Pada trimester terakhir kehamilan, banyak Mums memilih untuk menghindari hubungan seksual. Ini karena banyak Mums khawatir bahwa seks dapat membahayakan bayi. Padahal, bayi terlindungi dengan baik dalam kantung ketuban sehingga Mums dapat tetap berhubungan seks tanpa menyakiti bayi.

 

Selama Mums tidak memiliki masalah kehamilan, seks saat hamil tua boleh-boleh saja dilakukan. Namun, mengingat bahwa di bulan-bulan menjelang persalinan perut Mums tumbuh semakin besar dan adanya berbagai perubahan lain pada tubuh, Mums dan Dads mungkin perlu melakukan beberapa penyesuain.

 

Baca juga: 5 Tips Hubungan Seks Nyaman untuk Wanita dengan Endometriosis
 

Tips Berhubungan Seks di Trimester Tiga Kehamilan

Berikut adalah beberapa tips berhubungan seks di trimester tiga yang bisa Mums dan Dads terapkan.

 

1. Ketahui posisi seks yang terbaik

Saat hamil tua, perut Mums menjadi sangat besar sehingga beberapa posisi seks tidak akan terasa nyaman. Karenanya, penting bagi Mums mengetahui posisi mana yang terbaik dan terasa paling nyaman:

  • Woman on top: Pada posisi ini, Mums berada di atas tubuh Dads. Kelebihan dari posisi ini adalah memungkinkan Mums mengontrol kecepatan dan tingkat penetrasi. Juga, tidak ada beban pada perut Mums.
  • Misionaris yang dimodifikasi: Posisi misionaris klasik bukanlah pilihan yang baik untuk dilakukan saat hamil tua. Alasannya, posisi ini akan menekan perut yang semakin besar. Selain itu, berbaring telentang dengan perut besar akan membuat Mums merasa pusing tak lama kemudian. Namun, posisi misionaris yang dimodifikasi aman dilakukan selama kehamilan trimester tiga. Caranya, Mums bisa menaruh bantal di bawah pinggang, pantat, atau bagian mana pun yang membuat Mums merasa nyaman.  Lalu, pastikan Dads menopang dirinya sendiri dan tidak bersandar pada perut Mums. Mums mungkin akan merasa lebih nyaman jika menekuk lutut.
  • Side by side: Pada posisi ini, Mums dan Dads berbaring saling berhadapan. Mums mungkin perlu menekuk lutut dan memposisikannya di atas pinggul Dads agar merasa lebih nyaman. Kelebihan posisi ini adalah dari sisi kenyamanan dan memungkinan Dads segera tahu jika Mums merasa tidak nyaman.
  • Spooning: Posisi ini mirip dengan side by side, tetapi Mums berbaring membelakangi Dads dan penetrasi dilakukan dari belakang.
  • Doggy style: Di posisi ini, tangan dan lutut Mums berada di atas kasur menopang tubuh Mums. Sementara, Dads berlutut di belakang dan melakukan penetrasi dari belakang. Kelebihan posisi ini adalah tidak menekan perut atau memberi tekanan berlebihan pada punggung.

 

Baca juga: Bolehkah Ibu Hamil Menggunakan Pelumas saat Berhubungan Seksual?

 

2. Posisi yang sebaiknya dihindari

Ada beberapa posisi yang sebaiknya dihindari selama kehamilan karena menyebabkan ketidaknyamanan pada Mums dan membahayakan kehamilan:

  • Posisi misionaris perlu dihindari karena menekan aliran darah ke Mums dan bayi, terutama setelah kehamilan memasuki minggu ke-20.
  • Beberapa Mums merasa posisi berbaring tengkurap tidak nyaman.

 

3. Hati-hati dengan seks oral 

Seks oral pada dasarnya cukup aman dilakukan selama kehamilan, dengan catatan Dads tidak boleh meniupkan udara ke dalam lubang vagina. Alasannya, meniupkan udara dapat menyebabkan udara terperangkap di dalam vagina, kemudian menuju ke plasenta, yang dapat menyebabkan masalah pada perkembangan janin. 

 

Selain itu, perbedaan tekanan yang disebabkan oleh udara yang terperangkap di dalam vagina dapat menyebabkan pembuluh darah pecah, selanjutya menyebabkan bercak atau pendarahan.

 

Baca juga: 6 Aktivitas Seks Berisiko yang Perlu Dihindari
 

4. Hindari seks anal

Seks anal adalah salah satu aktivitas seks yang berbahaya, dan menjadi lebih berbahaya jika dilakukan selama hamil tua. Berikut beberapa alasannya:

  • Wanita lebih mungkin mengembangkan wasir seiring bertambahnya usia kehamilan. Seks anal dapat menyebabkan rasa sakit dan pendarahan pada anus.
  • Seks anal meningkatkan risiko penyebaran infeksi serius, seperti Giardia dan Group B Streptococcus.
  • Seks anal meningkatkan risiko tertular PMS, banyak di antaranya menyebabkan komplikasi serius bagi janin.

 

5. Pahami kapan harus menghindari seks

Mums dan Dads harus mendapatkan persetujuan dari dokter sebelum melanjutkan aktivitas seksual jika mengalami hal berikut:

  • Jika air ketuban pecah. Setelah ketuban pecah, perlindungan bayi terhadap infeksi dan bakteri berkurang.
  • Jika Mums memiliki serviks yang lemah.
  • Jika Mums memiliki tanda-tanda persalinan prematur.
  • Memiliki kondisi yang dikenal sebagai plasenta previa.
  • Adanya membran yang erupsi sebelum waktunya
  • Pendarahan vagina.

 

6. Tips lain yang dapat dilakukan

  • Biarkan Mums memimpin dalam menemukan posisi seks yang nyaman.
  • Ajak Dads diskusi untuk mengutamakan kebutuhan dan perasaan Mums. Seperti kapan Mums merasa mood dan tidak mood untuk berhubungan seks. 
  • Katakan apa yang membuat Mums tidak nyaman.

Meskipun tampaknya sedikit tidak nyaman, tetapi seks selama hamil tua adalah aktivitas yang benar-benar normal. Jika ada yang membuat Mums khawatir, selalu diskusikan dengan dokter kandungan.

 

Baca juga: 6 Mitos Seputar Hubungan Intim saat Hamil yang Tidak Boleh Dipercaya
 
 

Sumber:

www.fatherly.com

mybabymanual.co.uk

healthline.com

americanpregnancy.org

raisingchildren.net.au