Koma diabetes merupakan kondisi dimana penderita diabetes kehilangan kesadaran. Koma diabetes terjadi ketika kadar gula darah terlalu rendah atau terlalu tinggi. Kondisi koma juga bisa terjadi akibat ketoasidosis diabetik (DKA). DKA merupakan penumpukan zat kimia yang disebut keton, di dalam darah. Semua kondisi ini dapat dialami penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2. 

 

Sel-sel di dalam tubuh membutuhkan glukosa atau gula agar dapat memiliki energi dan bisa menjalankan fungsinya. Namun, kadar gula darah tinggi atau hiperglikemia maupun kadar gula darah rendah atau hipoglikemia bisa membuat penderita kehilangan kesadaran dan koma.

 

Hiperglikemia atau hipoglikemia sangat bisa dicegah sebelum berkembang menjadi koma diabetes. Kalaupun sudah terlanjur terkena koma diabetes, dokter biasanya akan mengembalikan kadar gula darah ke normal, serta mengembalikan kesadaran penderita diabetes dengan cepat. Penanganan cepat adalah kunci pengobatan koma diabetes.  

 

Baca juga: Apakah Diet Paleo Baik untuk Diabetes?

 

Kenali Sejak Dini Tanda-tanda Koma Diabetes

Berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa mengarah ke koma diabetes yang perlu diwaspadai:

  • Hipoglikemia, ditandai gejala sakit kepala, kelelahan hebat, pusing, tubuh bergetar, kebingungan, palpitasi jantung.
  • Hiperglikemia, ditandai merasa haus berlebihan, selalu ingin buang air kecil, jika dilakukan tes darah hasilnya menunjukkan kadar gula darah yang tinggi di aliran darah. Tes urin juga bisa menunjukkan tingginya kadar gula darah.
  • DKA. Gejalanya meliputi rasa haus yang berlebihan dan keinginan untuk terus buang air kecil. Gejala lainnya adalah rasa lelah, sakit perut, serta kulit kering dan memerah.

Segera ke dokter jika menemukan penderita diabetes mengalami: 

  • Muntah
  • Sulit bernapas
  • Kebingungan
  • Kelemahan
  • Pusing

Koma diabetes merupakan kondisi yang sangat berbahaya, dan bisa menyebabkan kerusakan otak, jika tidak segera ditangani. 

 

Baca juga: Diabetes Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

 

Pengobatan Koma Diabetes

Koma diabetes yang disebabkan hiperglikemia ditangani dengan pemberian cairan melalui infus. Untuk menurunkan kadar gula dengan cepat, biasanya pasien diberikan insulin. Kondisi elektrolit tubuh, terdiri dari keseimbangan sodium, potasium, dan fosfat rendah, juga dikorekasi.  Pengobatan untuk koma diabetes akibat DKA juga hampir sama. Sedangkan pengobatan koma diabetes akibat hipoglikemia, justru dilakukan untuk meningkatkan gula darah secepatnya. Biasanya pasien diberikan suntikan glukagon.

 

 

 

Ketika kadar gula darah pasien sudah kembali normal, kondisi kesehatan secara umum biasanya akan ikut membaik dan kesadarannya kembali seperti semua. Seharusnya tidak ada dampak jangka panjang jika koma diabetes ditangani secepat mungkin, begitu gejalanya muncul. Jika penanganannya terlambat, atau pasien dibiarkan dalam koma selama beberapa jam, maka dapat terjadi kerusakan, bahkan kematian.

 

Baca juga: 10 Hal tentang Diabetes Melitus yang Harus Kamu Ketahui

 

Jadi, penting bagi penderita diabetes untuk selalu memantau kadar gula darah dan melakukan upaya untuk menjaganya tetap normal. Kunci mencegah koma diabetes adalah kontrol gula darah yang baik dengan melakukan pengobatan rutin baik dengan insulin maupun tablet antidiabetes, mengecek gula darah dan keton secara teratur, dan berolahraga.

 

Hipoglikemia dapat terjadi karena kurang asupan karbohidrat. Maka pastikan Diabestfriend yang memiliki diabetes tipe 1 maupun tipe 2 untuk tidak telat makan. Selain itu, harus tahu apa yang seharusnya dilakukan jika lupa minum obat atau suntik insulin. Kenali gejala hiperglikemia atau hipoglikemia sedini mungkin agar tidak sampai jatuh menjadi koma. (UH/AY)

 

Sumber:

Healthline. What You Should Know About Recovery from Diabetic Coma. 2018.

 

olahraga bagi penderita diabetes