Beberapa waktu lalu kita semua dikejutkan dengan berita meninggalnya Julia Perez setelah menderita penyakit kanker serviks bertahun-tahun lamanya. Penyakit ini memang sudah lama menghantui Julia Perez dan “memakan” kondisi fisiknya.

 

Julia Perez yang tadinya dikenal sebagai seorang selebriti dengan tubuh yang berisi dan indah, perlahan-lahan berubah menjadi sangat kurus. Rambutnya yang tadinya panjang dan sangat lebat pun berguguran akibat efek samping dari kemoterapi, yang merupakan salah satu bagian dari pengobatan penyakit ini. Singkatnya, efek dari penyakit kanker memang mengerikan sekali.

 

Tidak heran setelah berita ini tersebar luas, hampir semua teman perempuan saya menjadi sangat takut akan keganasan penyakit ini. Banyak dari mereka yang kemudian mencari informasi lebih banyak lagi mengenai kanker serviks. Oleh karena itu, kali ini saya ingin membahas lebih lanjut mengenai penyakit yang merupakan penyebab kematian wanita nomor 1 di Indonesia.

 

Apa itu Kanker Serviks?

Kanker serviks adalah kanker yang biasanya muncul pada leher rahim seorang wanita. Leher rahim sendiri berada di pintu masuk ke dalam rahim. Kanker serviks biasanya menyerang wanita yang sudah aktif berhubungan seksual.

 

Oleh karena itu, jangan terkecoh dan mengganggap bahwa penyakit ini hanya bisa menyerang wanita yang sudah berumur saja! Faktanya pada tahun 2012, penyakit ini juga menyerang wanita yang berusia di bawah 20 tahun.

 

Menurut Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wicaksono yang dikutip melalui kumparan.com, setiap tahunnya ada kurang lebih 15.000 kasus kanker serviks di Indonesia. Hal inilah yang membuat kanker serviks disebut sebagai pembunuh wanita nomor 1 di Indonesia. Jadi, memang kita sebagai perempuan harus waspada akan penyakit ini.

 

Penyebab Kanker Serviks

Kanker serviks disebabkan oleh virus yang bernama human papillomavirus atau biasa disebut HPV. HPV ini sebenarnya adalah kumpulan jenis virus dan tidak semuanya berbahaya. Akan tetapi, ada beberapa jenis HPV, seperti HPV 16 dan HPV 18, yang menyebabkan 70 persen kasus kanker serviks.

 

Nah, proses penyebaran ini biasanya paling sering melalui hubungan seksual. Penularan melalui kontak non-seksual, seperti melalui gagang pintu ataupun dudukan WC, pun bisa terjadi, akan tetapi kemungkinannya sangat kecil.

Baca juga: Vaksin HPV Lebih Efektif Mencegah Kanker Serviks

 

Gejala yang Muncul

Jika baru stadium awal, kanker serviks tidak akan menunjukkan gejala yang berarti. Hal inilah mengapa kebanyakan orang biasanya baru mengetahui dirinya terkena kanker serviks ketika sudah stadium lanjut. Biasanya saat itu sudah sulit untuk diobati. Umumya, kanker serviks memiliki gejala yang terlihat, seperti:

  • Terjadi perdarahan setelah berhubungan seks.
  • Terjadi perdarahan  pada waktu selain haid.
  • Rasa sakit dan tidak nyaman ketika berhubungan seks.
  • Keputihan yang berbau tidak sedap.

 

Pengobatan Kanker Serviks

Cara pengobatan kanker serviks sangat tergantung pada stadium kanker itu sendiri. Semakin rendah stadiumnya, maka pengobatannya pun semakin mudah. Biasanya pengobatan kanker serviks dilakukan dengan cara-cara seperti operasi pengangkatan leher rahim atau seluruh rahim. Operasi ini biasanya dilakukan ketika kanker masih berada pada stadium awal. Dengan mengangkat jaringan yang sudah terinfeksi kanker, diharapkan kanker tidak dapat menyebar ke bagian lain dan penderita bisa sembuh sepenuhnya. Selain itu, untuk stadium lanjut dapat melakukan radioterapi dan kemoterapi.

Baca juga: 6 Tes Kesehatan yang Harus Dilakukan Oleh Wanita

 

Cara Menghindari Kanker Serviks

Ada berbagai cara untuk menghindari kanker serviks, misalnya:

 

1. Kondom

Menggunakan kondom adalah salah satu cara paling mudah untuk mencegah penyebaran infeksi. Akan tetapi, penggunaan kondom terkadang tidak selalu dilakukan, terutama pada pasangan yang sudah menikah. Oleh karena itu, saya sarankan untuk juga melakukan pencegahan lain supaya hasilnya pun bisa maksimal.

 

2. Melakukan vaksin HPV

Saat ini, memang sudah ada vaksin HPV yang bisa membantu tubuh kita memiliki kekebalan dari virus tersebut. Memang vaksin tersebut belumlah mencakup seluruh jenis virus yang ada. Akan tetapi, menurut saya lebih baik mencegah daripada mengobati.

 

Vaksin ini sendiri bisa dilakukan dari usia 9 tahun. Menurut dari apa yang saya baca, lebih baik melakukan vaksin ini sebelum aktif berhubungan seks, sehingga perlindungan pun bisa optimal.

 

3. Skrining pap smear

Untuk wanita yang sudah aktif melakukan hubungan seksual, memang dianjurkan untuk melakukan skrining pap smear setiap tahunnya. Dengan melakukan pap smear, diharapkan kita bisa mengetahui adanya sel-sel abnormal yang di leher rahim. Semakin dini diketahui adanya sel abnormal, maka semakin mudah pula penyembuhannya.

 

Jadi, apa saja yang sudah Kamu lakukan untuk mencegah kanker serviks menyerang, Gengs? Jika belum, yuk lakukan mulai dari sekarang. Sayangi dirimu, sebab tidak ada yang bisa menjaga tubuh Kamu selain diri Kamu sendiri!

Baca juga: Yuk, Lakukan 9 Langkah Deteksi Dini Terhadap Kanker Serviks!