pengobatan kanker, sebaiknya menghentikan pemberian ASI pada si Kecil. Pasalnya, obat antikanker yang dikonsumsi bersifat sitostatik (membunuh sel kanker). Ini akan berbahaya jika obat tersebut terserap dalam ASI dan dikonsumsi si Kecil. Dikhawatirkan di Kecil dapat mengalami gangguan tumbuh kembang. Mums yang sedang menjalani terapi radiasi juga sebaiknya menghentikan pemberian ASI pada si Kecil. Pasalnya, efek radiasi berupa sinar radioatif bisa membahayakan pertumbuhan si Kecil.

 Baca juga: Dampak Negatif Radiasi Handphone bagi Kesehatan
 

Penyakit Jantung Akut

Apabila Mums mengalami penyakit jantung akut, disarankan untuk menghentikan pemberian ASI pada si Kecil. Sebab, mekanisme saat menyusui dapat merangsang kelenjar oksitosin yang berpengaruh pada jantung. Ini akan membuat jantung bekerja lebih keras dan dapat memicu gagal jantung.

 

Mengalami Gangguan Hormon

Mums yang sedang menjalani pengobatan karena gangguan hormon juga tidak disarankan memberikan ASI pada si Kecil. Pasalnya, obat yang dikonsumsi berfungsi untuk menekan kelenjar tiroid, sehingga berbahaya jika terserap oleh ASI. Dikhawatirkan obat-obat hormonal akan menggangu kelenjar tiroid si Kecil.

 

Kecanduan Narkoba dan Alkohol

Kondisi pada saat kecanduan narkoba dan alkohol, sangat tidak disarankan memberikan ASI pada si Kecil. Pasalnya, zat yang terkandung dalam narkoba dan alkohol, dapat merusak sel saraf dan otak si Kecil. Jika, diteruskan memberikan ASI, maka bisa mengakibatkan si Kecil tumbuh tidak normal.

 Baca juga: Narkoba, Dapat Membuat Sakau Hingga Merusak Otak!
 

Virus HTLV-1

Virus HTLV-1 (Human T-Cell Lymphotropic Virus) merupakan salah satu jenis virus penyebab leukemia yang bisa menular melalui ASI. Apabila Mums terkena virus ini, sebaiknya berhenti menyusui si Kecil. Sebab, virus HTLV yang berada dalam ASI dan darah merupakan jenis provirus (virus yang tetap pada sel induk, walaupun berpindah-pindah ke generasi sel lainnya). Bisa dibayangkan jika si Kecil mengonsumsi ASI yang mengandung virus ini, maka ada risiko ia menderita leukimia.

 

Tuberkulosis (TBC)

Tuberkulosis tidak hanya bisa ditularkan melalui percikan dahak di udara, tapi juga bisa melalui ASI. Bagi Mums yang positif terkena TBC, sebaiknya hentikan memberi ASI pada si Kecil sampai pengobatan selesai. Selain itu, pada saat fase menular, Mums juga disarankan tidak melakukan kontak fisik dengan si Kecil. Jika pengobatan sudah selesai, maka Mums bisa berkonsultasi pada dokter untuk mulai memberikan ASI.

 

Bayi Mengalami Galaktosemia

Galaktosemia merupakan penyakit genetik yang tergolong langka, dimana si Kecil yang mengalami kondisi ini, tidak dapat memproses galaktosa menjadi glukosa. Kondisi ini disebab adanya defisiensi enzim yang disebut GALT. Walaupun terlahir normal, gejala dapat muncul di kemudian hari seiring meningkatnya konsumsi ASI. Sebagai ganti ASI, di Kecil dapat diberikan makanan yang tidak mengandung galaktosa.

 

Kondisi di atas memang membuat si Kecil tidak dapat mendapatkan ASI langsung dari Mums. Namun bukan berarti si Kecil tidak mendapatkan manfaat ASi dan kekurangan nutrisi untuk tumbuh kembangnya. Mums, bisa menggantinya dengan ASI donor yang sudah melalui tahap skrining lengkap atau susu formula. Tapi, sebaiknya konsultasikan hal ini terlebih dahulu pada dokter anak. (AP/AY)