Publik baru saja dikejutkan oleh duka cita yang mendalam. Pakar kuliner dan jurnalis senior, Bondan H. Winarno, meninggal dunia di usia 67 tahun pada pukul 09.05 WIB, Rabu 29 November 2017 lalu. Presenter sekaligus pemerhati dunia kuliner yang terkenal dengan jargon khas “Pokok’e maknyusss!” itu, selalu tampil sehat, ramah, dan ceria.

 

Pembawaan dirinya yang demikian, membuat semua orang tidak mengira bahwa beliau telah didiagnosa penyakit aneurisma aorta sejak 2005. Mengutip tulisan yang ditulis di Grup Facebook Jalansutra, Bondan Winarno sempat menjalani 2 operasi sekaligus pada tanggal 27 september 2017, yaitu operasi penggantian katup aorta dan operasi aorta yang mengalami dilatasi. Banyak pihak yang mendoakan kesembuhannya pascaoperasi, namun ternyata takdir berkata lain.

 

Lalu, apa itu aneurisma aorta? Simak penjelasan berikut untuk mengetahui tentang penyebab, gejala, perawatan, serta gaya hidup yang dianjurkan jika didiagnosis penyakit yang menyerang pembuluh darah terbesar tubuh ini.

Baca juga: Penyebab Serangan Jantung dan Perbedaannya dengan Gagal Jantung

 

Mengenal Aneurisma Aorta

Aneurisme aorta merupakan situasi melemah dan menonjolnya dinding aorta akibat tekanan darah tinggi atau saat terjadinya pengerasan arteri (aterosklerosis). Aorta dikenal bertugas untuk membawa darah yang kaya akan oksigen dari jantung ke seluruh bagian tubuh.

 

Meskipun aorta selalu bekerja keras secara tangguh dan tahan lama, namun ada kalanya dinding aorta bisa melemah dan menonjol, sehingga memicu terjadinya aortic aneurysm. Penyakit ini bisa menyebabkan kebocoran yang menumpahkan darah ke tubuh. Pada beberapa level akut, penyakit aneurisma aorta dapat menyebabkan aorta meledak. Jika aorta meledak, ini akan memicu perdarahan serius, serangan jantungkerusakan ginjalstroke, hingga kematian.

 

Pada umumnya, dinding aorta sangatlah elastis, sebagaimana dilaporkan oleh cardiosmart.org. Ini dapat meregang dan kemudian menyusut kembali sesuai kebutuhan, untuk beradaptasi dengan aliran darah. Namun pada beberapa masalah medis, seperti tekanan darah tinggi dan aterosklerosis, keelastisitasan ini ternyata juga melemahkan dinding arteri. Melemahnya dinding arteri ini dapat dialami seiring penuaan tubuh.

Baca juga: 8 Faktor Risiko Penyebab Serangan Jantung

 

Jenis Aneurisma Aorta

Dilansir dari webmd.com, ada 2 jenis aneurisma aorta, yaitu:

  • Aneurisma aorta abdominal. Inilah jenis aneurisma aorta yang paling sering dialami. Penonjolan dinding aorta terjadi pada area perut.
  • Aneurisma aorta thorakalis.Pada kondisi ini, pelemahan dinding aorta terjadi pada bagian dada.
Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan Jantung

 

Penyebab Terjadinya Aneurisma Aorta

Aneurisma aorta abdominal dan thorakalis memiliki sejumlah penyebab, di antaranya:

  1. Pengerasan arteri (aterosklerosis). Aterosklerosis merupakan radang pada pembuluh darah manusia yang disebabkan penumpukan plak ateromatus. Plak yang berasal dari kolesterol ini, menempel di dinding pembuluh darah dan membuatnya jadi lemah. Diperkirakan aterosklerosis menyebabkan perubahan pada lapisan dinding arteri, yang dapat memengaruhi aliran oksigen dan nutrisi ke jaringan dinding aorta. Kerusakan jaringan yang dihasilkan dapat menyebabkan perkembangan aneurisma. Selain jadi penyebab utama aneurisma aorta, aterosklerosis juga sering kali menyebabkan penyakit jantung dan serangan jantung.
  2. Kelainan genetik. Rentan terjadi pada orang yang menderita sindrom Marfan, sindrom Ehlers-Danlos, atau penyakit turunan lainnya.
  3. Penuaan aorta secara alami. Saat aorta menjadi kurang elastis dan kaku seiring pertambahan usia, risiko terjadinya aneurisma aorta abdominal pun meningkat.
  4. Infeksi seperti sifilis dan endokarditis, serta infeksi pada lapisan jantung, dapat menyebabkan aneurisma.
  5. Pukulan keras di dada atau perut atau kecelakanan lalu lintas yang fatal, bisa merusak aorta.
  6. Peradangan aorta bisa melemahkan dinding aorta.
  7. Tekanan darah tinggi. Hipertensi bisa memberi tekanan pada dinding aorta. Jika dibiarkan selama bertahun-tahun, tekanan ini bisa memicu penggelembungan dinding pembuluh darah.
  8. Diabetes akut. Diabetes yang tidak terkendali dapat memicu dan memperparah kondisi aterosklerosis lebih awal, sehingga merusak pembuluh darah dan membuatnya jadi lemah.

 

Siapakah yang Berisiko Terkena Aneurisma Aorta?

Ada beberapa tipikal individu yang lebih berisiko untuk terkena aneurisma aorta, di antaranya:

  • Berusia lebih dari 65 tahun.
  • Pria.
  • Perokok.
  • Memiliki tekanan darah tinggi.
  • Terdapat riwayat penyakit aneurisma aorta pada keluarga inti, misalnya orang tua, saudara laki-laki, atau saudara perempuan.

 

Aneurisma aorta abdominal 5 kali lebih sering terjadi pada pria daripada pada wanita. Selain itu, melalui riset yang melibatkan 100 orang, diketahui bahwa aneurisma aorta terjadi pada sekitar 3 sampai 9 orang yang berusia di atas 50 tahun.

 

Gejala Aneurisma Aorta

Umumnya orang yang menderita aneurisma aorta, terutama aneurisma aorta thorakalis yang menyerang area dada, tidak memiliki gejala awal. Tapi gejala mulai terdeteksi jika aneurisma menjadi lebih besar dan memberi tekanan pada organ di sekitarnya. Jika aneurisma aorta meledak atau pecah tiba-tiba, penderita akan merasakan sakit parah, penurunan tekanan darah yang ekstrem, dan tanda-tanda syok. Tanpa perawatan medis sesegera mungkin, dapat berujung pada kematian. Berikut beberapa gejala yang dapat dikenali pada penyakit aneurisma aorta.

 

Aneurisma aorta abdominal

  • Sakit perut. Gejala yang paling umum dari aneurisma aorta abdomen adalah sakit perut atau kondisi tidak nyaman yang datang dan pergi, atau menjadi konstan.
  • Sakit di dada, perut, punggung bawah, atau panggul (di atas ginjal), yang  terkadang menyebar ke selangkangan, pantat, atau tungkai. Rasa sakitnya mungkin terasa intens, berdenyut-denyut, serta bisa berlangsung selama berjam-jam atau berhari-hari. Nyeri perut ini umumnya tidak terpengaruh oleh pergerakan tubuh,
  • Sensasi berdenyut di perut.
  • Gejala "kaki dingin" atau jari kaki menghitam kebiru-biruan. Kondisi ini rentan terjadi jika aneurisma aorta abdominal menghasilkan bekuan darah yang pecah dan menghalangi aliran darah ke kaki.
  • Demam yang diikuti penurunan berat badan secara drastis. Indikasi ini biasanya dikaitkan dengan aneurisma aorta inflamasi. 

 

Aneurisma aorta thorakalis

  • Nyeri dada. Umumnya gejala yang paling sering terjadi digambarkan sebagai nyeri yang sangat menusuk.
  • Sakit punggung.
  • Batuk atau sesak napas jika aneurisma berada di daerah paru-paru.
  • Suara serak.
  • Kesulitan atau rasa sakit saat menelan.
  • Gejala aneurisma aorta serupa dengan gejala masalah lain yang menyebabkan nyeri dada atau perut, seperti penyakit arteri koroner, gastroesophageal reflux (GERD), dan penyakit tukak peptik. 

 

Pengobatan dan Perubahan Gaya Hidup yang Perlu Dilakukan Pascadiagnosis

Saat seseorang terdiagnosis aneurisma aorta, diperlukan pengobatan dan pemantauan medis yang ketat, antara lain:

  • Lakukan pemeriksaan rutin. Dokter akan melakukan beberapa tes rutin untuk memeriksa ukuran dan pertumbuhan aneurisma. Bicarakan dengan dokter tentang seberapa sering medical check perlu dilakukan.
  • Perawatan di rumah sangat tepat mencegah atau mengendalikan kondisi, seperti aterosklerosis dan tekanan darah tinggi, yang berpotensi semakin memicu terjadinya aneurisma aorta.
  • Berhenti merokok. Obat-obatan dan konseling dapat membantu pasien untuk berhenti merokok selamanya.
  • Kontrol tekanan darah tinggi. Untuk mengendalikan tekanan darah tinggi, konsumsi makanan rendah sodium, serta lakukan olahraga teratur.
  • Kontrol kolesterol tinggi. Untuk mengendalikan kolesterol tinggi, makanlah diet rendah lemak, rendah kolesterol, dan berolahraga secara teratur.
  • Jagalah berat badan tetap stabil. Kehilangan berat badan tidak akan mungkin mengubah jalannya aneurisma aorta, tapi dapat menurunkan risiko komplikasi jika pasien pada akhirnya membutuhkan pembedahan.
  • Bersikap aktif. Tanyakan kepada dokter jenis dan jumlah latihan apa yang aman untuk penderita aneurisma aorta. Salah satu jenis olahraga yang aman adalah aerobik. Usahakan melakukan aktivitas yang meningkatkan detak jantung. Berolahragalah paling sedikit 30 menit.
  • Menerapkan diet sehat jantung. Diet sehat jantung meliputi buah-buahan, sayuran, makanan berserat tinggi, makanan rendah lemak jenuh, bebas lemak trans, dan rendah kolesterol.

 

Pengobatan

Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, seperti beta-blocker, dapat digunakan untuk memperlambat laju pertumbuhan aneurisma aorta. Jika memiliki kolesterol tinggi, dokter mungkin menyarankan pasien untuk mengonsumsi obat-obatan, seperti statin, untuk menurunkan tingkat keparahan yang terjadi pada aneurisma aorta.

 

Usahakan untuk tidak menumpuk kolesterol. Memiliki kolesterol tinggi hanya akan meningkatkan risiko aterosklerosis, yang dapat menambah parah aneurisma aorta serta komplikasi, seperti penyakit arteri koroner dan stroke.

 

Operasi

Aneurisma aorta abdominal

Pada pria, tindakan operasi biasanya direkomendasikan untuk aneurisma aorta abdomen yang sudah tumbuh mencapai diameter 5,5 cm atau lebih. Pada wanita, prosedur bedah mungkin direkomendasikan untuk ukuran aneurisma yang lebih kecil. Keputusan untuk memperbaiki aneurisma aorta lebih dipertimbangkan pada usia pasien yang lebih tua atau kondisi medis yang membuat tindakan operasi justru lebih berbahaya.

 

Ada 2 pilihan prosedur yang dianjurkan untuk aneurisma aorta, yaitu:

  • Operasi perbaikan.
  • Perbaikan endovaskular.

Bicarakanlah pada dokter mengenai manfaat dan risiko dari setiap opsi perbaikan untuk mendapatkan rekomendasi yang paling efektif. 

 

Aneurisma aorta thorakalis

Dokter akan merekomendasikan tindakan operasi untuk pengobatan aneurisma aorta toraks, berdasarkan 3 pertimbangan hal ini:

  • Lokasi terjadinya aneurisma aorta.
  • Ukuran aneurisma.
  • Perbaikan mungkin direkomendasikan jika aneurisma berdiameter 5,5 sampai 6 cm.
  • Jika aneurisma aorta yang diderita terjadi akibat kelainan genetik, seperti sindrom Marfan.
  • Jika pasien memerlukan operasi jantung, seperti operasi penggantian katup jantung.

 

Untuk pilihan prosedurnya, operasi terbuka dan  perbaikan endovaskular, tetap menjadi 2 pilihan untuk memperbaiki aneurisma aorta thorakalis.

 

Semoga informasi ini semakin memotivasi kita semua untuk menerapkan gaya hidup sehat yang seimbang sejak usia muda.Selamat jalan, Pak Bondan Winarno. Terima kasih untuk kontribusi dan semangatnya yang luar biasa untuk dunia kuliner Indonesia. (TA/AS)