"Impotensi: Ketidakmampuan untuk memulai ereksi atau mempertahankan ereksi."

 

Mungkin dulu kita sering membaca pada bungkus rokok bahwa merokok dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, salah satunya impotensi. Ini merupakan sebuah gejala yang terjadi pada pria, yang dapat berpengaruh pada kegiatan seksualnya.

 

Banyak anggapan di masyarakat bahwa impotensi hanya terjadi pada orang yang sudah berumur di atas 40 tahun. Meskipun secara umum benar, akan tetapi potensi penyakit ini terjadi pada mereka yang berusia di bawah 40 tahun juga tetap ada.

Baca juga: 5 Fakta Unik Pil Biru Viagra, Obat Kuat yang Paling Banyak Dipalsukan

 

Sebetulnya penyebab utama impotensi bukanlah faktor usia, melainkan lebih kepada faktor gaya hidup seseorang. Sebuah studi pada Juli 2013 oleh Journal of Sexual Medicine menunjukkan, impotensi terjadi lebih umum di antara pria yang lebih muda daripada yang diperkirakan sebelumnya. Beberapa kebiasaan yang membuat seorang pria terkena impotensi antara lain:

 

1. Merokok

Tidak dipungkiri lagi bahwa kebiasaan merokok dapat menyebabkan impotensi, sebagaimana yang tertera pada bungkus rokok. Hal ini diakibatkan nikotin yang ada pada rokok akan tertimbun di dalam tubuh, sehingga lama-kelamaan akan menghambat aliran darah yang mengalir dalam tubuh. Alhasil, ereksi pun tidak berjalan dengan normal.

 

2. Alkohol

Kebiasaan selanjutnya adalah mengonsumsi minuman beralkohol. Seperti yang kita ketahui, alkohol dapat memblokir impuls saraf dan menghalangi komunikasi otak dengan tubuh. Alkohol sendiri akan memengaruhi sistem kerja saraf saat ereksi, sehingga tidak terjadi kesinambungan antara otak dan saraf yang mengatur penis agar ereksi.

 

3. Penggunaan obat-obatan tertentu

Sering kali, sebagian besar dari kita banyak mengonsumsi obat-obatan, seperti obat antihipertensi, antipsikosa, antidepresi, dan obat-obatan penenang. Obat-obatan ini ternyata dapat menyebabkan terjadinya impotensi bagi pria. Selain obat di atas, ternyata obat penumbuh rambut juga dapat memicu terjadinya impotensi. 

 

Pada bulan April 2012, Food and Drug Administration Amerika memberikan peringatan pada produk untuk menumbuhkan rambut rontok yang mengandung Propecia agar menyertakan peringatan tentang efek samping seksual jangka panjang, termasuk masalah libido, ejakulasi, dan orgasme pada pria.

Baca juga: Efek Samping Mengonsumsi Obat Kuat

 

4. Depresi

Selain faktor di atas, impotensi juga bisa disebabkan oleh depresi. Banyak penyebab kenapa seseorang mengalami depresi, mulai dari faktor keluarga, lingkungan, atau kejadian-kejadian buruk masa lalu yang berbekas dan sulit untuk dilupakan. 

 

Depresi sendiri merupakan salah satu gangguan kesehatan mental yang terjadi dan dapat memengaruhi pola pikir, perasaan, suasana hati (mood), dan cara menghadapi aktivitas sehari-hari. Ketika mengalami depresi, kita akan merasa sedih berkepanjangan, putus harapan, tidak punya motivasi untuk beraktivitas, kehilangan ketertarikan pada hal-hal yang dulunya menghibur, dan menyalahkan diri sendiri.

 

Untuk mencegah terjadinya impotensi pada pria, memang lebih ditekankan pada pola hidup yang lebih sehat, terutama menghindari rokok dan alkohol yang dapat menyebabkan seseorang mengalami impotensi. Selain itu, juga dapat diterapkan beberapa hal, seperti berusaha mencegah atau mengurangi stres, menurunkan berat badan jika mengalami obesitas, berolahraga secara teratur, dan mengonsumsi makanan yang sehat.

 

Ketika seseorang sudah mengalami gejala impotensi, cara penanganannya ternyata tidak sama. Hal ini disesuaikan dengan faktor penyebab kenapa orang tersebut mengalami impotensi. Secara umum, selain gaya hidup faktor penyebabnya yakni kelainan fisik dan psikis.

Baca juga: Terapi untuk Disfungsi Ereksi

 

Ketika faktor penyebabnya diketahui, maka cara penanganannya akan disesuaikan dengan faktor tersebut. Jika faktornya karena minuman beralkohol dan kebiasaan merokok, maka langkah awal untuk mengobatinya adalah penderita harus berhenti mengonsumsi minuman beralkohol ataupun merokok. Ia juga harus membiasakan diri untuk mengonsumsi makanan yang sehat, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.