Kalau bicara kanker payudara, sebagian besar wanita merasa tidak nyaman. Cerita-cerita “seram” penderita kanker payudara di mana sebagian di antaranya tidak dapat survive, selalu menghantui. Padahal, tidak sedikit juga cerita sukses pasien yang berhasil menaklukkan kanker nomer satu pada perempuan ini. Kuncinya adalah jangan takut untuk deteksi sejak dini dan berobat sesuai anjuran dokter.

 

Kini sudah tahun 2023, sudah bukan 10 atau 20 tahun lalu. Tentu saja, penatalaksanaan kanker payudara semakin berkembang dan memberikan harapan bagi pasien untuk bisa mendapatkan pengobatan yang efektif, aman dan nyaman, berpeluang sembuh serta meningkatkan kualitas hidup. Yuk, kita pahami dulu sekilas tentang jenis-jenis kanker payudara dan pengobatannya!

 

Pengobatan Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman

Kanker payudara masih menjadi ancaman perempuan di seluruh dunia. Di Indonesia, kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak ditemukan pada perempuan dan menjadi penyebab kematian akibat kanker tertinggi pada perempuan Indonesia, yakni 21,4%.

 

Ada beberapa jenis kanker payudara, dan dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk memutuskan jenis kankernya. Penentuan jenis kanker ini bertujuan untuk pemilihan terapi yang tepat. Jadi, sama-sama kanker payudara, pengobatannya bisa berbeda sesuai tipe atau jenis kanker payudaranya.

 

Salah satu jenis kanker payudara yang ganas dan menyebar lebih cepat adalah kanker payudara jenis HER2-positif. Dokter spesialis onkologi, DR. Dr. Andhika Rachman, SpPD-KHOM, FINASIM menjelaskan, “HER2 atau Human Epidermal Growth Factor Receptor 2 merupakan protein yang terdapat di permukaan sel yang berfungsi untuk pertumbuhan dan penyebaran sel. Jika jumlah HER2 terlalu banyak dapat mengakibatkan pertumbuhan sel yang cepat dan tidak terkendali. Pada sel kanker HER2 positif maka sel kanker menjadi lebih agresif dan menyebar dengan cepat. Kanker HER2 positif ditemukan pada 15–20% dari kanker payudara dan memiliki prognosis (perjalanan penyakit) yang buruk. Deteksi dini dan penatalaksanaan yang tepat terhadap kanker payudara HER2 positif menjadi sangat penting untuk memaksimalkan penanganannya.”

 

Jadi, satu dari lima pasien kanker payudara termasuk HER2-positif. Pengobatan untuk kanker payudara HER2 positif ini pun pada akhirnya sangat spesifik, di mana obatnya menyasar rlangsung ke eseptor HER2 ini sehingga sel kanker tidak dapat berkembang.

 

Pengobatannya dengan menggabungan antiboi pertuzumab dan trastuzumab. Kedua obat ini diberikan dengan cara disuntikkan. Menurut dr. Andhika, manfaatnya setara dengan dengan obat yang diberikan melalui infus. Penyuntikannya hanya memakan waktu 8 menit untuk suntikan pertama dan 5 menit di injeksi berikutnya.

 

“Kombinasi pertuzumab dan trastuzumab dalam satu suntikan ini ditujukan untuk pasien dengan kanker payudara HER2 positif stadium dini dan stadium metastatik dan untuk digunakan bersama dengan perawatan kemoterapi,” jelas dr. Andhika.

 

Berdasarkan studi, 85% pasien merasa lebih nyaman selama pemberian obat dan hemat waktu walaupun pemberian secara suntik sedikit lebih nyeri.  

 

Ketua Indonesia Health Economic Association, InaHEA, sekaligus pengamat farmakoekonomi, Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, DrPH mengatakan, “Kehadiran pengobatan inovatif ini sangat menguntungkan bagi pasien, tenaga kesehatan dan rumah sakit. Dari sisi rumah sakit, pengobatan melalui suntikan dapat menghemat sumber daya dengan waktu penanganan pasien berkurang hingga lebih 90% serta penggunaan fasilitas pengobatan yang lebih efisien. Pasien secara ekonomi juga diuntungkan dengan ketersediaan obat ini di Indonesia sehingga tidak perlu mencari pengobatan di luar negeri.”

 

Jadi, jangan ragu jika ada kecurigaan atau keanehan di payudara, segera cek dan jangan ditunda! Semakin dini ditangani, kanker payudara memiliki peluang kesembuhan yang tinggi.