Si Kecil punya teman khayalan? Lucu ya, Mums. Tapi, mungkin Mums bingung, apakah harus khawatir? Mums enggak sendirian, kok. Meskipun lucu ketika anak menceritakan tentang petualangan hariannya bersama ‘teman’ ini, banyak orang tua yang khawatir jika anak punya teman khayalan. 

 

Apakah ini artinya anak tidak bahagia? Apakah ini pertanda masalah kesehatan? Haruskah orang tua membiarkannya atau haruskah memberitahu anak bahwa ‘temannya’ ini tidak nyata? Supaya Mums enggak bingung, baca penjelasan di bawah ini terkait anak punya teman khayalan, ya!

 

Baca juga: Aktivitas Meningkat Selama Libur Sekolah, Tetap Jaga Kekebalan Tubuh Si Kecil

 

Apa Itu Teman Khayalan?

Teman khayalan adalah teman yang si Kecil buat menggunakan imajinasinya. Teman khayalan ini bisa jadi dalam bentuk anak lain, boneka, hewan, mainan, dan lainnya. Beberapa anak memiliki satu teman khayalan dalam waktu yang lama. Sementara itu, sebagian anak lain memiliki teman khayalan yang berbeda-beda setiap hari. Si Kecil juga bisa memiliki lebih dari satu teman khayalan.

 

Kenapa Anak Punya Teman Khayalan?

Kalau si Kecil punya teman khayalan, mungkin yang pertama tersirat di pikiran Mums adalah, ia mungkin kesepian atau tidak bahagia. Padahal, kemungkinan besar itu bukan penyebabnya. Ada beragam penyebab anak punya teman khayalan:

  • Supaya bisa berkuasa: teman khayalan memberikan anak kesempatan untuk menggunakan kekuasaan terhadap lingkungannya. Teman yang nyata mungkin bisa merebut mainannya atau berbeda pendapat tentang permainan apa yang mau dimainkan bersama. Sementara itu, teman khayalan tidak memberikan masalah tersebut.
  • Untuk melampiaskan kesalahan: teman khayalan bisa anak gunakan sebagai kambing hitam dari kesalahannya sendiri. Sebagai contoh, ketika Mums memarahi si Kecil karena memecahkan pajangan, ia akan mengatakan bahwa yang melakukannya adalah teman khayalannya.
  • Mencari keamanan: teman khayalan dapat membantu membangun keamanan dan kenyamanan anak, serta meningkatkan kepercayaan diri dan keberaniannya. Contohnya, si Kecil mungkin akan mengatakan kepada teman khayalannya saat akan tidur malam, “Jangan takut sama monster di bawah tempat tidur, ya,” dan sekaligus meredakan rasa takutnya sendiri.
  • Supaya memiliki teman yang selalu ada di sampingnya: teman nyatanya tidak mungkin akan selalu berada di samping anak, sementara teman khayalan tidak akan pernah meninggalkannya. 

 

Baca juga: Manfaat Belajar Science Sejak Dini untuk Anak

 

Kapan Umumnya Teman Khayalan Anak Muncul?

Teman khayalan biasanya muncul ketika anak menginjak usia 2-3 tahun. Pada tahapan usia ini, imajinasi anak berkembang, sehingga ia bisa menciptakan teman khayalan.

 

Apakah Normal Jika Anak Punya Teman Khayalan?

Mums tidak perlu khawatir, anak memiliki teman khayalan itu normal dan bahkan sangat umum terjadi. Ini belum tentu berarti si Kecil pasti merasa kesepian, stres, atau memiliki masalah kesehatan tertentu.

 

Kapan Anak Berhenti Memiliki Teman Khayalan?

Si Kecil bisa memiliki teman khayalan selama beberapa bulan hingga beberapa tahun. Penelitian menemukan bahwa beberapa anak masih memiliki teman khayalan hingga usia 6-7 tahun. 

 

Baca juga: Banyak Manfaatnya, Biarkan Anak Bebas Main di Lantai!

 

Kapan Anak Punya Teman Khayalan Menjadi Masalah?

Pada umumnya, anak punya teman khayalan bukan suatu masalah. Namun, Mums tetap perlu memantau kesehatan mental si Kecil. Beberapa orang tua khawatir jika anaknya punya teman khayalan, ia akan sulit memiliki teman yang nyata. Namun, hal ini tidak benar. Anak yang punya teman khayalan normalnya juga memiliki banyak teman nyata. 

Tetapi jika Mums memiliki kekhawatiran tertentu, sebaiknya konsultasikan dengan ahli. Mums juga perlu berkonsultasi dengan dokter jika:

  • Anak takut dengan teman khayalannya.
  • Anak mengatakan teman khayalannya tidak mau meninggalkannya atau tidak mau berhenti bicara dengannya.
  • Anak mengatakan teman khayalannya mengancam dan mendorongnya untuk melakukan hal-hal yang berbahaya terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.
  • Anak memiliki perubahan perilaku dan sikap setelah memiliki teman khayalan.
  • Mums khawatir dengan perkembangan anak, seperti perkembangan bicara atau interaksi sosial.
  • Ada riwayat gangguan psikologis di keluarga Mums dan Dads.

Jika si Kecil tidak menunjukkan masalah-masalah tersebut, Mums tidak perlu khawatir jika ia memiliki teman khayalan. Biarkan si Kecil berimajinasi di waktu yang tepat!

 

Sumber:

What To Expect. Imaginary Friends and Toddlers. September 2022.
American Academy of Pediatrics, Emotional Development in Preschoolers Opens a new window, November 2009. | Show in the article