Mums, apakah Si Kecil mulai sering berteriak ketika keinginannya tidak terpenuhi? Menjelang usia 3 tahun, kebiasaan ini biasanya mulai muncul, menunjukkan sisi "aku" si Kecil kepada semua orang. Sebenarnya, ia ingin dipahami bahwa ia juga memiliki peran penting dalam keluarga. Dan apa yang diharapkannya dapat didengar dan dikabulkan.

 

Pada akhirnya orang tua melihat sikap si Kecil sebagai sifat membangkang dan tidak menuruti apa yang orang tua katakan. Kadang, si Kecil berteriak tidak mengenal waktu dan tempat, sehingga Mums mungkin bingung apa yang harus dilakukan. Tak jarang beberapa orangtua  kesal dan memarahi si anak. Tapi, apakah tindakan itu efektif dilakukan untuk membuat anak diam?

 

Dilansir dari parents.com, ada beberapa hal yang bisa Mums dan Dads lakukan ketika anak sedang berteriak karena merengek atau ingin mencari perhatian. Yuk, simak apa saja!

 

1. Bernapas dalam

Tarik napas dalam, kemudian hembuskan perlahan dan ulangi seterusnya. Kadang, rasa amarah yang memuncak akibat kekesalan membutuhkan beberapa waktu untuk menjadi tenang. Jika Mums atau Dads belum juga merasa lebih tenang, kembali ulangi tarik napas dalam dan hembuskan. Ketika sudah lebih tenang, barulah orang tua bisa menyuruh anak dengan nada tegas tanpa berteriak untuk menghentikan teriakannya. Michelle LaRowe, seorang penulis buku “A Mom's Ultimate Book of Lists” mengatakan bahwa dibutuhkan waktu dan kesabaran untuk membuat anak mau mengerti dan patuh pada peraturan.

Baca juga: Mengatasi Bayi Tantrum

 

2. Ajarkan perilaku positif

Ketika Mums sedang mengajarkan anak mengendarai sepeda dan ia gagal dalam percobaan pertama, apakah Mums atau Dads langsung memarahi atau  meneriakinya? Tentu saja tidak. Justru orang tua pasti memberikan semangat, mendukung anak ketika ia gagal dan terus mengajarkan bagaimana mengendarai sepeda yang benar agar ia cepat bisa.

 

Ingatlah, ketika mengajarkan anak tentang suatu hal, sebaiknya gunakan berbagai cara dan alasan yang positif. Hukuman bukanlah jalan keluar yang baik dalam mendidik anak, justru malah berpotensi membuat sifat anak menjadi lebih keras dan cenderung meniru. Misalnya saja ia diberi hukuman karena tidak bisa mengerjakan suatu hal dengan baik, ia akan melakukan hal yang sama pada temannya ketika di sekolah nanti.

 

3. Memberikan bantuan tanpa merendahkannya

Daripada ganti berteriak, Mums lebih baik menggunakan nada yang lembut tapi tegas. Setelah itu tawarkan bantuan apa yang menjadi penyebab kemarahannya, dan memberikan arahan tentang perilaku yang baik. Arahan yang bisa memberikan dampak paling besar adalah yang disampaikan dengan lembut. Ketika orang tua memberikan petunjuk dengan nada yang tenang tapi tegas, biasanya anak akan lebih mendengarkan dan mengikutinya. Semakin lemah lembut kata-kata yang digunakan, akan semakin memiliki dampak yang besar bagi anak. Ia akan merasa bahwa orang tuanya benar-benar serius akan hal tersebut dan langsung mengikutinya.

 

4. Bantu anak mengutarakan perasaannya

Sebelum Mums atau Dads marah akibat perilaku si Kecil, sebaiknya ketahui dulu apa penyebab ia berteriak-teriak marah. Salah satu penyebab ia berperilaku buruk seperti itu karena ia belum belajar bagaimana cara mengutarakan perasaan dan mengungkapkan keinginan. Tugas utama sebagai orang tua adalah bisa mengajarkan anak bagaimana mengekspresikan diri dengan benar tanpa menunjukkan perilaku buruk. LaRowe menyarankan kepada seluruh orang tua daripada mengatakan “jangan lakukan itu!” lebih baik jelaskan pada anak mengapa ia tidak boleh melakukan hal tersebut.

Baca juga: Tips Membantu Anak Pemalu untuk Bersosialisasi

 

5. Buat peraturan yang jelas 

Orangtua harus tegas dalam menerapkan peraturan. Misalnya waktu menonton televisi. Jika waktu yang diberikan hanya 1 jam, maka Mums harus konsekuen dengan peraturan dan berikan kegiatan alternatif yang menyenangkan buat si Kecil setelah ia selesai menonton televisi. Jika hanya melarang namun tidak ada solusi setelah itu, ada kemungkinan si Kecil marah dan protes. 

 

6. Beri pujian jika si Kecil berperilaku baik

Anak akan suka jika orang tua memberikan perhatian, terutama saat ia berprilaku baik. Sebaliknya berikan hukuman jika ia tetap berperilaku buruk misalnya mendudukannya di kursi hukuman selama 1 menit atau mendiamkannya atau mengacuhkannya walaupun ia merengek, berteriak, dan menangis. Jangan lemah di hadapan anak karena membuatnya terbiasa menggunakan senjata rengekan dan teriakan agak keringinannya dipenuhi.

 

7. Ajarkan tentang konsekuensi atau sebab akibat

Mengajarkan tentang konsekuensi dari sebuah tindakan, atau sebab dan akibat, sejak dini sangat penting. Misalnya si Kecil berteriak pada Mums karena kesal, katakan jika Mums berteriak padanya apakah ia akan merasa sedih? Hal ini akan membuat si Kecil mengerti bahwa perbuatannya akan menyakiti dan membuat oranglain sedih. Diharapkan ia tidak akan mengulanginya lagi.

Baca juga: Anak Pemarah? Ini Cara Ajarkan Mengendalikan Emosi

 

Ingat ya Mums, semakin kuat hubungan orang tua dan anak, akan semakin mudah mengajarkan disiplin kepadanya. Walaupun anak terlihat memberontak, tapi pada usia ini mereka ingin lebih dekat dengan orang tuanya. Ambil kesempatan dan gunakan waktu sebanyak-banyaknya untuk membangun kedekatan dengan si Kecil. Mums atau Dads bisa mengajaknya bicara tentang apa saja, bermain, dan membantunya mengutarakan perasaannya. Dengan begitu anak akan lebih mudah mengungkapkan keinginannya tanpa harus berteriak. (AD/AY)