Setelah menjadi orang tua, kehidupan seks pun akan berubah. Bukan berbicara tentang kenikmatannya ya, melainkan bagaimana berkomitmen untuk melakukannya di tengah peran Mums dan Dads sebagai orang tua. Namun, haruskah merasa bersalah untuk bercinta saat si Kecil yang masih bayi tidur tak jauh dari tempat Mums dan Dads bermesraan?

 

Tetaplah Bercinta Walau Sudah Menjadi Orang Tua

Bosan dengan saran itu? Tak heran bila saran ini yang selalu diulang oleh hampir semua psikolog, konselor pernikahan, atau pun ahli medis. Secara psikologis, seks dalam pernikahan tidak hanya memberikan kepuasan secara fisik, namun memberi makna lebih pada pernikahan. 

 

Tak perlu dikatakan dengan lantang, namun bila bisa jujur di dalam hati, pernikahan tanpa seks lama kelamaan tak ubahnya seperti hanya tinggal dengan teman serumah. Tak ada hasrat, tak ada letupan, tak ada kemesraan, hanya rutinitas. 

 

Bagaimana dengan keuntungan secara fisik? Selain sebagai pelepas stres dan latihan fisik intens yang mirip dengan olahraga, seks tak terbantahkan menyehatkan tubuh. Bagi pria maupun wanita, stres berkontribusi untuk kesehatan jantung karena menurunkan tekanan darah. 

 

Khusus bagi pria, seks secara teratur dengan pasangan menjadi pencegahan kanker prostat. Sementara bagi wanita, seks adalah perawatan anti-penuaan terbaik yang alami! Bahkan dalam sebuah penelitian selama 10 tahun yang dilakukan di Inggris, seks membuat wanita terlihat lebih muda 5-7 tahun daripada usia aslinya!

 

Tapi, kita, wanita, kan, makhluk yang sentimental. Semua hal mau tak mau dikaitkan dengan perasaan. Seperti ketika suami mengajak bercinta, sementara si Kecil tidur di kamar yang sama, bahkan satu ranjang. Walau masih bayi dan tentu ia tak memahami apa-apa, tapi kok, janggal ya melakukannya di depan anak sendiri? Apakah wajar merasakan ini?

 

Menurut ahli, sedikit jengah karena tak terbiasa, boleh saja dirasakan di awal. Namun, jangan sampai perasaan ini menghambat kehidupan percintaan Mums, ya. Ada satu fakta yang perlu diingat, yaitu si Kecil membutuhkan pasangan orang tua yang bahagia dan kompak agar bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Cara untuk meraih itu? Salah satunya tentu saja dengan memiliki kehidupan seks yang sehat, terlepas dari kondisi si Kecil masih bayi dan tidur sekamar dengan Mums. Waktu berkualitas dengan suami untuk bercinta,tetaplah harus jadi prioritas.



Kabar baiknya lagi, para ahli sudah memastikan bahwa bayi berusia kurang dari 6 bulan, tidak akan terpapar atau terpengaruh apa pun dengan kegiatan intim yang orang tuanya lakukan. Apalagi, si Kecil sudah biasa terpapar suara ramai saat berada di dalam rahim. Jadi, Mums bebas berekspresi dengan banyak suara dan gerakan tanpa perlu takut si Kecil terganggu.

 

Baca juga: Mungkinkah Menyusui Memengaruhi Kehidupan Seksual Mums?

 

Trik Bercinta Tetap Asyik

Jadi, apa yang harus dilakukan agar aktivitas seksual Mums tetap bisa berjalan nyaman? Kuncinya adalah terbuka dengan segala opsi dan kreatif. Karena seperti yang ahli bilang, seks yang hebat tidak terjadi begitu saja. Dibutuhkan upaya dan kreativitas untuk menyalakan kembali hubungan Mums dan Dads. Mulai dari mana? Berikut idenya:

 

  • Tak selalu harus malam hari

Yang membuat aktivitas intim dengan suami terkadang bukan karena tidak ada waktunya, tapi tidak bisa digeser waktunya. Anggapan umum, kalau mau bercinta ya di malam hari menunggu si Kecil tidur lelap dan suasana hening. Padahal, tak selalu harus begitu, lho.

 

Jika di tengah hari atau pagi hari si Kecil sedang tertidur lelap, kenapa tidak disempatkan untuk bermesraan? Mungkin juga pak suami sering menggoda dan “mengajak” Mums di waktu-waktu ini, tapi Mums sering kali menolak karena merasa kurang pas jika melakukannya selain di malam hari. Kali ini, jangan ditolak, ya, karena ada sensasi yang berbeda lho, bercinta selain di malam hari.

 

  • Pindah lokasi

Jika Mums merasa bercinta di dekat si Kecil menyurutkan gairah, bukan berarti sesi intim ini harus dibatalkan, lho. Yuk, coba bereksperimen bercinta di ruangan lain, seperti kamar mandi, ruang tamu, atau mungkin dapur. Tapi ingat, pastikan semua aman dan gorden ditutup rapat, ya. 

 

Yang terpenting, komunikasikan apa yang Mums rasakan pada suami agar kondisi ini bisa dicari bersama solusinya. Karena jika Mums hanya menolak untuk diajak berhubungan intim tanpa mengomunikasikan apa yang mengganjal, suami bisa saja menafsirkannya sebagai masalah hubungan, bukan akibat isu lokasi. Perlu diingat, semakin baik komunikasi antarsuami istri, semakin baik kehidupan seks Mums dan Dads.

.

Baca juga:  Mums, Lakukan Ini agar Dads Selalu Merasa Dihargai

 

 

 

 

  • Berimajinasi dengan Mata Tertutup

Jika pindah lokasi tidak memungkinkan, ada satu cara lain yang bisa Mums coba, yaitu coba menggunakan penutup mata. Tak perlu ribet menggunakan penutup mata khusus, Mums bisa memberdayakan scarf atau bahkan kaus suami sebagai penutup mata. 

 

Setelah itu, minta suami untuk menjelajahi tubuh Mums sebagai bentuk foreplay agar sesi bercinta semakin intens. Ingat, bayi >6 bulan tak akan merasa terganggu dengan suara berisik, jadi Mums bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk bersuara, atau bahkan melontarkan pujian seksi pada suami.

 

Baca juga: Dua Tahun Pertama Pernikahan, Masa Paling Rawan!

 

Sumber:

Parents. Postpartum Sex: Is It Bad to Do It With Baby in the Room?

Mirror. Sex Advantages for Health.

Bounty. Sex whilst Sharing a Room with Baby.