Hari ini ibadah haji di tanah suci memasuki puncaknya. Para jemaah haji melakukan wukuf di Arafah. Rukun haji terbesar yaitu wukuf di Arafah dilaksanakan pada Senin, 9 Dzul Hijjah, yang bertepatan dengan 20 Agustus 2018.  Dengan demikian Idul Adha dilaksanakan pada Selasa, 21 Agustus 2018 di Mekah. Wukuf adalah kegiatan ibadah yang utama dan membutuhkan ketahanan fisik tinggi. Wukuf dilaksanakan hanya pada satu hari (siang hari) pada tanggal 9 Dzulhijjah dengan cara  berdiam diri dan berdoa di padang Arafah yang luas di sebelah timur luar kota Mekkah, Arab Saudi. Di daerah terbuka yang gersang tanpa bangunan inilah, lebih dari dua juta umat Islam dari berbagai pelosok dunia berkumpul.

 

Agar ibadah wukuf berjalan lancar, jemaah harus mempersiapkan fisik dan mental sejak jauh-jauh hari. Perbedaan kondisi iklim dan cuaca yang sangat jauh berbeda dengan di Indonesia, berisiko menurunkan kekebalan tubuh. Inilah beberapa saran untuk para jemaah agar senantiasa sehat.

Baca juga: Sebelum Berwisata ke Luar Negeri, Wajib Suntik Vaksin-Vaksin Ini!

 

Tetap jaga pola makan dan kebersihan

Pola makan penting dan menjadi faktor kunci agar tubuh tetap fit. Pemerintah Indonesia dan panitia haji tentu sudah menyediakan makanan terbaik untuk para jamaah. Hanya saja bisa saja jemaah tergoda membeli makanan di luar yang tidak resmi dari panitia. Belum tentu kebersihannya terjamin. Sebaiknya menjelang puncak ibadah haji, jaga makanan yang paling rendah risikonya menimbulkan gangguan pencernaan. 

 

Hindari mengonsumsi makanan yang terbuat dari susu bagi yang intoleran atau daging yang belum matang sempurna. Selalu cuci buah-buahan sebelum dimakan. Jangan lupa memeriksa tanggal kadaluwarsa sebelum menikmati makanan atau minuman dalam kemasan. Jangan lupa, selalu menjaga kebersihan dengan  sering mencuci tangan menggunakan sabun. Jika tidak ada air, pakailah cairan pembersih tangan. Minum air untuk hidrasi di tengah cuaca sangat panas, adalah keharusan. Kecuali bagi yang memang memiliki penyakit pada ginjal, sehingga harus membatasi asupan cairan.

 

Tetap minum obat bagi penderita penyakit kronis

Bagi penderita penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit jantung, atau diabetes, selalu berkonsultasi dengan petugas kesehatan jika mengalami gejala yang tidak biasa. Obat dan diet harus tetap dijalankan jemaah haji yang mengidap diabetes. Jangan tergoda makan kurma yang memiliki kandungan gula cukup tinggi dalam jumlah berlebihan. Selalu bawa serta obat-obatan rutin sehingga kondisi tetap terjaga meskipun memiliki penyakit kronis. 

 

Untuk menurunkan risiko gagal jantung selama pelaksanaan ibadah haji, atur frekuensi berkemih dengan jumlah air yang dikonsumsi dalam sehari, agar cairan tidak menumpuk di badan sehingga terhindar dari sesak napas. Usahakan untuk meninggikan posisi kaki saat beristirahat di malam hari. Caranya dengan mengganjal kaki menggunakan bantal atau selimut. Secara gravitasi, posisi ini akan lebih membuat aliran darah lebih lancar serta cairan tubuh lebih mudah terserap, sehingga jemaah haji yang memiliki riwayat hipertensi tercegah dari kondisi kaki bengkak dan pengerasan pembuluh darah agar tekanan darah tidak naik.

Baca juga: 5 Alasan Kenapa Kita Harus Mendapatkan Vaksin Influenza!

 

Mencegah penularan penyakit

Semua jemaah sudah dibekali dengan vaksin meningitis sebelum bertangkat ke tanah suci. Namun penularan penyakit masih dapat terjadi. Maka jemaah dianjurkan tetap menggunakan masker selama melakukan rangkaian prosesi ibadah haji terutama saat melakukan ibadah bersama ribuan jemaah lain. Bila memungkinkan, cobalah beribadah di waktu yang tidak terlalu ramai.

 

Bila ada jemaah yang sedang sakit, upayakan tidak terlalu sering melakukan kontak untuk mengurangi risiko penularan. Atau bila jemaah sendiri yang sakit, jangan batuk atau bersih sembarangan, agar jemaah lain tidak tertular virus. Jangan lupa pula untuk menghindari berdekatan dengan unta atau hewan lain di sana, karena banyak penyakit yang sumber penularannya dari hewan.

 

Kurangi risiko kecelakaan

Kecelakaan dapat terjadi kapan saja, jika kita tidak hati-hati. Patuhi selalu instruksi petugas dan pendamping haji, tentang jadwal ibadah. Jangan ambil risiko dengan berinisiatif melakukan salah satu rukun haji duluan, dan meninggalkan rekan yang lain. Gunakan selalu sabuk pengaman saat berada di kendaraan bersama jemaah haji lainnya. Tujuannya untuk mengurangi risiko kecelakaan.

 

Dengan patuh pada aturan, dan melakukan persiapan matang, jemaah haji bisa terhindari dari sakit dan tetap sehat sekembalinya ke Tanah Air. (TA/AY)

Baca juga: Waspada Cacing Hati pada Hewan Kurban!