Keguguran adalah sebuah musibah yang sangat ditakuti oleh setiap orang tua, khususnya ibu wanita yang mengandung. Apalagi jika keguguran tersebut juga menyebabkan komplikasi tertentu yang tentunya juga membahayakan nyawa ibu yang mengandung. Salah satu komplikasi tersebut adalah abortus inkomplit, Apa saja pengeritan, gejala, dan pengobatan abortus inkomplit? Berikut penjelasan lengakapnya!

Baca juga: 6 Penyebab Wanita Susah Hamil

 

Apa Itu Abortus Inkomplit?

Abortus atau keguguran dikatakan inkomplit jika perdarahannya sudah mulai dan serviksnya sudah terbuka, namun sisa jaringan kehamilannya masih ada yang tertinggal di dalam rahim. Artinya, tidak seluruh janin ikut luruh karena tubuh kesulitan mengeluarkan seluruh jaringan janin.

 

Diagnosis abortus inkomplit tidak sama dengan missed miscarriage atau keguguran diam-diam, kondisi dimana embrio sudah mati namun serviksnya masih tertutup dan tidak terjadi pendarahan.

 

Gejala Abortus Inkomplit

Keguguran di trimester pertama biasanya diakibatkan oleh ketidaknormalan kromosom. Penyebab mengapa abortus inkomplit terjadi masih belum jelas, namun kondisi ini sering terjadi. Sebaliknya, abortus komplit jarang terjadi.

 

Gejala utama dari abortus inkomplit adalah pendarahan dan kram pada abdominal. Pada kebanyakan kasus, setelah diagnosis abortus inkomplit dilakukan, secara perlahan jaringannya akan keluar dengan sendirinya, meski membutuhkan waktu. Namun terkadang, ada jaringan-jaringan yang tetap tertinggal di rahim dan harus dikeluarkan dengan operasi atau pengobatan lainnya.

 

Pilihan Pengobatan untuk Abortus Inkomplit

Pengobatan untuk abortus inkomplit pada umumnya termasuk:

  • Prosedur operasi yang disebut dilasi dan kuretase (D&C)
  • Mengonsumsii obat misoprostol (cytotec)
  • Menunggu tubuh mengeluarkan sisa jaringan-jaringannya secara alami

Baca juga: 4 Tips Menjaga Kehamilan yang Harus Diperhatikan Selama Hamil

 

Lalu Pilihan Mana yang Terbaik?

Penelitian menunjukkan bahwa ketiga metode di atas memiliki tingkat keefektifan yang sama untuk abortus inkomplit trimester pertama. Untuk menentukannya, diperlukan pendapat dan preferensi wanita yang mengandung, bersama dengan rekomendasi dokter tergantung dengan kondisinya.

 

Menunggu Jaringan Keluar Secara Alami

Untuk bisa menunggu jaringan keluar secara alami, diperlukan pemeriksaan ketat, rutin, dan teliti dari dokter. Memang, pada kebanyakan kasus tubuh secara alami mengeluarkan sisa-sisa jaringan embrio tersebut tanpa masalah. Metode ini merupakan yang paling invasif dan alami. Namun, metode ini juga memiliki risiko tinggi abortus inkomplit yang lebih berbahaya dan risiko operasi D&C yang tidak direncanakan. Metode alami ini juga memiliki risiko pendarahan parah yang lebih tinggi. Pendarahan tersebut bisa berbahaya jika terlalu berat dan tidak kunjung berhenti. Jika pendarahan tersebut tidak bisa dikontrol, transfusi darah diperlukan.

 

Metode Operasi D&C

Operasi D&C bisa dilakukan jika wanita yang mengalami keguguran memilihnya atau untuk mencegah dan menghentikan pedarahan berat. Pada operasi D&C, dokter akan menggunakann alat kecil dan obat untuk membuka serviks supaya bisa memperoleh akses ke rahim. Prosedur ini dilakukan menggunakan anestesi umum.

 

Ketika sudah terakses ke rahim, dokter akan menggunakan kuret untuk mengikis sisi-sisi rahim dan mengumpulkan jaringan-jaringan sisa embrio yang masih tertinggal. Kuret yang digunakan bisa bersifat tajam atau menggunakan suction.

 

Walaupun D&C pada umumnya adalah prosedur yang aman, tetap ada potensi risiko akibat operasi ini, Berikut beberapa risiko komplikasi akibar prosedur D&C:

  • Perdarahan
  • Komplikasi anestesi
  • Kerusakan pada serviks
  • Evakuasi inkomplit dari sisa-sisa jaringan
  • Perforasi uterus
  • Infeksi
  • Luka pada dinding rahim yang bisa menyebabkan kondisi langka yang disebut sindrom Asherman. Sindrom ini terkadang bisa menyebabkan keguguran pada kehamilan selanjutnya, ketidaksuburan, atay kelahiran prematur pada kehamilan selanjutnya

 

Wanita yang terus mengalami perdarahan hingga berhari-hari setelah prosedur D&C atau mengalami keputihan yang tidak normal harus segera memeriksakannya dokter. Gejala lain akibat D&C yang perlu diwaspadai adalah nyeri dan kram pada abdominal yang tidak kunjung berhenti.

 

Pengobatan Oral dengan Misoprostol

Untuk pengobatan oral, misoprostol (cytotec) adalah obat pil yang bisa diberikan kepada wanita yang mengalami keguguran. Obat ini bisa dikonsumsi menggunakan 3 cara, yaitu lewat mulut, dimasukkan ke dalam vagina, atau diletakkan di bawah lidah (lalu dibiarkan hingga larut).

 

Misoprostol memiliki beberapa efek samping seperti nyeri pada abdominal, mual dan muntah, serta diare. Meskipun pada kebanyakan kasus misoprostol cukup ampuh, untuk beberapa wanita, obat ini tidak efektif dan diperlukan prosedur D&C. Secara keseluruhan, menggunakan pil ini memiliki kelebihan dengan risiko lebih rendah menyebabkan kerusakan pada sistem reproduksi. Namun, risiko perdarahannya lebih tinggi.

Baca juga: Mengenal Lebih Jauh Abortus Spontan Alias Keguguran

 

Kalau Mums mengalami abortus inkomplit, diskusikan baik-baik dengan dokter dan sesuaikan dengan preferensi sendiri. Jangan terlalu terburu-buru membuat keputusan jika kondisinya tidak terlalu mendesak. Yang penting, dalam menentukan keputusannya, kesehatan Mums harus menjadi prioritas utama.