Geng Sehat pasti tahu topik Yanny vs Laurel yang menjadi perdebatan lucu netizen di media sosial akhir-akhir ini, kan? Bahkan, pembahasan ini sampai masuk ke trending topic dunia dan Indonesia, lho! Perdebatan ini mengingatkan kita dengan warna baju biru-hitam atau putih-emas yang juga sempat viral di media sosial. Bedanya, perdebatan kali ini adalah tentang suara atau audio clip yang terdengar seperti sedang menyebut nama Yanny atau Laurel.

 

Kejadian viral ini memang cukup menghibur sekaligus mengherankan banyak orang. Pasalnya, banyak yang bertanya-tanya, bagaimana bisa orang-orang mendengar nama yang berbeda dari satu audio clip yang sama? Lebih baik kita dengarkan saja langsung dari ahlinya!

 

“Ini memang fenomena yang sangat menarik,” ujar Neuroscientist Don Vaughn, PhD., kepada portal Health.com. Menurutnya, otak manusia adalah organ individu untuk interpretasi individual juga. “Tugas otak Kamu adalah membangun realitas yang paling memungkinkan. Jadi, organ ini membuat tebakan yang terbaik,” jelasnya. Alhasil, otak bisa saja menyimpulkan suara tersebut sedang menyebut nama Laurel atau Yanny.

Baca juga: Cara Menstimulasi Pendengaran Bayi
 

Namun, lanjut Vaughn, orang juga bisa mendengar kedua kata ini dari satu audio clip tersebut. “Artinya, kalau saya mengatakan, ‘Saya tahu Kamu mendengar Yanny, tetapi saya ingin Kamu mendengar Laurel’, saya rasa orang-orang akan bisa mendengar kedua nama itu,” jelas Vaughn. Menurut neuroscientist ini, hal tersebut adalah konflik antara firasat pertama dengan interpretasi lain yang berbeda.

 

Selain itu, dalam interpretasi unik dari otak atas audio pendek tersebut, baik itu Laurel ataupun Yanny, hal itu sangat tergantung dengan kemampuan seseorang dalam mendengarkan suara frekuensi tinggi dan frekuensi rendah.

 

Di antara komentar semua orang terhadap fenomena ini di media sosial, banyak yang mengatakan bahwa orang yang lebih muda pasti mendengar Yanny, dan yang mendengar Laurel adalah orang yang lebih tua. Meskipun komentar itu hanyalah candaan belaka, Vaughn mengatakan bahwa hal tersebut sesuai dengan teori.

 

Di dalam telinga manusia, terdapat sensor kecil yang disebut sel-sel rambut. Sensor tersebut menangkap gelombang suara dan mengirimnya ke otak. “Kalau Kamu sudah kehilangan sel-sel rambut itu, maka Kamu tidak bisa mendengar secara maksimal suara dengan frekuensi yang berbeda,” kata Vaughn.

Baca juga: Bahaya Mendengarkan Musik Menggunakan Headset
 

Vaughn berspekulasi, orang yang lebih tua dan memiliki sel-sel rambut lebih sedikit kemungkinan besar akan mendengar kata Laurel, karena tidak bisa mendengar kata Yanny yang merupakan suara berfrekuensi lebih tinggi.

 

“Hewan bisa mendengar suara dalam frekuensi yang berbeda-beda. Beberapa burung hanya bisa mendengar suara frekuensi tinggi dan ikan paus hanya bisa mendengar suara frekuensi rendah. Jadi, tidak heran juga jika beberapa orang lebih memperhatikan suara berfrekuensi tinggi,” jelas Vaughn.

 

Vaughn mengatakan bahwa frekuensi suara di audio yang viral tersebut memang cukup ekstrem. Sementara itu, kebanyakan orang sudah terbiasa mendengar suara dengan frekuensi sedang. Hal tersebut menyulitkan seseorang untuk memutuskan apakah nama yang disebut Laurel atau Yanny.

 

Hal itu memang terbukti benar, Gengs. Beberapa orang sudah mencoba membuktikannya dengan mengubah-ubah frekuensi suara di audio clip tersebut. Hasilnya bisa terdengar menjadi Laurel dan Yanny. Kalau frekuensinya direndahkan, yang terdengar adalah nama Laurel. Sementara ketika frekuensinya dinaikkan, akan terdengar nama Yanny.

Baca juga: Cara Membersihkan Telinga yang Tepat

 

Nah, sudah jelas kan penjelasannya, Gengs? Jadi, tidak perlu berdebat lagi sama teman Kamu untuk menentukan kata Laurel atau Yanny. Hal itu bisa dipengaruhi oleh persepsi pertama otak ketima mendengarkan audio clip tersebut, jumlah sel rambut di dalam telinga, dan kebiasaan Kamu mendengar suara berfrekuensi rendah atau tinggi. (UH/AS)