Dibanding menopause, nampaknya andropause masih terdengar asing di telinga beberapa orang. Padahal sebenarnya andropause merupakan kondisi yang hampir sama dengan menopause yang dialami oleh para wanita. Bedanya, kondisi andropause ini dialami oleh para pria.

 

Jika gejala menopause yang terjadi pada wanita sangat mudah dikenali, yakni berhentinya produksi ovum dan hormon esterogen serta siklus menstruasi pada usia tengah baya, hal ini sedikit berbeda jika dibanding andropause. Pada pria tengah baya, penurunan produksi spermatozoa, hormon testosteron, dan hormon lainnya terjadi secara perlahan.

 

Bagaimana proses terjadinya andropause?

Andropause terjadi karena adanya penurunan fungsi sistem reproduksi pria yang menyebabkan penurunan kadar testosteron hingga di bawah angka normal. Selain hormon testosteron, saat andropause pria juga sebenarnya mengalami penurunan hormon lain atau multi hormonal, seperti hormon DHEA, DHEAS, melantonin, growth hormon, dan IGFs (Insulin like Growth Factors). Karena melibatkan banyak hormon, maka beberapa pakar banyak yang menyebut andropause dengan sebutan lain seperti adrenopause (defisiensi DHEA/DHEAS), somatopause (defisiensi GH/IGFS), PTDAM (Partial Testosteron Deficiency in Aging Male), PADAM (Partial Androgen Deficiency in Aging Male), viropause, climacterium pada pria, dan masih banyak lagi.

 

Umumnya, proses penurunan kadar hormon testosteron pada pria dimulai pada usia 35 tahun dan akan terus berlangsung sampai testosteron benar-benar habis di usia sekitar 70-an. Sedangkan puncak hormon pertumbuhan pria terjadi sekitar umur 20 tahun, dan jatuh sekitar 14 persen setiap 10 tahun setelahnya. Pada usia 40 tahun, hormon pertumbuhan telah hilang hampir setengahnya. Sedangka ketika sudah menginjak usia 80 tahun, pria hanya memiliki sisa hormon hanya beberapa persen saja. Kekurangan hormon ini yang akan menyebabkan tanda-tanda penuaan semakin terlihat. 

 

Pria sebaiknya harus lebih waspada terhadap ketidakseimbangan hormon dalam tubuhnya, sebelum gejala tersebut menjadi lebih buruk. 

 

Apa saja gejala yang timbul ketika pria mengalami andropause?

Jika pada wanita, menopause membuat sel telur berhenti untuk dihasilkan, berbeda dengan andropause pada pria. Ketika pria mengalami andropause, pria tetap memiliki kemampuan untuk menghasilkan sperma, hanya saja terjadi penurunan libido dan penurunan kemampuan dalam hal keintiman ketika bersama pasangan.

Beberapa gejala yang mungkin muncul ketika seorang pria mengalami andropause antara lain :

  1. Penurunan libido atau hasrat seksual
  2. Disfungsi ereksi atau kesulitan mengalami ereksi
  3. Lebih sering buang air kecil
  4. Sulit tidur
  5. Cepat lelah
  6. Emosi kurang stabil sehingga mudah marah dengan hal kecil ataupun tanpa sebab yang jelas
  7. Sering tidak percaya dan curiga pada orang lain, termasuk pasangan
  8. Sering tidak fokus
  9. Sering pusing
  10. Tiba-tiba merasa panas walaupun tidak melakukan aktivitas yang berat
  11. Kesulitan bernafas
  12. Lingkar perut dan paha membesar
  13. Mengalami kenaikan berat badan
  14. Nyeri pada punggung
  15. Mudah berkeringat

Setiap pria memang wajar jika mengalami andropause. Namun yang perlu diperhatikan adalah selama memasuki masa andropause, tetap jaga keseimbangan pola hidup. Mulai dari menjaga keteraturan pola makan, mengurangi kebiasaan merokok dan melakukan olahraga secara teratur.