Setiap minggu terakhir di bulan April, seluruh dunia merayakan Pekan Imunisasi Dunia alias World Immunization Week. Perayaan ini diprakarsai oleh badan kesehatan dunia, WHO, untuk meningkatkan kesadaran masyarakan akan imunisasi dan vaksinasi.

 

Pada tahun 2019 ini, Pekan Imunisasi Dunia jatuh pada tanggal 24 hingga 30 April 2019. Indonesia pun turut serta merayakan Pekan Imunisasi Dunia melalui berbagai kegiatan yang dilakukan, baik oleh lembaga pemerintah, perkumpulan profesi kedokteran dan kesehatan lainnya, serta penyedia layanan kesehatan.

 

Vaksinasi adalah salah satu cara memberikan imunitas pada seseorang terkait penyakit infeksi tertentu. Vaksin sudah dikembangkan sejak puluhan tahun lalu. Hingga saat ini, telah tersedia berbagai macam vaksin sebagai perlindungan terhadap puluhan penyakit infeksi, seperti hepatitis, campak, polio, tetanus, hingga kanker leher rahim.

 

Baca juga: Amankah Vaksinasi untuk Ibu Hamil?

 

Pengembangan vaksin terus-menerus dilakukan oleh para ahli di seluruh dunia, terutama bagi penyakit-penyakit infeksi yang bersifat life threatening alias mengancam nyawa.

 

Tidaklah mudah untuk mengembangkan suatu vaksin bagi penyakit tertentu. Selain tentunya vaksin baru tersebut harus efektif memberikan kekebalan terhadap suatu penyakit, yang tak kalah penting adalah vaksin tersebut harus aman bagi para penggunanya.

 

Berbicara mengenai pengembangan vaksin, berikut ini adalah vaksin-vaksin yang sedang berada dalam tahap pengembangan, Gengs! Diharapkan vaksin-vaksin tersebut dapat segera digunakan oleh masyarakat demi kehidupan yang lebih baik.

 

Vaksin HIV

Human immunodeficiency virus atau HIV adalah salah satu virus mematikan di dunia. Infeksi HIV berat dapat menyebabkan terjadinya penurunan imunitas tubuh atau biasa disebut dengan AIDS.

 

HIV adalah suatu masalah kesehatan global. WHO mengklaim bahwa virus ini telah menyebabkan kematian pada lebih dari 35 juta jiwa di seluruh dunia hingga sekarang.

 

Saat ini, belum tersedia pengobatan bagi infeksi HIV. Obat antiretroviral atau ARV yang diberikan kepada pasien HIV bersifat untuk mengontrol perkembangan virus HIV, agar berada di bawah level yang dapat dideteksi oleh pemeriksaan laboratorium. Jika terkontrol, sistem imun dapat berperang melawan infeksi.

 

Baca juga: Empat Tahun Tertunda, Cinta Laura Akhirnya Vaksin HPV

 

Kehadiran vaksin yang dapat mencegah infeksi HIV tentu menjadi harapan yang ingin diwujudkan oleh para ahli. Hingga saat ini, vaksin HIV masih dalam tahap pengembangan.

 

Salah satu jaringan terbesar dalam pengembangan vaksin HIV adalah HIV Vaccine Trial Network (HVTN) yang bermarkas di Seattle, Amerika Serikat. Para peneliti di jaringan ini masih terus berusaha menciptakan suatu vaksin yang aman dan efektif untuk mencegah HIV melalui penggunaan berbagai teknologi, salah satunya teknologi rekombinasi DNA.

 

 

Vaksin malaria

Malaria adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan parasit bernama Plasmodium dan ditularkan melalui perantara gigitan nyamuk Anopheles betina. Kondisi malaria berat dapat mengancam nyawa dan tak jarang menyebabkan kematian, karena penderitanya bisa mengalami kegagalan napas, anemia berat, dan penurunan kesadaran.

 

Malaria diperkirakan menyebabkan kematian bagi 435 ribu jiwa di seluruh dunia setiap tahunnya. Indonesia sendiri merupakan salah satu negara endemis malaria, terutama di daerah Indonesia bagian timur.

 

Data dari Kementerian Kesehatan menyebutkan setidaknya terdapat 261 ribu kasus malaria di Indonesia tahun 2017, dan 100 kasus di antaranya berujung dengan kematian.

 

Setelah riset yang panjang, akhirnya pada bulan April 2019 ini diluncurkanlah vaksin malaria pertama di dunia bernama RTS,S. Saat ini, vaksin tersebut baru tersedia di negara Malawi, Afrika.

 

Pasalnya, Afrika merupakan benua dengan kasus malaria terbanyak di dunia. Vaksin malaria RTS,S ini ditujukan bagi anak usia 5 bulan dan 2 tahun. Wah, semoga vaksin ini juga dapat segera tersedia di Indonesia, ya!

 

Vaksin tuberkulosis

Mungkin Kamu mengernyitkan dahi membaca poin ini. Bukankah sudah ada vaksin BCG untuk mencegah tuberkulosis alias TBC? Memang betul, vaksin BCG yang diberikan sebagai vaksinasi wajib pada bayi digunakan untuk mencegah penyakit TBC. Vaksin ini juga terbukti efektif untuk mencegah TBC pada bayi dan anak. Namun, saat ini kasus TBC di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, masih sangat tinggi, terutama pada remaja dan dewasa. Pencegahan dengan vaksin BCG saja dianggap tidak adekuat untuk memusnahkan TBC dari muka bumi.



Salah satu cara yang dianggap para ahli dapat mengeliminasi TBC adalah menemukan vaksin baru yang ditujukan untuk kelompok usia remaja dan dewasa, karena kelompok inilah yang menjadi transmitter alias penyebar TBC terbesar.



Aeras adalah nama dari suatu organisasi non-profit yang hingga saat ini masih bekerja keras mengembangkan suatu vaksin TB baru yang efektif dan aman, dengan tujuan agar TBC dapat dilenyapkan seutuhnya dari dunia!

 

Baca juga: Ini 5 Wanita Hebat di Balik Penemuan Obat dan Vaksin!

 

Vaksin RSV

Vaksin lain yang sedang dikembangkan di dunia adalah vaksin untuk respiratory syncytical virus atau RSV. Virus ini dapat menyebabkan infeksi paru berat, terutama pada bayi prematur, orang tua berusia di atas 65 tahun, pasien-pasien dengan gangguan jantung dan paru, serta pasien dengan imunitas terganggu, seperti pasien HIV, transplantasi organ, dan pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi.

 

Nah, Gengs, itulah dia 4 macam vaksin yang hingga saat ini sedang dalam tahap pengembangan dan diharapkan dapat segera hadir untuk mencegah penyakit-penyakit infeksi, terutama yang dapat mengancam nyawa.

 

Menemukan dan mengembangkan suatu vaksin tentunya tidak mudah dan membutuhkan kerja keras bertahun-tahun dari para peneliti dan stakeholder di dalamnya. Semoga dunia segera terbebas dari penyakit-penyakit infeksi tersebut, ya!

 

Dan jangan lupa melakukan vaksinasi, baik untuk anak maupun dewasa, sesuai jadwal yang ada. Selamat merayakan Pekan Imunisasi Dunia dan ingat kampanye dari WHO bahwa #VaccinesWork!

 

Baca juga: Herd Immunity, Konsep yang Diabaikan oleh Kelompok Antivaksin

 

Vaksin untuk Orang Dewasa - GueSehat.com

 

Referensi:

Tracking the New Vaccine Pipeline, WHO, 2019