Penelitian baru menemukan bahwa sarapan di awal hari dapat menurunkan risiko seseorang terkena diabetes tipe 2. Para ahli merekomendasikan bahwa untuk membantu menurunkan risiko diabetes tipe 2, tidak hanya fokus pada apa yang mereka makan, tetapi juga kapan mereka makan.

  

Jadi jam berapa sebaiknya kita sarapan?

 

Manfaat Sarapan untuk Mencegah Diabetes

Banyak orang mungkin tergoda untuk melewatkan sarapan di pagi hari, tetapi penelitian baru menunjukkan bahwa meluangkan waktu untuk sarapan, dan waktunya lebih awal, dapat memberikan manfaat kesehatan yang penting.

 

Berdasarjkan penelitian yang diterbitkan bulan lalu di International Journal of Epidemiology, menemukan bahwa mereka yang secara rutin makan sarapan lebih awal — khususnya sebelum jam 8 pagi — lebih kecil kemungkinannya untuk memiliki diabetes tipe 2 dibandingkan mereka yang sarapan setelah jam 9 pagi.

 

Ditemukan pula, peserta studi yang cenderung makan malam lebih lambat, terutama setelah jam 9 malam atau 10 malam, memiliki risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi daripada mereka yang makan malam lebih awal pada hari itu.

 

Hubungan antara risiko diabetes tipe 2 dan waktu makan ini tetap konsisten bahkan ketika faktor lain diabaikan, jelas Anna Palomar-Cros, PhD, MPH, penulis studi dan peneliti postdoctoral di ISGlobal Barcelona Institute for Global Health.

 

“Jadi jika kualitas diet atau tingkat aktivitas fisik para peserta, diabaikan, maka sarapan dan makan malam lebih awal dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2 menjadi lebih rendah,” jelas Palomar-Cros,.

 

Temuan ini bisa menjadi strategi baru mencegah diabetes, mengingat 1,3 miliar orang diperkirakan akan menderita diabetes pada tahun 2050.

 

Ketika seseorang puasa di malam hari lebih lama, waktu antara makan terakhir seseorang pada suatu hari dan makan pertama pada hari berikutnya, bisa sampai 13 jam, maka hanya berdampak pada risiko diabetes jika waktu makan lebih awal, kata Palomar-Cros,

 

Ini menunjukkan bahwa strategi puasa intermiten yang populer di mana orang tidak makan sampai menjelang siang atau tengah hari sebenarnya bisa berbahaya bagi mereka yang ingin menghindari diabetes tipe 2.

 

Mengapa Waktu Makan Berpengaruh?

Hubungan antara waktu sarapan dan risiko diabetes tipe 2 memperkuat gagasan bahwa makan dan ritme alami tubuh memiliki hubungan yang unik. Ini biasanya hanya dibahas dalam konteks tidur, tetapi ritme sirkadian tubuh dan asupan makanan manusia dapat berdampak signifikan pada kesehatan.

 

Ritme atau irama sirkadian terlibat dalam hampir semua fungsi tubuh dan diatur oleh jam sirkadian, yang terutama disinkronkan oleh cahaya, tetapi juga oleh makanan, kata Palomar-Cros. "Fungsi yang benar dari sistem ini sangat penting untuk memastikan metabolisme yang optimal."

 

Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa ritme sirkadian tubuh dapat mengontrol glukosa, insulin, meningkatkan toleransi glukosa, dan mengendalikan nafsu makan. Sistem ini cenderung memuncak di pagi hari, menjadikannya waktu yang lebih baik bagi orang untuk makan.

 

Menurut Mia Zhu, MPH, RD, spesialis perawatan diabetes dan pendidikan bersertifikat di Duke Health, hormon memberi tahu hati untuk melepaskan gula ke aliran darah saat kita bangun. Makan sesaat setelah bangun tidur memicu pelepasan hormon termasuk insulin, yang kemudian membantu memindahkan gula ke dalam sel dan keluar dari aliran darah. Oleh karena itu orang dengan diabetes dianjurkan untuk sarapan setiap hari.

 

Tetapi perhatikan juga jenis sarapan pagi. Sarapan yag dianjurkan terdiri dari protein, karbohidrat kompleks, buah, sayur dan air putih atau susu. 

 

 

Referensi:

Health.com. Early-breakfast-reduce-type-2-diabetes

Thenationalnews.com. Intermittent-fasting-to-breakfast-or-not-to-breakfast-for-diabetes-and-weight-loss