Kita tentu tahu kalau sistem kekebalan tubuh memiliki peran penting bagi kehidupan, khususnya kesehatan tubuh. Sistem kekebalan tubuh atau disebut juga dengan sistem imun ternyata bukan hanya memengaruhi kondisi fisik kita, tetapi juga dapat memengaruhi kehidupan sosial. Bagaimana bisa, ya? Daripada penasaran, simak penjelasannya!

Apa itu Sistem Kekebalan Tubuh?

Sistem kekebalan tubuh atau disebut juga dengan sistem imun merupakan salah satu fungsi tubuh yang penting. Tanpa sistem imun, kita jadi lebih mudah jatuh sakit karena virus, bakteri, ataupun kuman. Dikutip dari kidshealth.org, sistem kekebalan tubuh terdiri dari sekelompok sel, protein, jaringan, dan organ khusus yang bekerja sama untuk melawan segala hal yang dianggap berbahaya oleh tubuh.

 

Sistem ini terdiri dari banyak komponen, mulai dari sel hingga organ. Salah satu jenis sel yang paling penting dalam jaringan itu ialah sel darah putih (leukosit). Leukosit ini dihasilkan atau disimpan di berbagai tempat dalam tubuh, di antaranya timus, limpa, dan sumsum tulang, yang juga dikenal sebagai organ limfoid. Leukosit juga disimpan dalam jaringan limfoid atau kelenjar limpa yang tersebar di seluruh tubuh.

 

Leukosit bergerak di seluruh tubuh melalui pembuluh limpatik dan pembuluh darah memantau adanya kemungkinan penyerang yang berbahaya bagi tubuh. Terdapat dua tipe leukosit yang bekerja sama untuk mencari dan membunuh organisme penyebab penyakit, yaitu:

  • Sel yang melawan organisme atau zat yang menyebabkan penyakit.
  • Sel yang membantu tubuh mengingat, mengenali, dan menghancurkan penyebab penyakit sebelumnya.
Baca juga: Fakta Mengejutkan Seputar Kekebalan Tubuh Manusia

 

Bagaimana Sistem Imun Bekerja?

Dikutip dari vaccine.org, saat bakteri, kuman, ataupun virus terdeteksi, serangkaian respon imun akan beraksi untuk melindungi tubuh. Pada proses itu, beberapa macam sel bekerja sama untuk mengenali antigen dan memberikan respon. Sel-sel ini kemudian merangsang limfosit B untuk menghasilkan antibodi.

 

Antibodi merupakan protein yang dibuat khusus untuk menempel pada antigen tertentu. Setelah itu, sel T mencari antigen dan menghancurkannya. Sel T juga berperan memberi sinyal pada sel-sel lain, seperti fagosit untuk melakukan tugasnya. Antibodi juga dapat menetralkan racun yang dihasilkan oleh organisme dan mengaktifkan sekelompok protein yang disebut komplemen. Komplemen ini merupakan bagian dari sistem imun yang berperan membunuh sel-sel terinfeksi, bakteri, ataupun virus.

 

Apa Hubungannya dengan Kehidupan Sosial?

Para peneliti dari University of Virginia dan University of Massachusetts menyebutkan bahwa sistem imun secara langsung memengaruhi kehidupan sosial, khususnya perilaku sosial beberapa makhluk hidup. Dalam penelitian yang diterbitkan Nature, terungkap bahwa ada molekul interferron gamma yang terangsang aktif saat makhluk hidup ingin bersosialisasi.

 

Namun, para ilmuwan ini menggunakan tikus untuk penelitiannya. Saat molekul pada tikus percobaan ini dihalangi lewat rekayasa genetika, otak binatang ini menjadi hiperaktif. Akibatnya, bagian otak yang mengatur interaksi sosial menjadi tidak berfungsi. Para peneliti menemukan bahwa makhluk hidup yang tidak memiliki akses terhadap molekul interferron gamma ternyata menjadi kurang bisa bersosialisasi dalam lingkungan mereka. Padahal, tikus dikenal sebagai binatang yang suka bersosialisasi.

 

"Ini seperti sebuah bandara kecil di sebuah kota kecil yang tiba-tiba menjadi kota penghubung utama. Terjadi kemacetan di udara," Jonathan Kipnis, ketua departemen ilmu saraf di University of Virginia menjelaskan penelitian yang dilakukannya itu. Ia menambahkan, yang dijelaskannya merupakan gambaran dari otak tikus yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Baca juga: 12 Cara Meningkatkan Kekebalan Tubuh

 

Saat molekul interferron gamma ini dikembalikan ke tikus, sistem kekebalan tubuh menurunkan hiperaktivitas. Tikus pun kembali menjadi binatang yang suka bersosialisasi lagi. Atas dasar eksperimen itu, para peneliti membuat hipotesis yang bisa terjadi pada manusia.

 

Saat kita berinteraksi dengan orang lain, sistem kekebalan tubuh kita akan meresponsnya sehingga dapat melindungi diri dari bakteri yang bisa menyebabkan penyakit. "Ini seperti tidak masuk akal. Tubuh manusia yang terdiri dari jutaan sel menjadi tempat pertempuran dari dua kekuatan, yaitu bakteri patogen dan sistem imun. Sebagian dari kepribadian kita mungkin ditentukan oleh sistem kekebalan tubuh," jelas Jonathan Kipnis.

Meski begitu, para ilmuwan baru melakukan uji coba pada tikus dan belum ada hubungan antara sistem kekebalan tubuh dengan kehidupan sosial manusia. Namun, Jonathan Kipnis, salah satu peneliti yakin bahwa penelitian yang mereka lakukan memiliki keterkaitan dengan orang-orang yang mengalami gangguan kehidupan sosial.

Baca juga: Jaga Imunitas Tubuh Supaya Jauh dari Penyakit!

 

Lalu, Bagaimana Cara Menjaga Sistem Kekebalan Tubuh?

Berdasarkan penelitian, sistem imun dapat memengaruhi kehidupan sosial. Oleh karena itu, penting untuk menjaga tubuh kita tetap sehat. Nah, dikutip dari everydayhealth.com, untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, berbagai cara bisa dilakukan, di antaranya dengan mengonsumsi suplemen herbal nih, Gengs.

  

 

 

Salah satu obat herbal yang dapat membangun sistem imun lebih kuat ialah Stimuno Syrup. Produk herbal yang mengandung Phyllanthus niruri ini bekerja langsung di sistem imun tubuh dan merangsang produksi lebih banyak antibodi. Saat sistem kekebalan tubuh menurun, Stimuno bekerja optimal untuk memperbaiki sistem imun tubuh.

 

Seorang ibu yang juga pegawai swasta di Jakarta, Adriani Lubis menjelaskan, Stimuno Syrup selalu menjadi pilihan obat herbal keluarganya karena terbuat dari bahan alami dan teruji klinis dapat menjaga daya tahan tubuh. “Menjaga kesehatan keluarga merupakan hal yang penting. Anak saya pun tergolong aktif, ceria dan senang bermain dengan temannya. Agar keceriaannya tidak terganggu karena sakit, saya tidak pernah lupa memberikan mereka Stimuno Syrup setiap harinya,” jelas Andriani.

 

Stimuno Syrup dapat dikonsumsi 3 kali sehari 1 sendok untuk anak. Sedangkan, untuk orang dewasa dapat diminum 2 sendok takar 3 kali sehari. Selain itu, Stimuno Syrup juga aman dikonsumsi bersamaan dengan susu, obat, maupun vitamin. Ingin jaga daya tahan tubuh? Jangan lupa gunakan Stimuno!  (TI/OCH)