Transportasi umum seperti komuter (KRL), Transjakarta dan MRT adalah area yang rentan untuk penularan penyakit. Menghadapi wabah coronavirus, Pemkot DKI Jakarta membatasi jadwal transportasi publik, dengan tujuan mengurangi jumlah penumpang, dan kemudian menurunkan risiko penularan.

 

Sayangnya yang yang terlihat pagi ini (16/3) justru terjadi penumpukan di berbagai stasiun dan halte bus. Masyarakat rupanya tetap bergantung pada transportasi publik seperti Transjakarta dan KRL untuk menuju dan pulang kerja. Bagaimana agartips menggunakan transportasi umum agar tidak tertular coronavirus?

 

Baca juga: Apa itu Social Distancing untuk Meredam Penularan Coronavirus?

 

Transportasi Publik Rentan Terjadi Penularan Penyakit

Salah satu cara paling efektif terhindar dari penularan coronavirus adalah menghindari area publik, tempat banyak orang berkumpul. Salah satunya transportasi umum seperti kereta api dan bus, termasuk area transit yakni stasiun, halte, dan terminal. 

 

Transportasi umum, biasanya sangat padat di jam-jam sibuk. Penumpang sampai berdiri berdempetan yang sangat rentan menularkan virus apapun. Transportasi umum dapat menjadi tempat yang ideal untuk penyebaran penyakit pernapasan.

 

Para ilmuwan ahli pandemi selama beberapa dekade terakhir sudah menyatakan bahwa transportasi umum adalah hotspot infeksi, dengan tingkat penularan virus hingga enam kali lebih tinggi.

 

Penelitian yang dipublikasikan dalam BMC Infectious Diseases menemukan bahwa mereka yang menggunakan transportasi umum selama wabah flu memiliki risiko enam kali lebih tinggi mengalami infeksi pernapasan akut.

 

Pesawat, kereta api dan bus, beserta area transitnya adalah lingkungan yang sempurna untuk penyebaran droplet yang mengandung coronavirus (Covid-19). Virus diperkirakan disebarkan melalui droplet yang mendarat di permukaan area publik, yang digunakan bersama. Orang-orang terkena virus ketika mereka menyentuhkan tangan mereka yang terinfeksi ke wajah. Rata-rata kita tanpa sadar menyentuh wajah 20 hingga 30 kali dalam satu jam.

 

Baca juga: Kata Peneliti, Coronavirus Sensitif Terhadap Suhu Panas

 

Pesawat Tidak Berarti Lebih Bersih

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan hanya beberapa hari sebelum coronavirus yang mematikan merebak di China pertama kali, para peneliti menemukan bahwa meningkatkan praktek cuci tangan di 10 bandara paling berpengaruh di dunia dapat mengurangi penyebaran pandemi hingga 37 persen.

 

Data yang diterbitkan Risk Analysis Journal pada akhir Desember 2019 lalu menunjukkan angka penurunan penularan coronavirus di bandara bisa diturunkan hingga 69 persen jika semua bandara di seluruh dunia menerapkan penumpangnya cuci tangan secara ekstensif.

 

Pemeriksaan keamanan di bandara justru dianggap sebagai area berisiko tertinggi. Sebuah studi yang diterbitkan oleh para peneliti dari Universitas Nottingham dan Institut Nasional Finlandia menemukan bahwa setengah dari semua nampan bagasi yang digunakan untuk menampung tas saat pemeriksaan keamanan, mengandung setidaknya satu kuman penyebab penyakit pernapasan, seperti influenza. Baki tersebut dibagikan pada ribuan penumpang tetapi jarang dicuci. Ia akan menjadi sarang kuman yang lebih banyak daripada toilet bandara.

 

Bis dan Kereta

Hanya sedikit penelitian yang melihat penyebaran penyakit di bis. Satu studi yang dipublikasikan di BMC Infectious Diseases pada 2011 menemukan bahwa penggunaan bus atau kereta dikaitkan dengan peningkatan risiko hampir enam kali lipat untuk mengembangkan infeksi seperti influenza selama musim flu.

 

Meskipun penularan tuberkulosis sedikit berbeda dengan virus flu, penelitian lain di Houston pada 2011 menemukan bahwa kejadian TB hampir delapan kali lebih tinggi di antara para penumpang yang menghabiskan lebih dari satu jam sehari di dalam bus. 

 

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Tuberculosis, mengidentifikasi 10 rute bus, di mana infeksi TB paling sering dijumpai pada bus yang melewati rumah sakit. 

 

Baca juga: Coronavirus Bisa Menyebar Melalui AC?

 

Tips Menurunkan Risiko Penularan Coronavirus di Transportasi Umum

Geng Sehat bisa sedikit mengurangi risiko penularan coronavirus di area transportasi publik dengan melakukan hal-hal berikut:

  1. Usahakan tidak mengggunakan transportasi publik sama sekali, jika memungkinkan. Ada banyak pilihan mode transportasi, misalnya transportasi online.

  2. Jika harus menggunakan transportasi umum, sebaiknya pilih di jam lengang atau bukan jam sibuk. KRL atau Transjakarta umumnya sepi penumpang di luar jam sibuk.

  3. Selalu waspada pada pegangan tangan di bus atau kereta, pegangan eskalator, atau pegangan kursi penumpang yang bisa jadi sudah didiami virus dari penumpang yang tertular. Jangan sekali-kali memegang wajah selama maupun setelah turun dari transportasi umum, sebelum cuci tangan.

  4. Selalu cuci tangan dengan sabun begitu turun dari transportasi umum. Jika belum menemukan tempat cuci tangan yang bersih, gunakan hand sanitizer sementara.

  5. Taksi, termasuk taksi online, relatif aman saat terjadi pandemi.

  6. Berjalan kaki dapat menurunkan risiko tertular coronavirus. Ini juga sebagai salah satu cara Kamu berolahraga untuk meningkatkan sistem imun.

 

Baca juga: Begini Cara Membuat Hand Sanitizer Sendiri

 

 

Referensi:

lamag.com. Metro Coronavirus Safety.

Theverge.com. Coronavirus public transportation subway bus cleaning.

Telegraph.co.uk. How to avoid the spread of coronavirus when travelling on public transport