Indra penglihatan si Kecil berkembang pada saat usianya memasuki 18 bulan dan sempurna pada usia 5 tahun. Mata bayi, terutama pada bayi yang terlahir prematur, sangat sensitif dan rawan terjadi masalah. Namun, tidak perlu terlalu khawatir. Jika terdeteksi sejak awal, beberapa masalah penglihatan pada anak bisa ditangani dan disembuhkan kok, Mums!

 

Baca juga: Awas, Tertular Sakit Mata!

 

Perkembangan Penglihatan Anak

Pada awal si Kecil lahir, ia sudah bisa mengenali terang dan gelap dengan jarak pandang sekitar 30 cm saja. Setelah menginjak usia 4-6 bulan, barulah ia mulai bisa mengikuti segala objek bergerak yang dilihatnya.

 

Pada usianya ke 7-8 bulan, si Kecil mulai mengenal warna dan matanya sudah bisa berkoordinasi dengan baik saat melihat objek. Ketika menginjak usia 9 bulan, jarak pandang si Kecil sudah mencapai 3 meter. Sementara pada usia 4 tahun, kemampuan penglihatannya sudah sama dengan orang dewasa.

 

Tanda Terdapat Kelainan Mata pada Anak

Mums bisa mendeteksi ada yang salah dengan mata si Kecil lewat beberapa hal:

  • Di minggu pertama dilahirkan, ia akan menghindari cahaya.
  • Menginjak usia 1-2 bulan, ia belum bisa menatap wajah Mums.
  • Pada usia 3 bulan, ia belum bisa merespons objek yang ditemuinya.
  • Ketika memasuki usia 9 bulan, ia belum menujukkan reaksi pada gerakan yang tiba-tiba.
  • Pada usia batita, ia suka menggosok-gosokkan matanya, kurang fokus, matanya memerah, dan pupil berwarna putih.

 

Selain itu, Mums bisa mengetes penglihatan si Kecil bermasalah atau tidak dengan beberapa cara:

  • Gunakan mainan yang berbunyi dan memiliki warna cerah, lalu gerakkan di depan si Kecil. Reaksi yang ditimbulkan si Kecil bisa membantu Mums untuk mengetahui kualitas penglihatannya.
  • Ajak si Kecil bermain sambil bercerita. Kemudian, minta ia untuk mengidentifikasi objek yang ada di dalam cerita. Dengan cara tersebut, Mums bisa mengenali tanda adanya kelainan penglihatan pada anak. Segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

 

Baca juga: Awas! Perhatikan Gejala Mata Minus Ini!

 

Masalah Penglihatan pada Anak

Berikut kemungkinan adanya masalah penglihatan pada anak jika ia menunjukkan beberapa tanda yang sudah disebutkan sebelumnya:

 

  • Mata juling (strabismus)

Kelainan pada posisi bola mata yang mengakibatkan kedua mata tidak dapat fokus pada suatu objek secara bersamaan. Biasanya, strabismus terjadi karena kekuatan otot kanan dan otot kiri bola mata tidak sama.

 

  • Mata malas (amblyopia)

Biasanya mata malas dialami ketika strabismus tidak diobati. Jadi, otak tidak belajar untuk melihat dengan baik akibat mata lemah.

 

  • Katarak

Kondisi ini menyebabkan lensa mata keruh dan penglihatan berkurang. Penyakit ini bisa terjadi sejak kecil atau berkembang seiring waktu.

 

  • Kesalahan bias

Kondisi ini terjadi jika si Kecil memiliki bentuk kornea yang tidak teratur dan mendistorsi apa yang dilihatnya. Kesalahan bias ini meliputi rabun jauh, rabun dekat, dan astigmatisma.

 

  • Buta warna

Tidak dapat membedakan berbagai warna karena hanya bisa melihat warna hitam, abu-abu, dan putih. Umumnya, buta warna merupakan penyakit turunan.

 

  • Ptosis

Kondisi penderita ptosis adalah seperti orang yang mengantuk. Pasalnya, kelopak mata bagian atas tidak terbuka dengan sempurna akibat otot kelopak mata lemah. Masalah penglihatan ini berpotensi lebih besar menyerang bayi jika ada riwayat masalah yang sama dalam keluarga. 

 

  • Infeksi mata

Jenis infeksi mata yang paling sering menyerang anak-anak adalah infeksi pada selaput lendir putih atau yang disebut dengan mata merah. Penyebabnya dikarenakan virus, kuman, atau jika dari lahir terkena kuman kencing nanah yang berasal dari Mums. Belekan pada si Kecil sangat bahaya apabila tidak ditangani segera.

 

  • Retinoblastoma

Tumor ganas dapat terjadi disebabkan oleh mutasi gen. Namun, penyebab retinoblastoma biasanya adalah faktor keturunan.

 

Baca juga: Bayi Juga Bisa Mengalami Katarak selayaknya Anak Kedua Asri Welas

 

Penting untuk Mums memperhatikan gejala masalah penglihatan pada anak agar bisa langsung dibawa ke dokter anak dan melakukan pemeriksaan dini. Karena semakin cepat ditangani, maka semakin besar kemungkinan untuk sembuh atau mengontrol kondisi kesehatan si Kecil. (AP/AS)