Akhir Juli lalu, diberitakan seorang anggota Brimob di Papua gugur saat bertugas. Bripka Desri Sahroni (usia 40 tahun) gugur akibat gigitan ular derik saat bertugas di Pos Iwaka, Kuala Kencana, Kabupaten Mimika, Papua.

 

Bripka Desri Sahroni meninggal dunia pada Senin (29/7/2019) pukul 09.55 WIT di RS Mitra Masyarakat Mimika. Seberapa bahaya bisa atau racun ular derik? Bagaimana pertolongan pertama digigit ular derik death adder? 

 

Baca juga: Digigit ular? Jangan Panik!

 

Mengenal Ular Derik Death Adder

Ular derik death adder, atau biasa disebut death adder saja adalah ular dari genus Acanthophis. Beberapa spesies ular ini dapat ditemukan di Australia, Indonesia dan Papua, serta pulau-pulau terdekat.

 

Ular derik death adder dianggap sebagai salah satu ular paling berbisa di dunia. Kekuatan bisanya hanya dilampaui oleh beberapa spesies, misalnya ular inland taipan yang sangat mematikan dari Australia.

 

Warga pedalaman Australia menyebut ular derik death adder dengan "deaf deaf" karena gaya berburu dan cara menyergap mangsa yang unik. Ular derik death adder akan tetap diam dan tak bergerak meskipun kita mendekat. Diduga, ular derik death adder ini tuli. Namun, seperti ular-ular lainnya, mereka bisa merasakan setiap getaran di tanah.

 

Predator ini adalah hewan nokturnal dan terestrial, yaitu aktif di malam hari dan bersembunyi di siang hari. Tempat persembunyian mereka tidak akan jauh dari jalur lalu lintas hewan-hewan kecil atau orang biasanya berkeliaran.

 

Untuk menangkap mangsa, ular derik death adder mengandalkan kamuflase. Mereka sabar dan tetap diam menunggu mangsa datang. Tetapi jika diprovokasi, mereka meratakan tubuh mereka dalam posisi melingkar dan akan menyerang dengan cepat. Hanya jika serangan gagal barulah mereka melarikan diri.

 

Baca juga: Hati-hati, 6 Penyakit Ini Bisa Ditularkan dari Monyet!

 

Ciri-ciri Ular Derik Death Adder

Nama Acanthophis, berasal dari kata Yunani kuno yang berarti "tulang belakang" dan penyihir ophis berarti "ular" yang mengacu pada tulang belakang yang ditemukan di ekornya.

 

Penampilan ular derik death adder sangat mirip dengan ular beludak, dengan tubuh pendek dan kuat, leher sempit, kepala berbentuk segitiga dan ada tulang belakang di ekor. Biasanya ular betina sedikit lebih besar dari jantan.

 

Ukuran ular dewasa usia 2 atau 3 tahun, bervariasi. Untuk spesies terkecil seperti Pilbara Death Adder (Acanthophis wellsei) hanya memiliki panjang 35 cm. Ada jenis yang bisa mencapai 130 cm, yaitu Acanthophis hawkei. Namun rata-rata panjang ular derik death adder tidak lebih dari 100 cm.

 

Sama seperti ukurannya, warna sisik ular pun bervariasi tergantung spesies dan habitatnya. Ada yang berwarna coklat, hitam, abu-abu kehijauan hingga abu-abu atau merah dan kuning.

 

Tidak diketahui dengan persis berapa banyak spesies ular derik death adder yang bisa dimasukkan dalam satu genus. Dulu hanya ada 3 spesies yang dikenali. Tetapi pada tahun 1998, ditemukan 5 spesies baru dan 3 spesies lainnya di tahun 2002. Kalangan peneliti ular tidak semuanya menerima kedatangan spesies baru ini.

 

Baca juga: 6 Hewan Ini Bisa Digunakan untuk Terapi!

 

Gejala Keracunan Bisa Ular Derik Death Adder

Alasan ular derik death adder dinobatkan sebagai salah satu ular paling mematikan di dunia, sebenarnya unik. Tidak seperti ular berbisa lainnya, bisa ular derik death adder tidak mengandung hemotoksin atau myotoksins yang dikenal neurotoksik (melumpuhkan saraf, darah dan otot).

 

Ular derik death adder memiliki taring yang lebih panjang dan lebih banyak daripada kebanyakan ular beracun, namun masih jauh lebih kecil daripada taring beberapa ular beludak. Dalam satu gigitan, ular derik death adder bisa menyuntikkan 40 sampai 100 mg racun yang sangat mematikan. Sekitar 60% korban gigitan memerlukan terapi antivenom.

 

Gejala keracunan bisa ular derik death adder adalah:

  • mual

  • kelopak mata terkulai

  • kelemahan otot

  • kesulitan bicara

  • gejala kelumpuhan ringan.

 

Tetapi gejala ini dapat berkembang cepat menjadi kesulitan bernafas dan gagal napas sepenuhnya. Kematian bisa terjadi dalam 6 jam setelah tergigit.

 

Sebelum antitoksin ditemukan, sekitar 50% gigitan ular derik death adder terbukti fatal. Namun karena perjalanan racun ular sangat lambat (tidak seketika menjadi fatal), biasanya pertolongan datang terlambat. Inilah yang menjadi alasan kematian akibat gigitan ular derik death adder sangat tinggi.

 

Belum lagi ketersediaan antitoksin yang langka, bahkan di Australia, di mana spesien ini banyak ditemukan. Kematian Bripka Desri Sahroni pun diduga karena alasan yang sama.

 

Antitoksin untuk bisa ular derik death adder bekerja sangat spesifik dan cepat. Begitu disuntikkan dapat segera membalikkan gejala. Berbeda dengan antitoksin dari spesies ular lain seperti taipan atau ular harimau. Hal ini karena gigitan ular berbisa lainnya memiliki efek hemotoksin atau efek myotoksik, tidak hanya neurotoksik. Jadi racun menyebar cepat ke darah, otot, dan saraf sekaligus.

 

Baca juga: Waspadai Penularan dan Gejala Rabies!

 

Pertolongan Pertama Digigit Ular Derik Death Adder

Karena alasan tadi, penting sekali melakukan pertolongan pertama saat digigit ular, termasuk ular derik death adder:

 

1. Pertolongan umum digigit ular

  • Untuk semua gigitan ular, sediakan perawatan darurat termasuk resusitasi kardiopulmoner (CPR) jika diperlukan dan segera hubungi ambulans.
  • Sambil menunggu bantuan datang, bungkus area gigitan ular dengan perban imobilisasi tekanan, dan jaga agar korban tetap setenang mungkin agar racun tidak semakin menyebar.
  • Hindari mencuci area gigitan karena racun yang tertinggal di kulit dapat membantu mengidentifikasi jenis ular.
  • Jangan gunakan tourniquet (atau tindakan mengikat kencang bagian atas area gigitan dengan maksud agar racun tidak menjalar), memotong luka, atau coba untuk menghisap racun.

 

2. Penggunaan perban immobilisasi tekanan

Perban immobilisasi tekanan direkomendasikan bagi siapa saja yang digigit ular berbisa. Ini adalah perban dengan tekanan kuat pada area tubuh yang digigit ular, misalnya lengan atau kaki, dan menjaga orang tersebut tetap tenang sampai bantuan medis tiba.

 

Ikuti langkah-langkah ini untuk menerapkan perban immobilisasi tekanan: 

  • Pertama-tama berikan perban bertekanan di atas gigitan ular. Perban harus ketat dan bisa diukur dengan tidak mudah memasukkan jari di antara perban dan kulit.
  • Gunakan krep berat atau perban rol elastis untuk melumpuhkan seluruh anggota badan. Mulai tepat di atas jari tangan atau kaki dari anggota tubuh yang tergigit, dan bergerak ke atas pada anggota tubuh sejauh tubuh. Belat anggota gerak termasuk persendian di kedua sisi gigitan.
  • Jaga agar seluruh anggota badan korban sepenuhnya istirahat. Jika tidak memungkinkan, tandai area gigitan perban dengan pena.

 

3. Jika korban mengalami syok anafilaksis

Gigitan ular bisa sangat menyakitkan. Kadang-kadang beberapa orang memiliki reaksi alergi parah karena digigit. Dalam kasus reaksi alergi yang parah, seluruh tubuh dapat bereaksi dalam beberapa menit terhadap gigitan yang dapat menyebabkan syok anafilaksis.

 

Syok anafilaksis sangat serius dan bisa berakibat fatal. Gejala syok anafilaksis dapat meliputi:

- sulit atau bising bernafas

- kesulitan berbicara dan atau suara serak

- lidah bengkak

- pusing atau pingsan

- bengkak atau sesak di tenggorokan

- wajah pucat

- mengi atau batuk terus menerus

 

Segera hubungi ambulans atau rumah sakit terdekat dan jangan terlambat.

 

Baca juga: Pertolongan Pertama Saat Digigit Serangga Beracun!

 

 

 

Referensi:

Tribunnews. Terungkap penyebab kematian anggota brimob. 

Snake-facts.com. Death Adder

Healthdirect.gov.au. Snake bites.