Setiap pasangan pasti mendambakan momen indah bersama buah hati setelah melalui proses persalinan yang panjang dan melelahkan. Namun, terkadang ada kondisi-kondisi yang menyebabkan ibu mengalami masa kritis setelah bersalin, dan akhirnya meninggal dunia. Pada tahun 2015, di Indonesia sendiri kasus kematian ibu melahirkan mencapai 303.000 kematian.

Baca juga: Pengalaman Melahirkan dengan Hypnobirthing

 

Penyebab dari meninggalnya ibu yang baru melahirkan bisa dikaitkan oleh gangguan kesehatan di masa kehamilan atau penanganan yang kurang tepat selama proses persalinan berlangsung. Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan, penyebab utama kematian ibu melahirkan adalah perdarahan. Namun tidak hanya perdarahan, ada beberapa penyebab lain yang menjadi faktor risiko, seperti tekanan darah tinggi, infeksi, penyakit jantung, TBC, dan lain-lain. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai penyebab kematian pada ibu melahirkan.

 

Hemoragik

Terjadinya perdarahan saat proses persalinan memang umum terjadi. Namun jika ini tidak ditangani dengan baik, maka perdarahan bisa menjadi parah dan menyebabkan wanita meninggal setelah proses melahirkan. Perdarahan bisa terjadi pada proses melahirkan secara normal maupun Caesar. Ini terjadi karena vagina atau leher rahim robek, maupun tidak berkontraksinya rahim setelah melahirkan. Selain itu, biasanya perdarahan hebat juga bisa disebabkan abrupsio plasenta, yaitu kondisi plasenta terpisah dari rahim sebelum waktu kelahiran.

 

Infeksi

Infeksi bisa terjadi apabila bakteri masuk ke dalam tubuh dan tubuh tidak bisa melawannya. Ini bisa menyebabkan wanita meninggal sesaat setelah melahirkan. Seorang wanita hamil yang terinfeksi oleh kelompok bakteri Streptokokus B dapat mengalami infeksi pada darah.

 

Apabila darah terinfeksi, ini bisa menyerang sistem kekebalan tubuh dan dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, hingga mengakibatkan kematian. Pada beberapa kasus, infeksi darah bisa menyebabkan penggumpalan darah pada ibu hamil, sehingga dapat menghalangi aliran darah ke otak dan jantung yang dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ.

 

Pre-eklampsia

Kondisi ini bisa terjadi pada ibu hamil yang mengalami tekanan darah tinggi selama masa kehamilan. Biasanya kondisi pre-eklampsia terjadi setelah minggu ke-20 masa kehamilan. Kondisi ini bisa diobati, namun bisa menjadi parah dan menyebabkan plasenta terpisah, kejang, atau sindrom HELLP (peningkatan enzim hati) yang dapat merusak hati. Kerusakan dapat cepat terjadi apabila tidak mendapatkan perawatan yang baik dan bisa menyebabkan kematian.

Baca juga: Hati-hati, Bayi Anda Terkena Vaksin Palsu!

 

Emboli Paru

Kondisi ini merupakan gumpalan darah yang dapat menghalangi lajur darah menuju paru-paru, dan terjadi ketika gumpalan darah yang ada di kaki atau paha pecah serta mengalir menuju paru-paru. Emboli paru menyebabkan kadar oksigen dalam darah menjadi rendah dan menyebabkan sesak napas serta nyeri dada. Ini karena organ tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup, sehingga menyebabkan kerusakan organ hingga kematian.

 

Untuk mencegah emboli paru, Mums bisa bangun dan berjalan sesegera mungkin setelah proses persalinan. Ini sebagai upaya agar darah bisa mengalir dengan lancar, sehingga tidak akan terjadi penggumpalan darah.

 

Kardiomiopati

Fungsi jantung wanita yang sedang hamil akan mengalami perubahan yang cukup banyak. Itulah mengapa ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit jantung berisiko tinggi mengalami kematian. Salah satu masalah yang bisa dialami adalah kardiomiopati. Ini merupakan penyakit otot jantung yang akan membuat jantung lebih besar, lebih tebal, dan lebih kaku.

 

Kondisi ini bisa menyebabkan jantung melemah, sehingga tidak bisa memompa darah dengan baik. Ini dapat mengakibatkan masalah kesehatan, seperti kegagalan fungsi jantung atau menumpuknya cairan pada paru-paru.

Baca juga: Detak jantung Bayi Tak Terdengar? Jangan Panik! 

 

Mencegah Kematian Selama Proses Persalinan

Sebagian dari penyebab kematian ibu melahirkan sebenarnya dapat dicegah. Berikut langkah-langkah yang bisa membantu mengurangi angka kematian setelah proses persalinan:

  • Memastikan setiap ibu hamil mendapatkan akses yang mudah, cepat, dan berkualitas tinggi terhadap perawatan prenatal menjelang proses persalinan.
  • Memastikan setiap ibu hamil mendapatkan akses terhadap tenaga keperawatan yang terampil saat proses persalinan dan perawatan pasca-persalinan.
  • Memastikan terdapat akses yang mudah menuju rumah sakit atau klinik persalinan yang berkualitas.
  • Akses dan pemberdayaan program Keluarga Berencana (KB).

 

Untuk menghindari kematian pasca-persalinan, ibu hamil juga penting untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan terlalu dini. Selalu jaga kesehatan dan segera konsultasikan diri ke dokter jika merasa tidak ada yang beres selama kehamilan ya, Mums!