Berbagai jenis aktivitas memiliki risiko tersendiri bagi kesehatan, termasuk aktivitas seksual. Kegiatan yang menyenangkan ini jika tidak dilakukan dengan hati-hati akan meningkatkan risiko penularan penyakit menular seksual atau sexually transmitted disease (STD). Baik wanita maupun pria memiliki peluang yang sama untuk tertular penyakit seksual, bahkan gejala yang didapat pun bisa tidak disadari oleh sebagian orang. Karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan secara rutin guna mengetahui kondisi kesehatan genital, terutama apabila Kamu sering melakukan hubungan seksual yang berisiko tinggi. Salah satu dari sekian banyak penyakit seks menular yang ada, yang dapat ditularkan dengan cepat ialah penyakit herpes, baik oral maupun genital.

 

Gejala dan penularan herpes genital

Penyakit ini dapat menular melalui kegiatan seksual, baik oral, vaginal, ataupun anal. Kebanyakan penyakit herpes genital disebabkan oleh herpes simplex virus tipe 2 (HSV-2). Sedangkan HSV tipe 1 (HSV-1) seringnya menyebabkan cold sores atau lepuhan berisi cairan yang muncul di bagian kulit. Gejala herpes dapat terjadi di bagian luar atau dalam organ genital. Gejala yang dapat terlihat yaitu:

- Luka lecet di sekitar penis, vagina, anus, atau di uretra (saluran kencing) walaupun jarang terjadi.

- Rasa gatal di sekitar area genital.

- Kulit area genital berwarna kemerahan dan pecah-pecah.

Gejala lain yang dirasakan tubuh yaitu pusing, sakit punggung, gejala menyerupai flu yang meliputi demam, pembengkakan kelenjar limfa, lemas, serta rasa sakit ketika buang air kecil, yang umumnya dialami oleh wanita.

Herpes genital memiliki gejala yang sering disalahartikan sebagai gejala penyakit lain, seperti infeksi jamur pada vagina, infeksi bakteri, atau infeksi saluran cerna. Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, perlu dilakukan pemeriksaan fisik serta tes darah oleh dokter. Perlu diketahui bahwa alat kontrasepsi, seperti kondom, tidak mampu mencegah penularan herpes sepenuhnya karena virus dapat berpindah dari bagian kulit yang tidak tertutup oleh kondom. Ibu hamil yang menderita herpes genital juga perlu berkonsultasi dengan dokter, karena herpes dapat ditularkan ke bayi selama proses persalinan.

 

Tidak bisa disembuhkan

Hal penting yang perlu diketahui juga mengenai penyakit seksual ini yaitu belum ada metode serta obat yang dapat menyembuhkannya. Gejala herpes genital hanya bisa dikontrol dan dikurangi, serta menonaktifkan virus tanpa bisa disembuhkan secara total. Karena itu, virus tetap memiliki potensi untuk aktif kembali walaupun penderitanya telah menerima pengobatan. Pengobatan  yang dilakukan berfungsi untuk mengurangi gejala dan rasa sakit yang ditimbulkan dari herpes, dan mengurangi risiko penularan kepada pasangan.

 

Walaupun dengan pengobatan yang terkontrol, rata-rata penderita herpes dapat mengalami gejala kambuhan sekitar 4-5 kali dalam setahun. Seiring berjalannya waktu, sistem imun tubuh menjadi lebih kuat terhadap virus dan mengurangi jumlah gejala yang muncul. Beberapa faktor yang mendorong munculnya kembali gejala herpes yaitu aktivitas seksual, kelelahan, sakit, menstruasi, dan stres.

 

Pencegahan

Infeksi virus HSV dapat dilakukan melalui kontak dengan organ genital ataupun oral-genital. Penularan herpes genital dari pria ke wanita lebih sering terjadi dibandingkan dari wanita ke pria. Kunci utama untuk menghindari infeksi vius HSV yang menyebabkan herpes tentunya dengan tidak melakukan hubungan seksual bersama orang yang terinfeksi. Hal-hal lain yang bisa dilakukan untuk mencegah berpindahnya virus HSV yaitu:

- Jangan mencium pasangan yang memiliki cold sores di bagian mulut.

- Hindari kontak genital, anal, dan oral ketika pasangan memiliki luka pada bagian tersebut.

- Cuci tangan setelah menyentuh area yang terinfeksi.

- Gunakan kondom lateks ketika melakukan hubungan seksual.