Berdasarkan informasi dari depkes.go.id, kesehatan psikologis masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang signifikan di dunia, termasuk di Indonesia. Data WHO tahun 2016 menunjukkan, terdapat sekitar 35 juta penderita depresi, 60 juta penderita bipolar, 21 juta penderita skizofrenia, serta 47,5 juta penderita demensia.

 

Sementara menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi pemasalahan psikologi yang berkaitan dengan kondisi emosional, gejala depresi, dan kecemasan di Indonesia mencapai 14 juta jiwa. Sedangkan prevalensi penderita skizofrenia mencapai 400.000 jiwa. Lalu, bagaimana jika kondisi psikologis pasangan menguji pernikahan?

 

Tidak mudah tentunya melihat pasanganmu berhadapan dengan ketidakstabilan psikologis. Pada beberapa kasus yang serius, permasalahan ini bahkan dapat berdampak spesifik terhadap peran suami istri dalam rumah tangga. Dilansir dari psychcenter.com, psikoterapis sekaligus pakar konseling pernikahan asal Chicago, Jeffrey Sumber, MA, LCPC menuturkan, bahwa masalah psikologis selalu memiliki cara tersendiri untuk memengaruhi hubungan suami istri.

 

Namun, bukan berarti Kamu dan pasanganmu tidak bisa memegang kendali. Bukan masalah psikologis yang sanggup merusak pernikahan, melainkan komitmen yang Kamu sepakati dengan pasangan.

Baca juga: 11 Ujian dalam Pernikahan yang Harus Dihadapi

 

Tips Menyikapi Masalah Psikologis yang Dihadapi dalam Pernikahan

Berikut penjelasan lengkap seputar tips dan dukungan terbaik yang bisa Kamu berikan bila pasanganmu tengah mengalami kendala psikologis.

 

1. Gali informasi yang memadai

Memahami seluk beluk masalah psikologi yang tengah dihadapi adalah satu-satunya cara untuk memahami pasangan. Penting bagimu untuk mengetahui penyebab dan gelagat yang ia tunjukkan, demi meminimalisasi kesalahpahaman. Mempelajari hal-hal yang dialami atau diderita oleh pasangan, akan membantu Kamu untuk menjadi mitra hidup yang lebih baik bagi dirinya.

 

Dampak positif dari upaya ini adalah, Kamu akan semakin handal dalam menangani beragam situasi dan mendukung kesejahteraan emosionalnya.  Karena itu, carilah bantuan profesional, yayasan, referensi medis, kajian literatur, dan informasi via internet yang bisa diandalkan untuk menggali fakta terkini tentang kondisi psikologis yang pasanganmu hadapi. 

 

2. Tunjukkan dukungan terhadap pasangan

Kondisi psikologis merupakan masalah yang rapuh untuk membuat pasanganmu cemas sekaligus bertanya-tanya apakah Kamu masih menyukai dan menginginkan dirinya. Itulah sebabnya, penting bagimu untuk memberikan kepastian cinta pada mereka.

 

Tunjukkan pada mereka bahwa Kamu akan selalu ada dan mencintainya dalam segala situasi. Jaminan ini akan sangat membantu untuk memperkuat tekadnya untuk mendapatkan bantuan profesional dan mempelajari cara terbaik untuk melawan dorongan psikologis yang dihadapi.

 

Jangan sekali-kali memberikan reaksi negatif. Sikap semacam ini dapat memperparah gejala yang ia rasakan dan memperbesar keputusasaan. Tanyakan pula pada ahli profesional, bantuan perawatan apa saja yang bisa Kamu berikan untuk mendukung pasangan selama masa perawatan. 

 

3. Sikapi permasalahan sebagai tantangan positif

"Pasangan yang sehat tidak mengizinkan permasalahan psikologis menghalangi kehidupan pernikahan mereka. Sebaliknya, mereka akan menyikapi diagnosis sebagai tantangan yang harus dilewati,” ungkap Jeffrey Sumber.

 

Psikolog dan penulis buku The Available Parent: Radical Optimism in Raising Teens and Tweens, John Duffy, PhD. juga memiliki opini serupa tentang hal ini. "Hormati dan jagalah pernikahanmu seperti yang Kamu lakukan sebelum pasangan terdiagnosis masalah psikologis," sarannya.

 

John sering melihat banyak pasangan yang gagal dan lupa untuk tetap menjalani pernikahan setelah salah satu di antara mereka terbentur oleh kendala psikologis tertentu. Romansa yang terjaga hanyalah salah satu dari sekian banyak upaya yang membuat pasangan suami istri lebih tangguh, selama masa-masa sulit.

 

4. Jaga komunikasi dengan baik

“Menurut pengalaman saya, pasangan yang tetap terus terbiasa saling bertukar kata cinta dalam bentuk apapun, cenderung memiliki kehidupan pernikahan yang lebih baik dan langgeng,” ujar John Duffy.

 

Komunikasi adalah kunci untuk menjaga hubungan yang sehat, apa pun yang Kamu dan pasangan alami. Ini membantu kalian untuk terhubung satu sama lain. Saling berbagi pemikiran, perasaan, dan pendapat, sama artinya  memperkuat ikatan cinta kalian serta membantumu untuk memahami kondisi psikologis pasangan dengan lebih baik.

 

Baca juga: 10 Cara agar Pernikahan Langgeng hingga Akhir Hayat

 

5. Tetap libatkan pasangan dalam kehidupan pernikahan

Selain berkomunikasi secara teratur, penting juga untuk terhubung satu sama lain. Jika pasanganmu tengah menghadapi kendala psikologi, penting baginya untuk mengetahui bahwa Kamu tetap melibatkan dirinya dalam keseharian. Saat seseorang menghadapi beban psikologis, mereka rentan menarik diri dari teman, keluarga, bahkan pasangan hidup.

 

Alasan utama mengapa mereka cenderung mengisolasi diri, adalah karena dipicu oleh perasaan tidak ada yang bisa mengerti apa yang mereka alami. Selain itu, mungkin pasanganmu juga tidak ingin membebani Kamu dengan situasi psikologis tersebut.

 

Namun, jangan menjauh dari pasanganmu, ya. Carilah berbagai cara untuk tetap terhubung dengannya. Percayalah, sebenarnya dia sangat membutuhkanmu. Kamu bisa memulihkan permasalahan psikologisnya bila Kamu memahami cara untuk memanfaatkan cinta.

 

6. Diskusikan melalui konseling pernikahan

Mengikuti terapi konseling pernikahan, dapat membantu Kamu untuk memroses perasaan dengan cara yang sehat, baik untuk mengatasi adaptasi yang harus Kamu alami maupun untuk tetap berkomunikasi dengan pasanganmu. Konseling adalah cara tepat bagi Kamu yang ingin mendapatkan bantuan perspektif, panduan, dan keseimbangan pola pikir saat pernikahan tengah diuji oleh kendala psikologis.

 

Lumrah tentunya jika Kamu pernah merasakan kekhawatiran, frustrasi, kelelahan emosional, ataupun kemarahan atas situasi yang harus kalian atasi. Alangkah baiknya, jika perasaan-perasaan ini Kamu bagikan pada pakar psikologis yang tepat agar solusi terbaik pun Kamu dapati.

 

Ada pernikahan yang tetap harus Kamu dan pasangan pertahankan, bahkan  di saat orang yang Kamu cintai menemui kendala psikologi. Apalagi, bila Kamu dan dia juga telah menjadi orangtua. Ciptakan lingkungan, dukungan, dan kesepakatan yang positif bagi pernikahan juga kehidupan berkeluarga. Ingatlah selalu, tidak ada seorang pun yang pernah menginginkan kendala ini terjadi, begitu pula pasanganmu.

 

Luangkan waktu untuk membaca kisah atau menonton film yang mengangkat cerita tentang keberhasilan suami istri dalam menaklukkan tantangan psikologis dalam pernikahan, agar keyakinanmu tetap kuat dan besar. (TA/WK)   

 

Baca juga: Manfaat Pernikahan bagi Kesehatan Mental