Ada kejadian pada Ibu hamil yang mengandung lebih dari waktu normal kehamilan atau disebut sebagai overdue pregnancy, yakni kondisi di mana bayi tidak kunjung lahir. Kejadian ini tidak sering terjadi, tetapi tidak menutup kemungkinan Mums bisa mengalaminya.

 

Baca juga: Tanda-tanda Persalinan Sudah Dekat

 

Mengapa Bayi Tidak Kunjung Lahir?

Biasanya, wanita dengan siklus haid yang tidak lancar serta tidak teratur lebih berisiko mengalami overdue pregnancy. Terdapat beberapa hal lain yang memungkinkan Mums dapat mengalami overdue pregnancy, di antaranya:

 

  • Faktor keturunan

Faktor ini merupakan faktor genetik dari ibu atau nenek yang mengalami hal yang serupa ketika akan melahirkan.

 

  • Pernah terjadi pada kehamilan sebelumnya

Jika sebelumnya Mums mengalami keterlambatan dalam melahirkan, hal ini dapat memungkinkan akan terjadi hal yang serupa pada kehamilan berikutnya.

 

  • Faktor psikologis Ibu

Jika Mums mengalami ketakutan dan ketidaksiapan dalam menghadapi persalinan, kemungkinan mengalami hal ini akan lebih besar.

 

Overdue pregnancy seringk ali terjadi pada Mums yang sedang mengandung anak pertama, obesitas, tidak ingat hari haid terakhirnya, dan sedang mengandung anak laki-laki.

 

Risiko bagi Janin

Jika kehamilan melampaui batas, yaitu antara 41 hingga 42 minggu, bayimu akan mengalami beberapa masalah, seperti:

  • Plasenta akan semakin tua dan tidak sanggup lagi menjalani fungsinya.
  • Secara signifikan, janin dalam perut Mums akan semakin berkembang dan plasenta akan terus berkembang juga, sehingga menyulitkan proses persalinan. Untuk itu, Mums perlu melakukan operasi caesar.
  • Plasenta yang sudah tidak berfungsi dapat menyebabkan janin kekurangan pasokan oksigen.
  • Cairan ketuban yang rendah dapat memengaruhi detak jantung bayi dan memampatkan tali pusar selama kontraksi.
  • Risiko pecah ketuban dan janin terminum air ketuban juga tinggi, sehingga bisa menyebabkan infeksi hingga kematian

 

Adakah Risiko untuk Ibu?

Kemungkinan Mums mengalami risiko pasti ada, seperti lelah, cemas, sulit tidur, sakit punggung berkepanjangan, serta pergelangan kaki akan semakin bengkak. Mums juga harus berhati-hati terhadap tanda-tanda pre-eklampsia akibat hipertensi dan diabetes.

 

Jika kandungan sudah memasuki usia lebih dari 41 minggu, sebaiknya Mums mulai periksakan ke dokter. Dokter akan melihat kesiapan mulut rahim. Jika kontraksi belum terjadi, dokter akan menindaklanjuti dengan operasi caesar untuk mengeluarkan sang Bayi.

 

Baca juga: Ini Hal-hal yang Harus Dipertimbangkan Jika Ingin Hamil di Usia Muda

 

Apakah Bermasalah jika Melahirkan Lebih dari Waktu Normal?

Jika Mums hanya kelebihan satu atau dua minggu dari masa kehamilan normal, umumnya para dokter tidak langsung menganjurkan Mums untuk melakukan operasi caesar. Persalinan normal akan dilakukan jika kondisi tubuh Mums sehat dan kesiapan Mums sudah sangat baik.

 

Jika kontraksi belum juga terjadi, biasanya dokter akan melakukan induksi untuk merangsang kontraksi. Sedangkan operasi caesar akan dilakukan jika dokter menemukan masalah pada bayi, misalnya air ketuban mulai berkurang atau bahkan habis, ia kekurangan oksigen, atau berat badan melebihi 4 kg, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan persalinan normal.

 

Bagaimana agar Tidak Terjadi Overdue Pregnancy?

Mums harus melakukan pemeriksaan rutin terhadap kehamilan setelah usia kandungan memasuki 36 minggu. Biasanya, dokter akan melakukan USG dan memprediksi kapan Mums bersalin. Pemeriksaan ini meliputi mengecek gerakan janin, aktivitas bayi, ukuran tulang bayi, serta lingkar perut Mums.

 

Mums juga harus melakukan aktivitas, olahraga selama masa kehamilan, atau melakukan senam hamil untuk mempermudah proses persalinan. Jangan lupa untuk mengonsumsi makanan-makanan sehat agar janin tidak terlalu besar, yang akan membuatnya sulit untuk keluar. (AS)

 

Baca juga: Penyebab Ibu Meninggal Saat Melahirkan