Jika kondisinya Mums akan banyak beraktivitas di luar rumah, mana yang lebih baik dipilih untuk menitipkan si Kecil? Mempekerjakan pengasuh (baby sitter) atau menitipkannya di tempat penitipan anak (daycare)? Bertanya pada para Mums, berikut pilihan mereka untuk pengasuhan anak.

 

Tim Daycare

Banyak yang perlu dipertimbangkan ketika berperan orang tua. Terlebih kalau itu menyangkut keselamatan dan kesehatan si Kecil. Dan tentu, Mums pasti ingin memberikan yang terbaik kepada si Kecil, termasuk untuk pengasuhannya ketika tidak ada anggota keluarga yang bisa diminta bantuan. Bertanya pada dua Mums yang memilih daycare sebagai sarana pilihan untuk menitipkan anak ketika bekerja, inilah jawaban mereka.

 

“Waktu deket-deket lahiran, banyak riset soal babysitter maupun asisten rumah tangga (ART) yang malah banyak bikin parnonya. Mulai dari yang ga betahan dan minta berhenti tiba-tiba.banyak mau, kutuan, dan lain sebagainya. Belum lagi kalau yang jahat sama anak, amit-amit anak diapa-apain, sehingga menurut saya ada CCTV tetep aja ga tenang. Jadi risetnya bergeser ke riset daycare, karena dari segi harga babysitter sama daycare beda tipis. Nah, saya mantap ga memilih babysitter karena bagi saya aturannya ribet. Babysitter punya patokan hari kerja. Kalau jatahnya libur dan dia harus tetap kerja, ada tarif tambahan. Kalau mau pilih ART yg non-baby sitter banyak denger cerita kalau etos kerjanya ga bagus. Yang paling aku hindari adalah tetiba minta pulang kampung. Karena jatah cuti saya terbatas dan kadang ga bisa dadakan.”

Yosi, 31 tahun, karyawati swasta, ibu anak 1.

 

“Saya pilih daycare ketika harus bekerja karena yakin di daycare anak saya lebih aman. Banyak orang yang mengawasi anak. Ngurangin kemungkinan anak diperlakukan ga semestinya dari orang luar yang bukan keluarga. Alasan kedua, anak terpapar dengan dunia pertemanan di usia dini, daripada di rumah yang cuma berdua dengan pengasuh. Jadi kemampuan berbahasanya lebih maju. Keuntungan lainnya, karena terpapar anak-anak lain seusianya, jadi bikin anak saya tahu cara bergaul, etika, dan norma-norma sederhana kayak jangan merebut mainan, cara meminjam, dan lain-lain. Lalu secara fasilitas, daycare biasanya cukup banyak, termasuk pilihan mainannya. Dan daycare ada yang nyediain kelas pagi hari. Jadi ga sekadar nitip, anak bisa ikut kelas stimulasi sensorik motorik dari guru yang emang lulusan pendidikan anak usia dini. Terus setuju banget kalo daycare itu bebas drama mbak mendadak resign, mbak sakit ga bisa urus anak, dan lain-lain. Karena, daycare selalu buka, waktu tutupnya pun jelas.”

Atika, 29 tahun, dokter, ibu 2 anak

 

Baca juga: Punya Anak Tanpa Direncanakan? Begini Cara Menghadapinya

 

Tim Babysitter

Berbeda dengan pilihan dua Mums sebelumnya, mempekerjakan babysitter menjadi pilihan bagi dua ibu bekerja ini, karena dirasa memberikan banyak fleksibilitas serta kemudahan untuk orang tua.

 

“Sedari awal saya pilih babysitter karena jadwal saya bisa tidak sama setiap hari. Sering ada meeting pagi yang mengharuskan saya berangkat pagi. Dengan ada babysitter di rumah, saya bisa mendelegasikan tugas untuk keperluan anak saya kepada babysitter. Hal ini juga berlaku untuk jadwal pulang saya. Walau inginnya bisa pulang tepat waktu dan sampai di rumah di jam normal, sering banget saya ada pertemuan hingga malam. Tentu ini sangat ga mungkin dilakukan kalau anak saya dititipkan di daycare, karena ada batas waktu yang harus dipatuhi di sana. Enaknya punya babysitter, ketika sampai rumah setelah pulang kantor, kita masih punya waktu untuk membersihkan diri sebelum anak diserahkan kepada kita. Jadi, masih punya napas lah, walau harus ngasuh anak di ujung hari setelah seharian ngantor. Nah, kalau dari segi harga, babysitter bagi saya mirip-mirip saja dengan daycare. Jadi itu ga menjadi masalah buat saya.”

Inca, 34 tahun, karyawati swasta, ibu satu anak.

 

“Saya memilih babysitter karena anak sudah mulai sekolah. Ga mungkin dong, sepulang anak saya sekolah ia dititipkan di daycare? Anak perlu istirahat yang layak, perlu makan di jadwal yang ia mau, dan bisa bermain di lingkungan rumah. Selain itu, saya ingin anak tumbuh dengan pola asuh di bawah kontrol saya. Dengan babysitter, semua bisa saya kendalikan dan saya bisa menanyakan secara rinci kegiatan anak saya di rumah ngapain aja. Nah, karena hunian saya khas pasangan muda dengan ukuran yang tak terlalu luas, jadi jasa babysitter juga ikut membantu untuk membersihkan rumah atau pekerjaan rumah tangga lainnya. Karena, selagi anak saya sekolah, babysitter cukup lowong dan ia tidak keberatan untuk diminta bantuan itu.”

Ranti, 35 tahun, karyawati swasta, ibu tiga anak.

 

Baca juga: Anak Susah Belajar? Jangan-jangan Learning Disabilities!

 

Hal yang Perlu Dipertimbangkan untuk Memilih

Membaca testimoni dari para Mums, pilihan antara daycare atau babysitter sama-sama menawarkan keuntungan yang layak diperhitungkan. Walau begitu, tidak semua orang akan bisa cocok dengan pilihan yang sama. 

 

Untuk memutuskan, setidaknya ada beberapa hal yang perlu Mums pertimbangkan, yaitu:

  • Kapan anak perlu dititipkan. Pencarian dan pemilihan babysitter maupun daycare sama-sama memakan waktu. Jadi, mulailah survei dari jauh-jauh hari agar Mums bisa mendapatkan pilihan penitipan anak yang Mums inginkan.
  • Bagaimana jadwal Mums dan si Kecil sehari-hari. Sesuaikan hal itu dengan pilihan yang ada, yaitu daycare atau babysitter.
  • Berapa bujet yang Mums bisa sediakan tiap bulan. Walau tarif antara daycare atau babysitter cukup serupa, namun jangan lupa hitung juga pengeluaran lain yang bisa muncul, misal biaya transportasi untuk antar-jemput anak ke dan dari daycare. Atau, tambahan biaya cuti atau rekreasi babysitter.
  • Kenyamanan Mums. Hal ini mungkin terdengar egois, namun pastikan pilihan itu membuat Mums senang dan tidak terbebani. Meskipun daycare dapat memberikan konsistensi dan interaksi sosial, seorang pengasuh juga memberikan sesuatu yang penting bagi kesehatan mental Mums yang tidak didapatkan di daycare, yaitu bantuan untuk tugas rumah tangga. Seorang pengasuh yang terampil dapat melakukan pekerjaan rumah, menjalankan tugas rutin, membuat makanan, dan membantu Mums.
  • Jumlah anak bisa ikut memengaruhi keputusan Mums untuk memilih. Misal, satu babysitter bisa menjaga dua anak jika si kakak sudah berusia balita dan si adik berusia

 

Tentu saja, pilihan akan kembali ke Mums dan Dads. Dan, setiap pilihan pastinya memiliki keuntungan serta konsekuensi masing-masing. Jadi, tak ada pilihan yang paling baik atau paling buruk, namun pilihan yang paling sesuai untuk Mums dan si Kecil. Setuju?

 

Baca juga:  Kasih Sayang Ayah, Penentu Kecerdasan Anak

 

 

Sumber

The Bump. Daycare vs Nanny.

Haven Life. Pro Cons Nanny and Daycare.