Mums, mengajarkan konsep tentang orang asing kepada si Kecil memang hal yang gampang-gampang susah, ya. Maraknya kasus penculikan anak membuat para ibu dan ayah semakin sigap untuk mengantisipasi hal ini.

 

Menurut Center for Missing and Exploited Children, sekitar 115 anak di Amerika Serikat setiap tahun menjadi korban penculikan oleh orang asing. Sementara untuk di dalam negeri, Komisi Nasional Perlindungan Anak melaporkan pada tahun 2016 saja kasus penculikan anak mencapai 112 kasus.

 

Menyikapi pemberitaan tersebut, banyak Mums di luar sana berinisiatif untuk tegas melarang anak-anaknya berinteraksi dengan orang asing. Permasalahannya, mulai usia berapa seorang ibu sebaiknya memberikan informasi kepada anak tentang orang asing? Hal ini dikarenakan pada usia 4 tahun, banyak anak yang sudah mulai paham tentang konsep orang asing dan sudah mulai bisa mempelajari tentang peraturan keselamatan.

 

Namun pada usia ini, anak-anak masih terlalu muda untuk tidak diawasi di depan umum karena mereka belum memiliki penilaian atau kontrol impulsif yang baik. Sementara untuk anak-anak dengan rentang usia 5-8 tahun, mereka tidak hanya sudah cukup besar untuk bisa menjaga diri, akan tetapi di sisi lain, mereka juga sudah bisa berasumsi bahwa tidak semua orang asing itu jahat dan berbahaya.

 

Inilah sebabnya anak-anak membutuhkan panduan yang jelas tentang berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal. Yuk, simak penjelasan selengkapnya, agar Mums tidak bingung lagi mengajarkan cara yang tepat kepada si Kecil untuk menghindari orang asing!

 
Baca juga: Cerita Unik Pengasuhan Anak dari Seluruh Dunia

 

Tips Berbicara tentang Orang Asing kepada Anak-anak

Menurut penulis buku The Safe Child Book, Sherryll Kraizer, alasan utama mengapa penting bagi orang tua untuk mengenalkan prinsip ini agar anak memiliki aturan yang jelas, sederhana, dan tidak berisiko saat mereka terpisah dari orang tuanya. Caranya? Coba deh, Mums terapkan satu per satu dari tips berikut ini.

  • Mulailah dengan mengajarkan pentingnya menjaga diri sendiri agar wacana tentang konsep orang asing ini tepat sasaran, khususnya untuk anak-anak berusia 2 dan 3 tahun, Misalnya saat Mums mengajak si Kecil jalan-jalan, biasakan untuk memintanya tetap berada di dekat Mums. Selain itu, pada usia ini, anak-anak juga sudah mulai bisa diingatkan untuk tidak pernah mengganggu orang lain sekaligus tidak boleh membiarkan orang lain mengganggu mereka. Ajarkan pula kepada si Kecil untuk tidak pernah mengizinkan siapa pun untuk menyuruhnya membuka baju atau menyentuh organ genital tanpa seizinnya.
  • Ajaklah si Kecil untuk berdiskusi tentang orang asing. Anak-anak biasanya siap untuk diskusi ini sekitar usia 4 tahun. Mulailah dengan menanyakan kepadanya, "Kakak tahu enggak siapa itu orang asing?" Bila si Kecil menggeleng, katakan kepadanya bahwa orang asing adalah semua orang yang tidak dia kenal. Tidak perlu menakut-nakuti si Kecil saat mengenalkan tentang konsep orang asing ini ya, Mums. Mums hanya perlu menekankan bahwa orang asing belum tentu orang baik atau jahat, hanya saja kita perlu berhati-hati karena dia orang yang belum kita kenal.
  • Tunjukkan kepada si Kecil landasan cara berhati-hati terhadap orang asing. Mums bisa menunjukkannya dengan cara yang sangat sederhana. Ajaklah si Kecil saat Mums bermaksud membukakan pintu untuk tamu. Mintalah si Kecil untuk terbiasa mengintip terlebih dahulu ke jendela dan memastikan siapa yang mengetuk pintu. Lalu, katakan pula kepada si Kecil untuk tidak membuka pintu bila Mums dan Dads tidak ada di rumah. Jika ada kurir pengirim paket saat orang tuanya pergi, ajarkan si Kecil untuk menyuruh kurir tersebut menitipkan paket di pos satpam lingkungan setempat atau meletakkanya di depan pintu. Dengan cara ini, Mums mengajarkannya untuk tidak serta merta mempercayai orang lain.
  • Definisikan dengan jelas kepada si Kecil sosok orang dewasa yang bisa dipercaya. Katakan kepada si Kecil, bahwa selain kakek dan nenek, si Kecil juga bisa meminta bantuan kepada orang dewasa, misalnya gurunya, saat ia sedang menghadapi kesulitan. Buatlah ia untuk bisa membedakan orang-orang yang sudah dikenal baik di lingkungan sekitar, seperti tetangga. Katakan kepada si Kecil, selain keluarga, mereka adalah orang asing.
  • Ajarkan kepada si Kecil cara menyelamatkan diri. Jika si Kecil sudah memasuki usia prasekolah, Mums bisa mengajarkan kepadanya cara mengatasi situasi jika ia terpisah dari orang tua di tempat umum. Katakan kepadanya, jika ia kehilangan Mums di toko, pergilah ke kasir atau ke pos security untuk menginfokan hal ini. Jangan lupa untuk mengajarkan nama lengkap si Kecil dan nama Mums. Selain itu, Mums bisa menunjuk satu tempat untuk dijadikan tempat menunggu yang aman jika Mums dan si Kecil terpisah di sebuah pusat perbelanjaan.
  • Ajarkan kepada si Kecil tentang peraturan berbicara dengan orang asing. Sampaikan kepada si Kecil bahwa tidak apa-apa merespons sapaan dari orang asing, asalkan selama Mums atau Dads berada di sampingnya. Namun bila Mums dan Dads sedang tidak mendampingi, maka ia tidak perlu berbicara dengan orang yang tak dikenal.
  • Tetapkan pedoman penggunaan kamar mandi umum. Pada usia 6 tahun, kebanyakan anak siap menggunakan toilet umum sendiri. Meskipun demikian, Mums harus mewaspadai berbagai kemungkinan yang tidak diharapkan. Beritahu si Kecil untuk menolak bantuan dari siapapun yang menanawarkan. Ajarkan si Kecil untuk terlath menggunakan kalimat penolakan semacam ini, "Tidak, terima kasih, saya bisa  melakukannya sendiri," atau "Tidak, terima kasih, ibu saya bisa membantu saya."
  • Sesekali, cobalah bermain peran untuk menunjukkan bahayanya menerima makanan, minuman, atau mainan yang tampak menarik dari orang asing. Ajarkan kepada si Kecil untuk mengatakan tidak pada tawaran manis dari orang yang tak dikenal. Jika perlu, ajarkan mereka alasan yang lebih meyakinkan tentang mengapa mereka tidak boleh menerima pemberian tersebut.
  • Ajarkan si Kecil untuk tidak berbagi informasi penting, seperti alamat rumah, nomor telepon orang tua, dan informasi pekerjaan orang tua untuk menghindari risiko penculikan.
  • Ajarkan si Kecil untuk tidak ragu berteriak kencang untuk melindungi diri bila ada orang asing dengan gelagat tidak baik yang membuatnya takut dan tidak nyaman.
 
Baca juga: Kejahatan dengan Metode Hipnotis Sebenarnya adalah Gendam!

 

Saat ini pemerintah Indonesia juga telah mengeluarkan Kartu Identitas Anak untuk melengkapi solusi anti-penculikan terhadap anak-anak Indonesia. Fasilitas pemerintah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi orang tua untuk melindungi si Kecil dari tindak kejahatan seperti kasus perdagangan anak.

 

Kartu identitas akan mempersulit pelaku kejahatan untuk mengaku-aku sebagai orang tua ataupun anggota keluarga. Mums sudah memiliki kartu identitas untuk si Kecil? Jika belum, coba sempatkan untuk mengurusnya ya Mums agar keselamatan si Kecil lebih terjaga. (TA/AS)

 

Baca juga: Tips Melindungi Diri saat Terjadi Teror