Kebanyakan orang kurang nyaman membicarakan tentang masturbasi. Mungkin, karena itu pula banyak mitos-mitos tentang masturbasi yang tersebar luas di masyarakat. Bahkan, banyak orang yang bermasturbasi secara rutin, namun tidak yakin jika masturbasi baik atau buruk terhadap kesehatan. Kamu enggak perlu bingung, karena artikel ini akan membantu Kamu mencari tahu mitos-mitos masturbasi yang salah!

 

1. Mitos: Semua Orang Selalu Bermasturbasi, yang Bilang Tidak Pasti Berbohong.

Fakta: Memang benar banyak orang, wanita maupun pria, yang bermasturbasi. Tapi, mengatakan bahwa semua orang bermasturbasi secara rutin itu salah. Sebuah penelitian menunjukkan hanya sekitar 43-67% pria yang mengaku telah bermasturbasi selama satu bulan terakhir. Sementara itu, persentase pada wanita lebih rendah, yaitu sekitar 21-43% yang mengaku telah bermasturbasi selama satu bulan terakhir.

 

Bahkan dalam sejumlah penelitian lain, terbukti bahwa banyak orang yang hanya pernah bermasturbasi sekali dalam hidup mereka. Selain itu, ada pula sebagian kecil yang belum pernah merasakan masturbasi.

 

2. Mitos: Masturbasi Menyebabkan Gangguan Mental.

Fakta: Mitos bahwa masturbasi menyebabkan gangguan mental memang sudah sangat lama ada. Namun, hal tersebut tidak berdasarkan fakta. Masturbasi tidak menyebabkan gangguan mental atau emosi apapun, kecuali bagi mereka yang merasa bersalah melakukannya atau khawatir hal tersebut tidak sesuai dengan kebudayaan di mana ia tumbuh.

 

3. Mitos: Masturbasi Menyebabkan Gangguan Fisik.

Fakta: Banyak orang yang percaya bahwa masturbasi dapat menyebabkan impotensi, kelengkungan penis, kebutaan, bahkan tumbuh rambut pada telapak tangan. Padahal, masturbasi hanya memiliki risiko yang sangat rendah dan tidak menyebabkan efek samping apapun. Kalau mitos tersebut benar, dengan banyaknya orang yang sering bermasturbasi, maka pastinya orang-orang tersebut sudah memiliki rambut di telapak tangan mereka.

 

4. Mitos: Masturbasi Saat Memiliki Pasangan Menandakan Keretakan Hubungan.

Fakta: Beberapa orang merasakan kepuasan saat bermasturbasi, baik saat memiliki pasangan atau tidak. Kamu tidak perlu merasa bersalah saat bermasturbasi, atau merasa khawatir jika pasangan Kamu yang bermasturbasi tidak menemukan kepuasan berhubungan seks dengan Kamu. Bahkan, masturbasi dapat membantu kehidupan seksual Kamu. Dengan masturbasi, Kamu jadi tahu apa yang Kamu suka dan tidak suka saat berhubungan seks. Dalam beberapa hubungan, tingkat gairah seksual berbeda-beda, jadi Kamu tidak perlu khawatir.

 

5. Mitos: Remaja yang Bermasturbasi Berpotensi Memiliki Perilaku Seksual yang Menyimpang.

Fakta: Masturbasi itu normal, artinya masturbasi tidak terpisahkan dengan perkembangan seksual secara normal. Bahkan, sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa remaja yang bermasturbasi cenderung menggunakan kondom saat berhubungan seks. Selain itu, banyak pula penelitian yang sudah menemukan hubungan antara masturbasi dengan pengalaman seksual positif di masa depan. Masturbasi membantu remaja mencari tahu tentang seksualitas mereka tanpa memiliki risiko terkena penyakit menular seksual atau kehamilan.

 

6. Mitos: Terlalu Banyak Masturbasi Itu Tidak Baik Bagi Kesehatan 

Fakta: Sejumlah penelitian membuktikan bahwa tidak ada efek atau implikasi fisik maupun mental dari sering melakukan masturbasi. Kecuali kalau Kamu menjadi terlalu terobsesi dengan masturbasi dan akhirnya mengganggu aktivitas sehari-hari atau hubungan Kamu dengan pasangan.

 

7. Mitos: Tidak Ada Manfaat Kesehatan dari Masturbasi

Fakta: Ada manfaat mental, sosial, dan fisik dari masturbasi. Untuk wanita, masturbasi dapat membantu mengurangi ketegangan sebelum menstruasi karena meningkatkan aliran darah ke daerah genital. Masturbasi juga dapat menurunkan tingkat stres dan meningkatkan kualitas tidur. Selain itu, masturbasi juga bisa membantu Kamu menjadi lebih familier dengan tubuh Kamu sendiri, dan mengetahui titik-titik tubuh yang memuaskan Kamu. Pada pria, masturbasi dapat membantu mengendalikan ejakulasi prematur.