Kapan terakhir kali Mums memeriksakan gigi? Jika untuk mengingatnya saja sudah sulit, maka ada baiknya Mums menilik kembali aturan kesehatan gigi yang tepat. Standar kesehatan gigi merekomendasikan setiap orang untuk rutin memeriksakan gigi setiap 6 bulan sekali. Tidak terkecuali, untuk ibu hamil dan anak-anak.      

 

Hal ini dikarenakan kondisi gigi yang baik merupakan bagian penting dari kesehatan setiap individu secara keseluruhan. Pemeliharaan gigi dan mulut yang benar sangat mendukung kesehatan ibu hamil secara umum, dan akan memengaruhi pertumbuhan gigi anak sejak di dalam rahim.

 

Informasi ini disampaikan oleh Ketua IDGAI Jakarta, drg. Eva Fauziah, Sp.KGa(K), dalam acara edukasi dan pemeriksaan gigi gratis yang melibatkan 100 orang dokter gigi. Bertajuk “Senyum Sehat Anak Bangsa, Menuju Indonesia Bebas Karies Gigi”, IDGAI Pengda DKI Jakarta menggandeng Lembaga Amil Zakat Nasional BSM Umat untuk memberikan penyuluhan tentang tata cara perawatan gigi yang baik pada 200 yatim dari seluruh Jakarta, pada Desember 2017.

 

Anak-anak yang memadati anjungan Sulawesi Selatan Taman Mini Indonesia tampak begitu antusias menikmati kegiatan penyuluhan serta berbagai hiburan yang dihadirkan. Telusuri penjelasan lebih lanjut agar masyarakat semakin sadar dan paham tentang perawatan gigi yang dianjurkan.

Baca juga: 5 Fakta Kesehatan Gigi Anak

 

Perawatan Gigi yang Harus Diperhatikan oleh Ibu Hamil

Melalui hasil wawancara GueSehat dengan drg. Eva, diketahui bahwa Ikatan Dokter Gigi Indonesia telah banyak bekerja sama dengan dokter kandungan untuk berbagi informasi seputar standar kesehatan gigi yang harus diperhatikan oleh seluruh ibu hamil.

 

Sejak awal kehamilan, ibu hamil harus memeriksakan gigi ke dokter gigi. Inisiatif ini tidak boleh dianggap remeh. Pasalnya, kesehatan gigi sangat berpengaruh pada kualitas perkembangan janin selama masa kehamilan. Sebagai contoh, ibu hamil harus membersihkan plak-plak gigi di trimester pertama. Alasannya agar tumpukan bakteri yang berkembang di sela-sela gigi tidak menyusup masuk ke dalam plasenta dan mengontaminasi janin.

 

Selain itu, ibu hamil tidak boleh mengalami kondisi gigi berlubang. Bila hal itu terjadi, dokter kandungan pasti menginstruksikan ibu hamil untuk lekas berkonsultasi dengan dokter gigi. Beberapa penelitian telah menunjukkan, kondisi gigi berlubang pada ibu hamil berdampak buruk pada penyerapan nutrisi dan tumbuh-kembang janin.

Baca juga: Ini Dia! 5 Tips Merawat Gigi Bayi

 

Langkah Awal Perawatan Gigi Anak

Dalam setiap kesempatan, dokter gigi selalu berusaha memberikan penyuluhan pada semua ibu untuk menjaga kesehatan anak, bahkan sejak anak masih bayi. Sebelum si Kecil tumbuh gigi pun, ada rutinitas perawatan gigi yang mesti dilakukan lho, Mums. Apa saja ya langkah-langkah perawatan gigi yang harus Mums terapkan sejak si Kecil lahir? Berikut tipsnya.

 

1. Bersihkan rongga mulut setiap kali selesai menyusui

Caranya, ambil sehelai kain kasa lalu celupkan ke dalam air putih. Bersihkan setiap sudut mulut bayi menggunakan kain kasa basah tersebut. Tidak boleh ada sisa ASI ataupun susu di langit-langit dan lidah. Hasil riset menunjukkan bahwa ASI lebih sedikit berpotensi untuk menimbulkan karies gigi, karena kandungan gulanya lebih sedikit.

 

Namun saat bayi diberikan ASI, tidak ada celah aliran udara yang tersisa dalam rongga mulut. Akibatnya, sisa ASI yang dibiarkan tertinggal dalam mulut tetap berpotensi menjadi lahan empuk perkembangan bakteri. Metode ini harus diterapkan sekalipun bayi belum bisa minum air putih.

 

2. Biasakan untuk minum segelas air putih sehabis minum susu

Begitu pula untuk bayi yang masih menyusu menggunakan dot. Jika bayi telah berusia 6 bulan, berikan air putih secukupnya setelah disusui. Pasalnya, pertumbuhan bakteri dan jamur yang dipicu oleh sisa ASI atau susu rentan terjadi di dalam rongga mulut. Kebiasaan ini harus dilanjutkan hingga anak tumbuh besar.

 

3. Rutin melakukan pemeriksaan ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali

Setelah gigi anak tumbuh, seawal mungkin sempatkan ke dokter gigi untuk berkonsultasi tentang tata cara dan standar perawatan gigi anak. Hanya karena anak masih kecil, bukan berarti giginya tidak perlu dirawat ya, Mums!

 

“Pemikiran semacam ini keliru. Justru mumpung gigi anak baru tumbuh, ibu bisa mendapatkan pengarahan dari dokter gigi mengenai cara perawatan gigi yang tepat, sehingga pertumbuhan gigi anak pun terpantau hingga usia dewasa,” ungkap drg. Eva.

 

Terapkan kebiasaan mengecek kesehatan gigi anak secara berkala, jadi bila ada masalah gigi dapat segera ditangani. Dengan demikian, diharapkan ke depannya masalah kesehatan gigi anak tidak terlalu kompleks.

 

4. Bersihkan gigi sebelum tidur

Pada saat tidur, aliran saliva hanya tersedia sedikit di rongga mulut. Berbeda dengan saat beraktivitas, volume saliva di rongga mulut jauh lebih banyak. Jadi jika masih ada sisa makanan yang menempel ketika tidur, kondisi itu akan menciptakan invasi bakteri dalam rongga mulut. Invasi bakteri merupakan proses bakteri masuk ke dalam sel inang (jaringan) dan menyebar ke seluruh tubuh.

 

5. Sikat gigi dengan tepat

Sejak gigi pertama tumbuh hingga usia 8 tahun, anak tetap harus dibantu untuk menggosok gigi dengan tepat. Mums dan Dads boleh mengajarkan langkah mandiri pada anak untuk belajar menyikat gigi sendiri, namun jangan pernah percayakan pelaksanaannya sendirian. Hal ini bertujuan agar semua sudut dalam rongga mulut dipastikan bersih secara maksimal.

 

6. Dampingi saat menyikat gigi dan berkumur-kumur

Meskipun anak-anak sudah bisa melakukan aktivitas tersebut, namun motorik mereka belum maksimal untuk melakukannya. Awasi selalu cara mereka menyikat gigi. Ulangi bila cara menyikatnya masih asal-asalan. Orang tua harus bisa membedakan kapan waktunya mendidik mandiri, serta kapan waktunya harus detail memeriksa kebersihan gigi dan gusi.

 

7. Cek setiap 4 bulan sekali

Bila anak memiliki masalah karies gigi yang cukup parah, sebaiknya lakukan pengecekan gigi secara berkala setiap 4 bulan sekali.

 

8. Perhatikan agar tidak mengganggu kesehatan

Gigi yang tidak terawat serta rentan karies tidak hanya bisa mengganggu pertumbuhan gigi tetap, melainkan juga dapat memengaruhi nutrisi anak secara keseluruhan. Jika gigi bolong, kuman dan mikroorganisme akan gampang masuk. Nutrisi anak juga ikut menurun. Pada kasus karies yang parah, ada anak yang sering terkena demam terus-menerus. Ternyata, penyebabnya dipicu oleh masalah gigi.

 

Makanan Penunjang Kesehatan Gigi

Hampir semua orang sudah familiar dengan ketenaran soda dan gula sebagai produk perusak gigi. Namun, adakah varian makanan yang justru disarankan oleh dokter gigi untuk sering dikonsumsi? Jawabannya, tentu ada.

  • Buah-buahan. Sangat baik mengonsumsi buah secara utuh. Dokter gigi selalu menyarankan agar anak-anak sering mengunyah, agar menstimulasi pertumbuhan giginya. Jangan biasakan memberi buah potong pada anak. Berikan satu buah apel utuh agar ia semakin terlatih untuk mengunyah. Zaman dulu, orang tua biasa memberikan buah utuh apa adanya. Rupanya kebiasaan tersebut memang jauh lebih baik untuk pertumbuhan gigi anak. Jika malas mengunyah, perkembangan rahangnya jadi berkurang. Jadi, anak-anak harus senang mengunyah. Pertumbuhan rahang yang tidak normal akan berpengaruh pada pemenuhan nutrisi, perkembangan kerongkongan, bahkan pita suara. Masih mengutip informasi dari drg. Eva, di masa kini banyak sekali kasus anak-anak yang mengalami rahang sempit. “Karena tekstur makanan yang dikonsumsi tidak mendukung kinerja rahang,” ungkapnya. Kids zaman now terlalu sering menikmati buah dalam bentuk potongan atau jus. Makan ayam pun dalam bentuk nugget. Saat anak malas makan nasi, terkadang hal tersebut dibiarkan. Pola pemberian makanan seperti ini jika dibiarkan akan membuat stimulasi kerja rahangnya tidak maksimal.
  • Sayur-sayuran. Sajikan ragam menu sayur dalam tekstur yang tidak terlalu lunak, agar anak termotivasi untuk rajin mengunyah.
  • Ikan salmon. Mengandung omega-3 dan fosfor, yang mampu menguatkan enamel gigi. Ikan salmon kerap diandalkan sebagai sumber vitamin D terbaik, yang bermanfaat untuk penyerapan kalsium.
  • Bawang bombai. Dua senyawa sulfur, yakni thiosulfinates dan thiosulfonates, yang tersimpan dalam bawang bombai mentah ampuh untuk mengurangi kuantitas bakteri pemudar warna gigi. Jadi mulai sekarang, jangan sering-sering menyingkirkan bawang bombai dari menu kuliner favorit, ya.
  • Keju, susu, dan yoghurt. Dilansir dari foxnews.com, produk-produk yang mengandung susu kaya akan berbagai jenis mineral, seperti kalsium dan fosfor. Manfaatnya penting untuk menguatkan enamel dan memperindah gigi. Sementara itu, kandungan protein dalam yoghurt dapat membuat gigi tahan terhadap pembusukan. Salah satu jenis keju, seperti keju keras, berfungsi untuk memutihkan gigi serta melembutkan permukaan enamel.

 

Mulut dan gigi merupakan pintu pertama yang memungkinkan semua jenis makanan atau minuman masuk ke dalam tubuh. Jagalah pola hidup yang mendukung kesehatan gigi. Selalu ingat ya Mums, jika pertumbuhan gigi anak bagus, maka tumbuh-kembangnya secara keseluruhan juga pasti bagus. (TA/AS)

Baca juga: 10 Tips Menjaga Kebersihan Gigi