Semakin bertambahnya usia, semakin banyak tanggung jawab yang harus dikerjakan. Apalagi saat memasuki dunia kerja dan menikah, beban tanggung jawab pun semakin besar. Mulai dari masalah keuangan, hubungan rumah tangga, anak, dan lain sebagainya.

 

Semua itu membuat pikiran dan fisik menjadi stres. Seperti dilansir melalui Dailymail, di zaman ini orang mudah mengalami stres sejak usia 20-an. Stres memang tidak bisa dihindari dan dibatasi, namun jika Kamu dapat berpikir positif dan mengelolanya dengan baik maka hal itu dapat diminimalisasi.

 

Mengapa Bisa Terjadi di Usia 20-an?

Para ahli mengatakan bahwa generasi muda saat ini mengalami tekanan yang lebih berat daripada generasi sebelumnya ketika mencapai usia 20-an. Hal ini juga dipengaruhi oleh kemunculan beragam jenis rokok, alkohol, dan narkotika.

 

Sebuah penelitian dilakukan terhadap 2.000 orang. Mereka ditanyakan tentang bagaimana rata-rata kebahagiaan yang dimiliki seseorang. Ternyata hasilnya menunjukkan ada masa yang dinamakan kirisis seperempat hidup, yaitu banyak orang usia 20-an sudah mulai pergi ke terapis dan mengonsumsi obat antidepresan. Masalah yang menjadi faktor utama dari meningkatnya rasa stres adalah mengenai keuangan.

 

Bekerja atau tidak, seseorang merasakan bahwa kesejahteraan finansial adalah hal yang utama. Selain itu, tekanan dari pekerjaan yang disebabkan oleh pemimpin yang tidak kompeten, lingkungan, serta teman kerja yang kurang baik juga ikut andil meningkatkan rasa stres. Masalah selanjutnya adalah kurang tidur. Pekerjaan, pergaulan, kopi, dan gaya hidup menjadi faktor penyebab generasi masa kini kurang memiliki kualitas tidur yang baik.

Baca juga: Kurangi Stres dengan Menaruh Tanaman Dalam Ruanganmu

 

Dengan kurangnya jam tidur, ini membuktikan bahwa banyak generasi muda yang membutuhkan jam tidur atau liburan untuk mengistirahatkan fisik dan pikiran mereka. Terkadang masalah lain juga muncul dari percintaan dan bentuk tubuh. Rumitnya perasaan yang masih belum stabil dan keinginan untuk selalu tampil, baik di media sosial dan kehidupan nyata, dapat meningkatkan stres.

 

Tidak hanya pekerjaan, keuangan, dan kualitas tidur yang buruk, beberapa faktor ini juga mampu meningkatkan stres. Faktor-faktor tersebut antara lain:

  • Kecanduan gadget. Saat Kamu selalu memegang dan memeriksa gadgetmu, maka Kamu akan lebih sulit untuk terlepas dari kebiasaan itu. Kamu hanya akan memikirkan internet dan media sosial, sehingga lupa menikmati indahnya dunia nyata atau malah tidak ingin berada di dunia nyata.
  • Perfeksionis. Seseorang yang terus-menerus merasa tidak puas dengan apa yang sudah dimiliki akan terus mencari yang lebih sempurna. Lama-kelamaan ini akan menimbulkan stres dan perasaan bahwa apa yang telah Kamu perbuat atau miliki tidak pernah cukup.
  • Jarang olahraga. Dengan jarangnya Kamu berolahraga, keseimbangan hormon dalam tubuhmu menjadi terganggu, mudah merasa stres, dan kondisi mental menjadi tidak stabil.
  • Multitasking. Banyak orang yang melakukan pekerjaan secara bersamaan dalam jumlah yang banyak. Padahal ini membuat konsentrasi dan fokus menjadi terpecah, sehingga Kamu merasa tertekan karena seluruh tanggung jawab harus selesai dalam waktu yang bersamaan. Secara tidak sadar, energimu akan habis dan menyebabkan Kamu merasa stres.

 

Percaya tidak percaya, wanita yang kerap mengalami stres di usia muda akan berisiko lebih tinggi mengalami keguguran selama hamil. Karena saat stres, akan berpengaruh pada perubahan emosi, kekhawatiran, dan tekanan terhadap diri wanita tersebut, sehingga membahayakan kondisi janin di dalam kandungan.