Anak sering kali dibawa berjalan-jalan keluar rumah dan bertemu banyak orang. Hal itu juga sering dilakukan oleh teman-teman saya, yang sebagian besar baru memiliki balita. Namun, akhir-akhir ini muncul topik yang cukup banyak dibicarakan, yaitu mengenai kebiasaan menyentuh anak-anak yang dapat menyebabkan risiko buruk terhadap mereka.

 

Kerap kali kita memang suka refleks menyentuh anak-anak sebagai bentuk sapaan dan menunjukkan rasa gemas terhadap mereka. Mulai dari menyentuh tangan, mencubit pipi, sampai menggendong dan mengajakya bermain. Padahal tanpa kita sadari, tidak semua orang tua menyukai hal tersebut. Terutama ketika yang menyentuh anak mereka adalah orang asing yang tidak mereka kenal.

 

Sebenarnya, ada banyak faktor yang menyebabkan bayi mengalami infeksi ketika disentuh seseorang. Ketika tangan kita tidak bersih, sentuhan bisa menjadi sumber penularan suatu penyakit.

 

Baca juga: Zefano Ryuzaki, Dermatitis Atopik Parah Setelah Disentuh Banyak Orang

 

Anak-anak, khususnya bayi, memiliki sistem imun yang masih rendah sehingga mereka rentan terkena risiko infeksi. Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor genetik yang bisa memengaruhi status alergi.

 

Salah satu masalah kulit yang mungkin terjadi pada anak-anak adalah impetigo krustosa. Hal ini terjadi akibat orang yang melakukan kontak dengan sang Anak kurang higienis. Kontak bisa berupa bermain bersama, menyentuh tubuh dan wajah, serta mencium wajah anak.

 

Gangguan Kulit pada Bayi - GueSehat.com

 

Impetigo krustosa adalah koreng berwarna kuning cokelat keemasan yang tidak berdarah. Lokasinya biasanya berada di sekitar mulut dan hidung. Kondisi ini menular tetapi gejalanya tidak timbul pada orang dewasa karena imun mereka lebih kuat.

 

Pada anak, impetigo krustosa dapat menimbulkan rasa gatal. Infeksi pada kulit ini diperantai dengan adanya bakteri pada kulit. Oleh karena itu, pengobatan pada impetigo krustosa menggunakan salep antibiotik. Sebelum mengoleskan salep antibiotik, sebaiknya membersihkan koreng dengan air hangat untuk menjaga kebersihan daerah infeksi.

 

Baca juga: Apakah Bayi di Bawah 6 Bulan Boleh Pakai Tabir Surya?

 

Berbagai kondisi kesehatan lain juga dapat terjadi pada anak-anak. Misalnya pada anak-anak dengan riwayat dermatitis atau yang umumnya disebut eksem, menyentuh area wajah mereka dapat memperparah keadaan kulit yang sudah terjadi.

 

Dermatitis, khususnya keadaan atopik, dipengaruhi oleh genetik dan status alergi seseorang. Hal ini bisa berhubungan dengan makanan yang dikonsumsi maupun kontak dari luar. Ketika kondisi dermatitis sedang terjadi, kontak dengan tangan kita yang kotor tentu dapat menyebabkan bakteri berkembang di daerah tersebut. Oleh karena itu, sebaiknya hindari kontak dengan anak-anak yang memiliki kondisi kulit tertentu.

 

Salah satu infeksi virus yang umum dan mungkin terjadi pada kontak kulit adalah infeksi herpes simplex tipe 1. Pada infeksi herpes simplex tipe 1, virus dapat menular melalui kontak ciuman dan sentuhan pada daerah yang terinfeksi.

 

Gejala yang mungkin timbul adalah lenting-lenting di sekitar mulut dan bagian dalam mulut. Hal ini diperburuk dengan kondisi imun yang belum baik. Infeksi ini membutuhkan obat berupa antivirus untuk menekan gejala yang ada.

 

Banyak yang mungkin terjadi dari kontak yang kurang bersih. Oleh karena itu, pastikan mencuci tangan sebelum kontak kulit dengan orang lain, terutama anak-anak, ya!

 

Baca juga: Bayi Ruam Popok? Begini Cara Menyembuhkannya