Lari adalah olahraga murah dan mudah, dan dapat dilakukan siapa saja. Lari ternyata membawa banyak manfaat tersembunyi, tentu saja manfaat kesehatan. Selain manfaat kesehatan, olahraga lari juga bisa menjadi saran rekerasi, lho! Saat ini semakin banyak kegiatan-kegiatan lomba lari yang diusung dengan konsep berbeda, mulai dari lari 5K, 10K, half marathon, hingga marathon.

 

Ada lagi Color Run, salah satu kegiatan lomba lari yang banyak diminati anak muda. Pada Minggu (16/9/2018) lalu, Color Run kembali diadakan di Gelora Bung Karno Jakarta. Kali ini mengusung tema “Hero Tour” dan diadakan bertepatan dengan Car Free Day. Setidaknya 13.000 peserta ikut kegiatan ini. Kegiatan yang dikenal sebagai the happiest 5K on the planet ini bertujuan untuk mendorong masyarakat agar lebih antusias dalam memulai gaya hidup sehat dengan cara yang fun.

 

“Kegiatan ini tidak sebatas pada lari 5 kilometer yang menyenangkan, tapi lebih dari itu. Dengan menerapkan gaya hidup sehat melalui olahraga dan menularkan semangat serta energi positif tersebut kepada orang lain, semua orang dapat menjadi pahlawan bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar,” ujar Tigor M. Siahaan selaku Presiden Direktur CIMB Niaga selaku penyelenggara.

 

 

Namun seperti disebutkan di awal, lari memiliki sejumlah manfaat kesehatan jangka panjang. Inilah yang terjadi pada tubuh saat kita rutin berlari dengan benat, dilansir dari news.com.au!

Baca juga: Olahraga Lari Efektif Meningkatkan Performa Seksual

 

1. Pikiran Lebih Segar 

Lari jarak jauh akan memicu pelepasan hormon endorfin, dopamin, dan serotonin yaitu zat kimia di otak yang menghasilkan perasaan bahagia. Dampak positifnya, Kamu bisa relaks. Hormon-hormon ini juga akan meningkatkan ambang rasa nyeri. Jadi selain meredakan stres dan depresi, Kamu tidak akan merasakan pegal atau nyeri berlebihan pasca lari. 

 

2. Pola Makanmu Lebih Sehat

Di luar dugaan, lari ternyata dapat mempengaruhi pola pikirmu untuk mulai peduli terhadap pilihan menu diet yang sehat. Hal ini karena jika rutin berlari, otot perut beradaptasi. Berlari juga membuat sirkulasi darah menjadi lancar, dan oksigenasi ke jaringan meningkat, terutama ke otot. Selama berlari, metabolisme di usus sedikit diredam, sehingga proses pencernaan makanan saat itu berlangsung lebih lambat. Pelari tidak disarankan untuk mengonsumsi makanan berat sebelum berlari, cukup makanan kaya serat dan air untuk rehidrasi.

 

3. Terjadi Proses Pembakaran Lemak

Berlari tentu saja meningkatkan pembakaran lemak karena terjadi pemanfaatan energi yang besar. Jika berat badanmu 65kg, dan Kamu berlari dengan kecepatan 6.5km / jam, artinya tubuhmu membakar sekitar 130 kalori hanya dalam waktu 20 menit. Agar pembakaran lemak lebih optimal, sebaiknya kombinasikan berlari dengan olahraga yang melatih kekuatan daya tahan tubuh, seperti fitness, cardio, gerakan push-up, sit-up, squat, lunges, dan sebagainya.

 

Baca juga: Ini 9 Teknik Berlari Supaya Tidak Cedera

 

4. Menyehatkan Jantung dan Pembuluh Darah 

Saat kita mulai berlari, jantung dan paru-paru bekerja lebih keras dari biasanya. Maka disarankan Kamu cukup latihan sebelum berlari agar jantung dapat beradaptasi. Ingat, banyak kasus kematian setelah lari jarak jauh karena henti jantung mendadak. Umumnya kasus ini akibat jantung tidak cukup terlatih. 

 

Jadi, jangan lupa untuk melatih pula sistem pernapasan agar jantung kita tetap bertahan sejauh jarak tempuh yang cukup jauh. Ingatlah, setiap langkah yang Kamu ambil selama berlari, terjadi peningkatan penyerapan oksigen. Karena itu, semakin efisien oksigen yang diserap oleh tubuhmu, semakin baik pula  tingkat kesehatan jantung dan paru-paru. Hal ini dikarenakan, semakin tinggi serapan oksigen yang terjadi, semakin maksimal pula kapasitas otot-otot tubuh untuk meningkatkan energi selama berlari.

 

5. Suhu Tubuh Cenderung Meningkat

Suhu tubuh meningkat saat berlari apalagi saat cuaca terik. Namun kabar baiknya, keringat yang keluar, dapat benar-benar menurunkan suhu tubuh sehingga Kamu terhindar dari risiko hipotermia. Agar aktivitas lari yang kamu lakukan lebih nyaman, pilihlah pakaian olahraga yang tepat untuk melindungi dari cuaca panas ataupun dingin.

Baca juga: 5 Kesalahan dalam Berlari yang Kamu Harus Ketahui

 

6. Terjadi Adaptasi pada Otot Kaki

Lutut Kamu terasa seperti berderak saat Kamu berjalan usai mencapai garis finish? Tenang, kondisi yang dalam dunia medis juga dikenal dengan Crepitus ini merupakan proses adaptasi yang normal. Pasalnya, selama berlari, otot kaki mengalami peregangan yang terjadi secara berulang. Tak heran jika sendi dan otot kaki pun mengalami stres. Tidak jarang pelari mengalami pembengkakan, keretakan sendi, atau robekan otot. 

 

"Sekitar 40%  cedera yang dialami oleh pelari, umumnya terjadi di lutut. Ini dapat dihindari dengan melakukan latihan kekuatan dan peregangan yang konsisten setelah berlari. Jangan lupa, kombinasikanlah hal tersebut dengan memilih sepatu lari yang tepat,” saran Pip Taylor, atlet lari profesional sekaligus penulis buku Athlete’s Fix. Peregangan juga tidak boleh dilewatkan ya, sebelum Kamu mulai berlari. Tujuannya untuk melatih otot dan sendimu agar kuat bertahan. (TA/AY)