Dapat memberikan ASI eksklusif secara paripurna selama 6 bulan pertama kehidupan anak adalah mimpi dari banyak ibu, termasuk saya. Manfaat ASI bagi kesehatan anak membuat saya berusaha untuk selalu dapat memenuhi kebutuhan anak akan ASI.

 

Namun sebagai ibu baru, saya merasakan bahwa ternyata proses menyusui tidak sesederhana menggendong bayi, tempelkan di dada, beres. Proses menyusui juga membutuhkan kekuatan fisik maupun mental. Fisik untuk siap bangun di tengah malam, mental untuk tetap bertahan melanjutkan perjuangan selelah apapun tubuh kita.

 

Apalagi saya adalah seorang ibu bekerja, sehingga pada jam kerja kegiatan menyusui saya lakukan secara tidak langsung lewat pemberian ASI perah. Tentu ada banyak tantangan dalam menjalaninya.

Baca juga: Perlengkapan Memerah ASI yang Wajib Dimiliki Ibu Bekerja

 

Berbicara mengenai masa menyusui dan segala lika-likunya, salah satu orang yang juga memiliki peranan penting pada masa ini adalah ayah. Yup, menyusui itu bukan hanya urusan ibu dan anak semata saja, lho. Peranan ayah juga sangat krusial di masa menyusui, misalnya untuk 5 hal di bawah ini!

 

1. Memberi emotional support

Mums yang sedang atau pernah menyusui pasti mengamini bahwa proses menyusui memiliki banyak cerita, yang tidak semuanya menyenangkan. Demikian pula dengan saya. Di antara rasa bahagia yang muncul kala melihat si Buah Hati kenyang setelah menyusui, atau tersenyum bahagia di pelukan saat sedang menyusui, terselip saat-saat yang penuh kesah.

 

Misalnya, saat saya mengalami mastitis dan harus dilarikan ke Unit Gawat Darurat pada pukul 10 malam karena demam tinggi dan meningkatnya denyut jantung. Belum lagi saat ASI yang saya perah di kantor ternyata tidak sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan anak saya. Atau saat saya betul-betul jenuh melakukan pumping namun tetap harus melakukannya agar tidak mengalami mastitis lagi.

 

Di saat-saat itulah peran suami saya rasakan sangatlah penting. Suami memberikan kata-kata penyemangat agar Mums tahu bahwa Mums tidak berjuang sendirian. Memberi pelukan penyemangat saat Mums sedang down juga bisa menjadi suatu tindakan kecil yang sangat berarti. Saat suami saya melakukan hal-hal tersebut, saya merasa mendapat suntikan kekuatan baru untuk menyusui dengan penuh kasih sayang.

Baca juga: Wow! Ada Manfaat Ciuman & Pelukan Dengan Pasangan?

 

 

2. Menemani bangun di malam hari

Saya adalah tukang tidur. Kekurangan tidur bisa membuat kondisi saya tidak stabil, baik secara fisik maupun emosional. Padahal kita tahu bahwa di bulan awal kehadiran bayi, begadang alias bangun di malam hari menjadi suatu yang terelakan. Entah itu untuk menyusui atau mengganti popok. Saya sempat stres karena hal ini.

 

Beruntung, suami bersedia berbagi dengan cara ikut bangun di malam hari. Terkadang kami berbagi tugas, saya yang menyusui lalu ia yang akan menyendawakan dan menimang anak kami hingga tidur kembali. Menjalani pembagian tugas ini membuat saya punya waktu istirahat lebih banyak, sehingga esok harinya tetap dapat beraktivitas dengan lancar.

 

3. Memastikan tersedia sarana dan prasarana yang dibutuhkan

Sebagai ibu bekerja yang setiap lagi melakukan pumping ASI di kantor, tentu saya membutuhkan banyak peralatan. Mulai dari alat pumping, botol tampung, dot untuk memberikan ASI perah tersebut kepada anak kami, hingga breast pad karena ASI terkadang rembes hingga membasahi pakaian.

 

Suami saya lah yang kebagian tugas sebagai inventory control sekaligus purchasing barang-barang tersebut. Dan hal itu sangat membantu. Jadi saat saya membutuhkan peralatan tersebut, semuanya sudah tersedia!

 

4. Membantu melakukan breast care

Pengalaman pernah menderita mastitis membuat saya ogah jika hal tersebut terulang lagi. Salah satu cara yang disarankan untuk menghindari mastitis adalah rutin melakukan breast care. Breast care mencakup pemijatan payudara dan kompres dengan air panas dan dingin, yang bertujuan agar saluran ASI tidak mampet.

 

Ayah juga dapat membantu melakukan breast care ini, karena pijatan yang dilakukan oleh orang lain biasanya akan lebih terasa dibanding jika dilakukan sendiri. Karena menurut pengalaman saya sih, saat melakukan pemijatan sendiri kita cenderung tidak tega pada diri sendiri alias menyerah pada rasa sakit yang ada.

 

5. Membantu melakukan pijat oksitosin

Apakah Mums pernah mendengar tentang pijat oksitosin? Pijatan lembut ini dilakukan di area kurang lebih 1 cm di kiri dan kanan tulang belakang, memanjang mulai dari pundak hingga setengah bagian punggung. Hal ini dilakukan untuk merangsang pembentukan hormon oksitosin, yaitu hormon yang berperan dalam produksi dan ekskresi ASI.

 

Karena area pemijatannya di bagian belakang tubuh, sudah barang tentu Mums memerlukan bantuan orang lain, bukan? Siapa lagi yang tepat untuk melakukannya selain suami? Mums dapat merasa rileks dan ASI pun bisa mengalir lancar.

 

Itulah dia 5 contoh peran ayah dalam proses menyusui. Semuanya merupakan hal yang sederhana dan sangat mudah dilakukan betul, Mums? Namun, dari tindakan sederhana itulah proses menyusui akan menjadi lebih berkualitas.

 

Meminjam istilah suami saya, jika proses menyusui ini diibaratkan sebagai sebuah perusahaan, maka para ayah adalah bagian general affair yang selalu siap membantu dan memberikan support bagi kegiatan utama perusahaan. Secara fisiologis, menyusui adalah ‘pekerjaan’ para ibu. Namun secara psikologis, menyusui adalah urusan baik ibu maupun ayah. Yuk, budayakan menjadi ayah ASI!

Baca juga: Ternyata Menyusui Dapat Menurunkan Risiko Terkena Kanker!