Mums mungkin pernah membaca atau mendengar berita tentang peningkatan kasus campak di beberapa daerah. Salah satu penyebabnya adalah penurunan cakupan imunisasi akibat pandemi Covid-19. Selama masa pandemi, cakupan vaksinasi anak terus menurun hingga mencapai rekor tertinggi di tahun 2021 yakni 40 juta anak melewatkan dosis vaksin campak.

 

Kondisi ini membuat jutaan anak rentan terhadap infeksi. Bahkan, diperkirakan 128.000 orang meninggal akibat campak pada tahun 2021. Kasus ini didominasi oleh anak di bawah usia lima tahun. Jika dibandingkan dengan kasus campak 2021 lalu, peningkatan kasus campak di Indonesia kini cukup signifikan, yakni kurang lebih 32 kali lipat. Sementara itu, ada sekitar lebih dari 1,7 juta bayi di Indonesia yang belum mendapatkan vaksin dasar selama periode 2019-2021.

 

Kenali Gejala Campak

Kalau Mums termasuk salah satu orang tua yang melewatkan dosis vaksin campak selama pandemi, ada baiknya mengenali apa itu campak dan gejalanya. Gejala campak muncul 7 hingga 14 hari setelah kontak dengan virus. Gejala yang umum meliputi demam tinggi, batuk, pilek, dan mata berair.

 

Setelah itu, ruam campak muncul 3 sampai 5 hari setelah gejala pertama. Berikut merupakan tanda dan gejala campak yang perlu diketahui dan diwaspadai oleh orangtua terhadap anak:

 

7 – 14 hari setelah infeksi campak: gejala pertama muncul demam tinggi, batuk, pilek, mata merah dan berair (konjungtivitis)

2-3 hari setelah gejala muncul: Muncul bintik putih (bintik kolpik) di dalam mulut

3-5 hari setelah gejala muncul: Muncul ruam campak (bintik merah datar) yang menyebar pada tubuh, benjolan kecil-kecil dapat muncul di atas bitnik merah yang rata, bintik-bintik pada kulit dapat menyatu saat menyebar ke seluruh tubuh, serta demam tinggi yang melonjak sampai suhu 40oC.

 

Saat ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menargetkan eliminasi campak dan rubella secepatnya untuk tahun 2023. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) atas tingginya penularan campak di Indonesia. Dari hasil laporan, kasus penularan campak ada di 31 provinsi hingga Desember 2022 lalu.

 

Cegah dengan Imunisasi

Campak merupakan salah satu penyakit dalam golongan Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Campak juga adalah salah satu virus manusia yang paling menular dan hampir seluruhnya dapat dicegah melalui vaksinasi. Oleh karena itu, kesadaran orang tua terhadap program vaksin anak pada saat ini sangatlah penting.

 

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengatakan bahwa vaksinasi adalah tindakan preventif, oleh sebab itu orangtua diharapkan memberikan vaksin secara bertahap kepada anak sehingga anak-anak tumbuh sehat. Imunisasi rutin seperti vaksinasi campak, gondongan dan rubella penting dilakukan dalam mencegah wabah, sakit berat, cacat dan kematian bayi dan anak.”

 

Ada dua jenis vaksin yang tersedia, yaitu MR (measles, rubella) dan MMR (measles, mumps, dan rubella). Vaksin MMR dapat diberikan sebagai langkah pencegah campak, gondok, dan rubella pada orang berusia 12 bulan atau lebih. Ikatan Dokter Anak Indonesia merekomendasikan pemberian vaksin campak rubella (MR) diberikan saat anak berusia 9 bulan. Jika sampai berusia 12 bulan anak belum mendapatkan vaksin MR dapat diberikan MMR mulai usia 12-15 bulan, dosis kedua 5-7 tahun.

 

Program vaksinasi campak perlu didukung. Dukungan juga datang dari MSD Indonesia, salah satu produsen vaksin ternama. Managing Director MSD Indonesia, George Stylianou mengatakan, “Harapan kami, MSD Indonesia dapat terus mendukung pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan anak, khususnya untuk membantu tercapainya target pelayanan imunisasi rutin di Indonesia saat ini," tutup George.