Dokter di mata masyarakat, umumnya dipandang sebagai seseorang yang tahu segalanya, punya segalanya dan tidak boleh berbuat kesalahan. Padahal seperti yang kita semua ketahui, bahwa manusia diciptakan Tuhan dengan segala kelebihan dan kekurangannya untuk kemudian dapat saling melengkapi. Artinya, “Nobody’s perfect.” Tahukah Anda bahwa keberhasilan pengobatan seorang pasien bukan hanya karena dokter yang menanganinya pintar dan tahu segalanya, tapi Anda sebagai pasien juga perlu ikut campur dalam kesembuhan diri Anda sendiri. Kerjasama dan komunikasi antara pasien dan dokter yang baik sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengobatan, bahkan terkadang juga dibutuhkan kerjasama dari orang-orang yang berada disekitar pasien tersebut.

Saya tidak dapat meramal, oleh karena itu saya perlu bertanya dan melakukan beberapa pemeriksaan.

Saya perlu melemparkan pertanyaan-pertanyaan yang terarah kepada pasien atau keluarga terdekatnya mengenai keluhan pasien, riwayat penyakitnya saat ini, dan riwayat penyakit sebelumnya untuk dapat melakukan pemeriksaan yang terarah dalam upaya mencari penyakit yang dialami pasien. Tahukah Anda bahwa 80% data yang diperlukan dalam upaya menemukan penyebab penyakit, berasal dari data yang didapatkan dari anamnesis? Dapat diambil sebagai contoh, seorang wanita datang kepada saya dengan keluhan keputihan. Dalam hal ini saya perlu bertanya kepada wanita ini, sejak kapan ia mengalami keputihan ini, bagaimana karakteristik keputihan yang ia alami, apakah berwarna putih, kekuningan, atau kehijauan, encer, berbusa, atau bergumpal, gatal atau tidak gatal, serta adakah faktor risiko keputihan seperti kebiasaan melakukan oral sex, gurah vagina, menggunakan pembersih kewanitaan dan sebagainya. Semua data-data ini saya perlukan untuk dapat melakukan pemeriksaan yang terarah sehubungan dengan keluhan wanita ini karena keputihan dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme seperti jamur atau protozoa. Terapi yang digunakan pun berbeda antara satu dan yang lainnya. Keputihan yang disebabkan oleh jamur akan menjadi semakin berat jika diberi terapi antibiotik, sebaliknya jika keputihan tersebut karena infeksi Trichomonas, namun hanya diberi obat jamur maka keluhannya tidak akan hilang. Lalu apa saja yang sudah ia lakukan dalam upaya mengatasi keluhan ini? Jika pasien sebelumnya rutin menggunakan pembersih kewanitaan, maka perlu dipikirkan adanya gangguan flora normal vagina yang kemudian akan memperberat keluhan keputihannya. Setelah mendapatkan gambaran tentang penyakit pasien, maka perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan penunjang yang bertujuan untuk memperkuat diagnosis penyakit pasien tersebut. Misalkan, seorang pasien yang datang dengan keluhan benjolan di perut, maka perlu dilakukan pemeriksaan fisik untuk menentukan dimana benjolan yang dimaksud, seperti apa benjolan tersebut, apakah terkesan kistik atau padat, apakah terfiksir atau tidak, apakah disertai dengan nyeri atau tidak? Setelah itu maka dapat diputuskan pemeriksaan penunjang apa yang dapat dilakukan untuk memperkuat data yang dibutuhkan untuk dapat menegakkan diagnosis misalkan dengan menggunakan USG. USG dalam hal ini dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik benjolan yang dimaksud, apakah benjolan tersebut merupakan benjolan yang kistik atau padat, bagaimana dengan bagian dalam dari benjolan tersebut? Apakah ada tanda-tanda keganasan? Apakah ada kemungkinan bahwa benjolan tersebut dikarenakan proses infeksi yang ditandai adanya keluhan nyeri dan demam? Semua data yang sudah dikumpulkan dari pemeriksaan fisik dan penunjang kemudian dapat dipakai sebagai dasar untuk menegakkan diagnosis. Diagnosis ini kemudian menentukan tatalaksana yang akan dilakukan kemudian. Lalu bagaimana dengan rencana tatalaksana selanjutnya?

Keberhasilan terapi tergantung dari kerjasama komunikasi antara dokter dengan pasien, bahkan orang terdekat pasien.

Seperti yang saya utarakan di atas, bahwa pada dasarnya diperlukan komunikasi antara dokter dengan pasien yang baik untuk dapat bersama-sama menentukan tindakan selanjutnya. Setelah mengetahui permasalahan atau penyakit yang dialami pasien, penting bagi saya sebagai seorang dokter untuk menjelaskan kepada pasien tentang kondisi penyakitnya dan rencana tindakan selanjutnya. Jika ada beberapa pilihan terapi, maka diperlukan komitmen bersama untuk menentukan pilihan terapi yang disepakati. Misalkan, pasien yang datang dengan keluhan benjolan di perut yang disertai dengan nyeri haid, yang berdasarkan pemeriksaan USG didapatkan adanya kista endometriosis atau yang sering dikenal dengan kista coklat maka akan ada beberapa pilihan terapi yang akan dilakukan. Terapi yang diberikan bisa dengan menggunakan obat-obatan untuk menghilangkan keluhan nyerinya saja atau dengan tindakan pembedahan. Tentunya perlu dijelaskan juga tentang kelebihan dan kekurangan pada masing-masing pilihan tersebut, untuk kemudian bersama-sama memutuskan hal yang akan dikerjakan. Hal lain yang dapat diambil sebagai contoh adalah saat saya mengobati pasien-pasien yang memerlukan pengobatan jangka panjang seperti pengobatan darah tinggi atau kencing manis. Pada kasus semacam ini perlu dijelaskan terlebih dahulu kepada pasien bahwa pengobatan akan dilakukan dalam jangka waktu yang panjang, serta diperlukan pemeriksaan berkala. Perlu dijelaskan kepada pasien risiko komplikasi yang mungkin terjadi karena pengobatan yang tidak kontinu, misalkan adanya risiko stroke atau gagal jantung karena tekanan darah yang tidak terkontrol dan sebagainya. Terkadang perlu juga dilibatkan orang terdekat pasien untuk memastikan pasien mengonsumsi obatnya dengan benar.

Komunikasikan jika ada kendala dalam proses pengobatan

Apabila dalam proses pengobatan ditemukan kendala, misalkan berhubungan dengan biaya pengobatan, maka Anda perlu membicarakannya dengan dokter. Umumnya saya akan menanyakan terlebih dahulu kepada pasien saya, apakah mereka menginginkan obat paten atau obat generik. Pada pasien yang memerlukan pengobatan jangka panjang, perlu dipastikan bawa obat tersebut dapat dikonsumsi terus, tidak terputus hanya karena masalah biaya yang tidak mencukupi atau kesulitan mencari resep yang dimaksud di daerah pasien. Jika terkendala, komunikasikan ke dokter Anda agar dicarikan alternatif obat lain yang lebih mumpuni. Bertanyalah jika Anda kurang paham dengan penjelasan yang dokter sampaikan. Proses penyembuhan pasien memang sangat bergantung pada terapi yang dilakukan. Namun, komunikasi antara dokter dengan pasien dalam menjalankan proses terapi menjadi hal yang tidak kalah penting untuk mendukung kondisi pasien yang lebih baik. Untuk itu, jika ada yang tidak Anda mengerti sebaiknya tanyakan langsung ke dokter, ya!