Apakah Mums pernah melihat si Kecil berbicara dengan seseorang ketika sedang bermain sendirian atau menyebutkan memiliki seorang teman bernama A, padahal tidak ada temannya yang bernama tersebut? Jangan langsung panik atau khawatir si Kecil melihat hantu, ya. Pasalnya, di usia 2,5 tahun, wajar jika anak punya teman imajinasi. Yuk, cek infonya lebih lanjut!

 

Kapan Anak Punya Teman Imajinasi?

Teman imajinasi adalah teman khayalan yang dibuat oleh anak-anak berdasarkan imajinasi mereka. Wujudnya tidak hanya dalam bentuk manusia saja, melainkan bisa dalam berbagai bentuk serta ukuran, misalnya hewan, karakter di buku cerita, boneka, dan lain sebagainya.

 

Kemunculan teman imajinasi pun bervariasi, tergantung mood atau khayalan si Kecil. Ada yang memang menurut si Kecil selalu hadir menemaninya, ada yang hanya muncul di waktu-waktu atau lokasi tertentu, ada pula yang memiliki nama atau tidak sama sekali.

 

Anak punya teman imajinasi adalah hal yang normal dalam tumbuh kembangnya. “Imajinasi anak-anak mulai berkembang di usia 2,5-3 tahun. Mereka pun mulai suka bermain peran. Sebanyak 65% anak punya 1 atau 2 teman imajinasi,” ujar Susan Newman, Ph.D., social psychologist sekaligus penulis The Case for the Only Child: Your Essential Guide.

 

Tidak ada batasan usia kapan si Kecil akan berhenti bermain dengan teman-teman khayalannya. Namun, kebanyakan teman imajinasi akan hilang ketika ia mulai berkawan dengan teman-teman sebayanya.

 

Laura Markham, Ph. D., penulis Peaceful Parent, Happy Kids, menjelaskan bahwa anak perempuannya tidak lagi bermain dengan teman imajinasinya ketika mereka pindah rumah ke kota lain.

 

“Saat saya menanyakan tentang Betsy, anak perempuan saya mengatakan teman imajinasinya itu tetap tinggal di Michigan. Kebanyakan teman imajinasi memang akan menghilang ketika masa kanak-kanak berlalu,” jelasnya.

 

Pada beberapa kasus, teman imajinasi tidak sepenuhnya menghilang dari memori anak-anak, hanya saja mereka tidak lagi membicarakannya. Jika si Kecil termasuk dalam kategori ini, Mums tidak perlu khawatir ada yang salah dengan dirinya, ya. Faktanya, ada beberapa orang yang ternyata tetap memilih menyimpan kenangan akan teman imajinasinya hingga mereka dewasa.

 

Mengapa Anak Punya Teman Imajinasi?

Mungkin ada orang tua yang menyangka anak punya teman imajinasi karena ia kesepian. Ada pula yang takut ini menandakan anak memiliki masalah mental. Namun, itu hanya mitos ya, Mums.

 

Teman imajinasi sebenarnya memiliki fungsinya sendiri, yakni:

  • Mendengarkan dan mendukung si Kecil.
  • Menemani si Kecil bermain.
  • Dapat melakukan hal yang tidak bisa dilakukan oleh si Kecil.
  • Spesial hanya dimiliki oleh si kecil.
  • Tidak menghakimi atau menyalahkan si Kecil.

 

Anak akan memiliki kuasa penuh atas tindak-tanduk teman imajinasinya. Itulah mengapa si Kecil menganggap teman imajinasinya sebagai teman yang spesial. Si Kecil pun akan merasa ia boleh berimajinasi sebebas-bebasnya bersama temannya. Mereka bisa menjadi polisi, bermain masak-masakan, terbang menjelajah angkasa, dan lain-lain. Ketika si Kecil bermain dengan teman imajinasinya, justru Mums bisa belajar banyak tentang dirinya. Mulai dari apa yang ia pikirkan, rasakan, sukai, dan tidak ia sukai.

 

Hingga saat ini, belum ada penelitian yang menunjukkan hubungan antara memiliki teman imajinasi dengan IQ anak. Namun pada beberapa riset, ujar Dr. Markham, anak-anak yang memiliki teman imajinasi disebutkan lebih terampil untuk melihat sebuah isu dari perspektif orang lain.

 

Sedangkan Dr. Newman menambahkan, sebuah studi terhadap anak-anak prasekolah yang ditulis oleh Jerome Singer, Yale emeritus of phsychology, dan asisten riset Dorothy Singer, menemukan bahwa anak-anak yang punya teman imajinasi cenderung lebih imajinatif, memiliki lebih banyak kosakata, lebih mudah menghibur dirinya sendiri, serta mudah berbaur dengan teman-teman sekolahnya.

 

Terkait dengan masalah mental, sampai sekarang belum ditemukan bukti bahwa anak-anak yang memiliki teman imajinasi mengalami masalah mental. “Ini berbeda dengan Dissociative Identity Disorder atau memiliki kepribadian ganda, yang merupakan kasus yang sangat langka. Anak-anak yang memiliki teman imajinasi akan tumbuh menjadi orang dewasa yang kreatif dan imajinatif,” terang Dr. Marhkam.

 

Kapan Perlu Khawatir?

Meski anak punya teman imajinasi menjadi bagian dari perjalanan tumbuh kembangnya, Mums perlu hati-hati jika:

 

  1. Diminta melakukan apa saja untuk teman imajinasinya

Mums mungkin akan dimintai tolong oleh si Kecil melakukan beberapa hal untuk teman imajinasinya. Alih-alih melakukannya, Mums bisa menyemangati si Kecil untuk melakukannya sendiri. Dengan begitu, keterampilan si Kecil untuk melakukan banyak hal pun akan ikut berkembang.

 

  1. Berbicara melalui teman imajinasinya

Ada beberapa anak yang bersikeras untuk berdiskusi dengan teman imajinasinya dulu dalam setiap kesempatan. Misalnya ketika Mums menyuruhnya menyumbangkan mainannya, ia mengatakan untuk menanyakan kepada teman imajinasinya terlebih dahulu. Jika terjadi seperti itu, katakan dengan tegas, tetapi tetap lembut, bahwa Mums ingin mengetahui pendapatnya, bukan pendapat teman imajinasinya.

 

  1. Menyalahkan teman imajinasinya

Terkadang anak-anak akan menampik ketika ia ketahuan melakukan kesalahan karena takut dimarahi. Alhasil, teman imajinasinya lah yang akan jadi kambing hitam si Kecil. Trik mengatasi hal ini adalah katakan kepada si Kecil bahwa teman imajinasi tidak akan melakukan hal tersebut. Lalu, tetap disiplinkan si Kecil terkait kesalahan yang ia lakukan.

 

Terakhir, tentu saja jika insting Mums merasa ada yang salah dengan si Kecil, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter atau ahlinya. Bagaimanapun juga, insting ibu sangat kuat dan tidak boleh diabaikan. 

 

Referensi

Good Housekeeping: Why Do Children Have Imaginary Friends, and How Far Do You Have to Play Along?

Raising Children: Imaginary friends

What to Expect: Imaginary Friends and Toddlers