Mums, tidak ada salahnya sesekali mengamati bentuk punggung si Kecil saat berdiri. Apakah bahu kanan dan kirinya simetris dan sama tinggi? Kalau punggung miring atau nampak tidak seimbang meskipun samar-samar, tidak ada salahnya cek tulang belakangnya ke dokter untuk deteksi skoliosis.

 

Skoliosis adalah kelainan bentuk tulang belakang di mana tulang melengkung lebih dari 10 derajat. Jadi bentuk tulang punggungnya membentuk huruf C atau S. Derajat melengkungnya ini berbeda-beda ya Mums, ada yang ringan atau sangat berat hingga lengkunganya lebih dari 40 derajat.

 

Sebagian orang tua khawatir skoliosis ini membahayakan atau disebabkan penyakit tertentu. Padahal, tidak selalu. Baca penjelasan dokter ortopedi berikut ya untuk mengenal lebih jauh skoliosis. 

 

Penyebab Skolisosis Kebanyakan bukan karena Penyakit

Dijelaskan oleh dr. Widyastuti Srie Utami, SpOT(K), dokter spesialis ortopedi konsultan tulang belakang dari RS Pondok Indah, Jakarta, kebanyakan skoliosis adalah kelainan bawaan sejak lahir dan penyebabnya idiopatik atau tidak diketahui.

 

“Artinya anak itu sehat dan tidak memiliki penyakit tertentu yang menyebabkan bentuk tulang punggungnya melengkung. Hanya 10 persen yang disebabkan penyakit seperti cerebral palsy atau kelainan otot,” jelas dr. Widyastuti dalam acara media edukasi, Senin. 21 Agustus 2023.

 

Peluang skolisosis pada anak laki-laki dan perempuan sama, namun memang skoliosis pada anak perempuan memiliki risiko 5-10 kali lebih tinggi untuk memburuk hingga membutuhkan terapi.

 

Mums bisa mengenali gejala atau tanda-tanda skoliosis sejak dini, atau sejak anak-anak. Misalnya bahu si kecil nampak yang tidak seimbang di mana salah satu sisi, kanan atau kiri lebih tinggi. Selain itu biasanya satu bahu nampak lebih menonjol, atau pinggang pun jadi miring. “Tapi memang kebanyakan skoliosis baru terlihat jelas di usia remaja atau bahkan dewasa,” ujar dr. Widyawati.

 

Meskipun bukan penyakit mematikan, namun skoliosis yang berat bisa menyebabkan komplikasi seperti masalah penapasan karena tulang iga menekan paru-paru. Komplikasi lainnya adalah punggung pegal terus menerus, dan secara estetika mengubah postur menjadi tidak indah dilihat.

 

Terapi Skolisosis, tidak Selalu Operasi

Menurut dr. Widyastuti, terapi untuk skoliosis sangat tergantung seberapa berat tulang belakang melengkung. “Anak-anak yang mengalami skoliosis sangat ringan bahkan tidak membutuhkan terapi sama sekali, hanya dibutuhkan kunjungan rutin ke dokter untuk chek up untuk melihat apakah lengkungannya bertambah atau tidak.”

 

Pada anak dengan skoliosis sedang atau berat, dokter akan menyarankan penggunaan brace. Brace adalah alat yang mampu menjaga agar kelengkungan skoliosis tidak bertambah parah. Biasanya brace akan dipakai sampai usia 14 tahun untuk anak perempuan dan 16 pada anak laki-laki. Semakin sering dipakai, maka brace akan semakin cepat memperbaiki lengkungan. 

 

Anak-anak dengan skoliosis juga disarankan untuk olahraga yang fokus peregangan otot seperti berenang.

 

Operasi dipertimbangkan untuk skoliosis sedang dan berat di mana kelengkugan tulang belakang mencapai 40 atau 45 derajat atau brace sudah tidak efektif. Syarat operasi antara lain tulang sudah matang atau masa pertumbuhan selesai. Jika tulang anak sudah berhenti tumbuh maka risiko skoliosis bertambah berat berkurang, dan saat ini pemakaian barce juga sudah tidak efektif.

 

Nah, Mums tidak perlu kecil hati saat si Kecil ternyata didiagnosis skoliosis. Selama derajatnya ringan, dan diterapi sejak dini, skoliosis bisa disembuhkan hingga tulang belakang memiliki posisi normal dan kelak ia dapat tumbuh tegap dan gagah.