Bentuk tubuh dan berat badan selalu menjadi perhatian, khususnya bagi para wanita. Mencapai berat badan yang ideal merupakan keinginan setiap orang, dan mereka memiliki cara berbeda untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

 

Saya ingat hal yang dikatakan seorang teman bahwa dengan mengurangi pengonsumsian nasi saja bisa membuat perutnya menjadi lebih rata dan menurunkan berat badan. Tidak hanya itu, banyak teman saya yang mengganti makanannya, khususnya nasi, dengan makanan cair yang sama nutrisinya. Mereka pun berhasil menurunkan beberapa kilogram.

 

Benarkah demikian?

Nasi adalah salah satu jenis karbohidrat kompleks berbahan dasar gula. Karbohidrat kompleks berarti mengandung beberapa molekul gula, yang pada akhirnya akan dipecah menjadi glukosa di saluran pencernaan. Gula ini akan dipecah dan dijadikan sumber energi utama, yang memberikan bahan bakar untuk aktivitas kita sehari-hari. Sebenarnya, jika mengonsumsi gula sesuai dengan kebutuhan energi yang dikeluarkan, tidak akan ada sisa gula yang menumpuk dan disimpan sebagai lemak di dalam tubuh. Sayangnya, makan gula secara berlebihan lebih sering terjadi.

Baca juga: Cara Memotivasi Diri agar Berhasil Diet

 

Menghindari nasi sering dijadikan salah satu cara untuk menurunkan berat badan. Memang terdengar sebagai rencana diet yang baik, jika Kamu memang menghindari berbagai macam gula yang tidak perlu. Namun ternyata gula tidak didapatkan dari nasi saja, lho! Selain nasi, karbohidrat atau gula juga dapat ditemukan di sereal, roti, buah, minuman favoritmu (selain air putih tentunya), dan sebagainya. Jadi walaupun Kamu menghindari nasi, perhatikan jenis makananmu yang lain!

 

Jadi bolehkah tidak makan nasi?

Tentu saja ketika Kamu menghindari nasi, mengonsumsi air putih, dan beraktivitas dengan rutin, tubuh akan menjadi lebih ringan dan perut akan menjadi lebih rata. Namun, tentu saja kamu harus mengatur piring makanmu agar mengandung berbagai komponen makanan yang mendukung untuk menurunkan berat badanmu.

 

Makanan yang tinggi protein, seperti daging merah, ikan, tahu, dan tempe, mengandung protein yang dapat menghambat waktu pemecahan di dalam sistem pencernaanmu, sehingga membuatmu kenyang lebih lama. Mengonsumsi sayur dan buah saja, tanpa didukung oleh protein, tidak dianjurkan. Ini tidak bekerja baik untuk saya, karena hanya bertahan sebentar di pencernaan dan mendorong untuk makan lebih banyak setelahnya.

Baca juga: Ternyata, Seperti Ini Menu Diet Sehat Pemain Bola

 

Pengalaman saya sendiri, ketika mengurangi makan nasi berat badan jadi berkurang dan tubuh terasa ringan. Namun, saya tidak langsung menghindari nasi begitu saja. Saya menurunkan porsinya perlahan-lahan, sampai akhirnya saya hanya mengonsumsi nasi satu kali sehari saja. Sisanya saya hanya mengonsumsi sayur, buah, dan protein.

 

Ketika Kamu ‘ngidam’ nasi, boleh enggak sih?

Setelah beberapa saat menghindari konsumsi nasi, tentu saja tubuh akan mengirimkan sinyal bahwa tubuh Kamu membutuhkan nasi. Hal ini didorong oleh kebiasaan mengonsumsi nasi dalam waktu lama. It’s okay to have it once a while. Saya sendiri masih mengonsumsi nasi setelah beberapa saat menggantinya dengan protein maupun karbohidrat jenis lain yang juga bermanfaat, seperti oatmeal yang mengandung serat.

Baca juga: Ini Rahasia Diet Sehat Ala Kate Middleton

 

Perlu diingat bahwa diet adalah untuk jangka panjang. Saya sering menggunakan istilah ‘jogging’ dan bukan ‘sprint’. Jika Kamu hanya menghindari nasi untuk sementara waktu dan tidak bisa mempertahankannya, berat badan akan kembali naik dan perut pun menjadi buncit. Namun ketika hal ini sudah menjadi kebiasaan, pola hidup yang rendah karbohidrat tentu tidak akan menyiksa.