Belum lama ini, beredar kabar bahwa vaksin MMR yang sebelumnya kosong kembali tersedia di Indonesia. Sebagian orang, terutama Mums dan Dads yang memiliki balita, menyambutnya dengan gembira dan langsung pergi ke fasilitas kesehatan untuk memperoleh vaksin tersebut. Namun, tidak sedikit pula yang mengalami kebingungan karena merasa anak mereka sudah mendapatkan vaksin MR.

 

Tahukah Geng Sehat perbedaan antara vaksin MR dan vaksin MMR? Jawabannya, vaksin MR memberikan perlindungan untuk dua jenis penyakit measles (campak) dan rubella. Sementara vaksin MMR memberikan perlindungan tambahan terhadap penyakit mumps.

 

Penyakit mumps atau yang di Indonesia lebih dikenal dengan nama gondongan merupakan sejenis penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus. Supaya Geng Sehat tidak kebingungan apakah perlu memperoleh vaksin MMR atau tidak, berikut beberapa fakta terkait penyakit ini!

 

  • Gondongan tidak sama dengan gondok

Tidak sedikit orang yang menganggap bahwa gondongan dan gondok adalah penyakit yang sama. Padahal, sebenarnya kedua penyakit ini amat berbeda dari segi penyebabnya. Gondok (goiter), dalam bahasa medis disebut struma, merupakan kondisi terjadinya pembesaran kelenjar tiroid. Kondisi ini bisa terjadi karena banyak faktor, salah satunya kekurangan asupan iodium dalam jangka panjang.

 

Sementara itu, gondong atau gondongan (mumps) merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus. Pembengkakan yang terjadi di area leher merupakan hasil dari pembesaran kelenjar air liur yang terinfeksi.

 

Baca juga: Mengenal Bahaya Penyakit Gondok

 

  • Disebabkan oleh virus dari family paramyxoviridae

Kelompok virus dari family paramyxoviridae merupakan jenis virus RNA (ribonucleic acid), yang diketahui dapat menyebabkan penyakit, baik pada hewan maupun manusia. Jenis penyakit pada manusia yang paling sering disebabkan oleh kelompok virus ini adalah measles (campak) dan mumps (gondongan).

 

  • Sangat mudah menular

Pada dasarnya, gondongan digolongkan sebagai penyakit saluran pernapasan. Virus dari penderitanya dapat dengan mudah dan cepat menular kepada orang di sekitarnya melalui percikan ludah ketika berbicara, batuk, atau bersin. Selain itu, virus juga dapat menular apabila penderita berbagi peralatan makan dan minum.

 

  • Gejala paling umum berupa demam dan pembengkakan di area leher

Orang yang sedang menderita penyakit gondongan akan sangat mudah dikenali dari pipi dan leher yang membengkak disertai demam. Rasa nyeri juga akan terasa jika bagian yang bengkak disentuh maupun saat menelan atau berbicara.

 

Kondisi tersebut sebenarnya merupakan hasil dari pembengkakan kelenjar air liur, yang terletak di area pipi dan rahang (di depan telinga). Gejala lain yang dapat timbul pada penyakit gondongan antara lain nyeri kepala, nyeri otot, perasaan lemas, dan hilangnya nafsu makan.

 

  • Dapat menyerang semua kelompok usia

Banyak yang mengira bahwa penyakit gondongan merupakan penyakit yang hanya diderita oleh kelompok anak-anak. Faktanya, penyakit ini dapat menyerang semua kelompok usia. Bahkan, risiko komplikasi serius lebih besar menyerang orang dewasa dibandingkan dengan anak-anak.

 

Baca juga: Inilah Permasalahan Mental yang Sering Dialami Orang Lanjut Usia

 

  • Risiko komplikasinya tidak bisa dianggap remeh

Sekilas penyakit gondongan tampak relatif tidak berat. Namun, sebenarnya ada potensi komplikasi serius dari infeksi virus ini. Salah satu komplikasi yang dikhawatirkan apabila terjadi pada pria dewasa (setelah lewat usia pubertas) adalah pembengkakan buah zakar (testis), yang dapat berisiko mengganggu fungsi kesuburan. Selain itu, terdapat juga risiko komplikasi berupa pembengkakan otak (encephalitis) dan selaput otak (meningitis), pembengkakan jaringan rahim dan jaringan payudara, serta gangguan pendengaran.

 

  • Periode menular cukup panjang

Banyak kasus ketika seorang penderita gondongan merasa gejala demam dan bengkak di leher menghilang, maka dirinya sudah tidak lagi bisa menularkan penyakit itu kepada orang lain. Faktanya, penyakit gondongan dapat menular sejak dua hari sebelum kelenjar air liur membengkak sampai sekitar satu minggu sejak gejala pertama muncul.

 

Oleh karena itu, beberapa institusi ada yang menetapkan peraturan bahwa anak yang menderita gondongan tidak boleh masuk sekolah selama minimal satu minggu bahkan lebih. Hal ini sangat berguna untuk meminimalisasi penularan penyakit di komunitas tersebut.

 

  • Meningkatkan risiko keguguran jika menyerang ibu hamil

Infeksi virus ini pada ibu hamil dapat berisiko menyebabkan kematian janin, bahkan di trimester pertama. Oleh karena itu, wanita yang sedang merencanakan kehamilan sebaiknya menerima vaksin MMR. Namun, vaksin ini harus diberikan setidaknya satu bulan sebelum program kehamilan mulai dilakukan.

 

Baca juga: Benarkah Diabetes Meningkatkan Risiko Keguguran?

 

  • Sebagian besar kasus hanya terjadi sekali seumur hidup

Apabila seseorang pernah menderita gondongan, tubuhnya akan membentuk suatu kekebalan yang bertahan sepanjang hidupnya. Walaupun demikian, kasus terkena gondongan lebih dari satu kali tetaplah ada sekalipun langka. Dan apabila kita baru terkena penyakit pada usia dewasa, risiko komplikasi yang dihadapi semakin besar.

 

  • Vaksin MMR adalah cara yang paling efektif untuk mencegah penyakit gondongan

Pada dasarnya, vaksin dibuat untuk mencegah berbagai jenis penyakit infeksi yang berpotensi fatal, menimbulkan kematian, maupun kecacatan. Hal yang sama juga berlaku untuk penyakit mumps atau gondongan. Terkadang, ada kecenderungan saat suatu penyakit angka kejadiannya menurun, orang kemudian merasa tidak perlu lagi divaksin.

 

Hal ini merupakan pendapat yang keliru. Cakupan vaksin yang luas akan memastikan kuman tidak mampu menimbulkan wabah di suatu populasi karena terbentuknya herd immunity atau kekebalan kelompok. Dengan kata lain, cara paling efektif untuk mencegah wabah dan penularan penyakit gondongan adalah dengan memperoleh vaksin MMR.

 

Baca juga: Tersedia Kembali di Indonesia, Ini 7 Fakta Penting Vaksin MMR!

 

Itulah sepuluh fakta tentang penyakit mumps atau gondongan. Semoga dengan membaca fakta-fakta tersebut, Geng Sehat semakin mantap lagi untuk mendapatkan vaksin ini di fasilitas kesehatan terdekat. Jika stok vaksin terbatas, maka prioritas kelompok yang harus diutamakan adalah anak-anak (usia di atas 1 tahun), wanita yang dalam usia produktif, petugas medis, dan international travellers.

 

               

Referensi:

Centers for Disease Control and Prevention: "Paramyxoviridae"

Centers for Disease Control and Prevention: "Mumps"

European Centre for Disease Prevention and Control: "Facts about mumps"

Centers for Disease Control and Prevention: "Measles, Mumps, and Rubella (MMR) Vaccination: What Everyone Should Know"