Selain fokus mengendalikan kadar gula darah, penderita diabetes juga dituntut menjaga kadar kolesterol terutama LDL atau “kolesterol jahat” dalam tubuh. Kolesterol adalah lipoprotein yang dibuat oleh tubuh dan juga ditemukan di beberapa makanan hewani. Ada beberapa jenis kolesterol yaitu HDL atau “koletserol baik”, LDL-C atau “kolesterol jahat".

 

Kolesterol penting untuk kesehatan secara keseluruhan, tetapi jika kadarnya terlalu tinggi, kolesterol dapat berbahaya dengan berkontribusi pada penyumbatan pembuluh darah arteri penyebab serangan jantung. Sayangnya, orang dengan diabetes lebih rentan memiliki kadar kolesterol tinggi yang tidak sehat. Itulah sebabnya banyak penderita diabetes yang meninggal bukan karena penyakit diabetes tetapi karena penyakit jantung.

 

Dr. Em Yunir, dokter spesialis penyakit dalam dari RS Cipto Mangunkusumo/Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menjelaskan sebuah penelitian bernama International Diabetes Management Practices Study (IDMPS) yang meneliti 674 pasien diabetes tipe 2. Hasilnya menunjukkan, 53.5% memiliki kelainan profil kolesterol. Dan hanya 44.5% yang mendapatkan pengobatan.

 

“Studi menunjukkan hubungan antara resistensi insulin, yang merupakan awal mula terjadinya diabetes tipe 2, dengan dislipidemia diabetik, aterosklerosis dan penyakit pembuluh darah lainnya. Kondisi ini dapat berkembang bahkan sebelum diabetes terdiagnosis,” jelas Em Yunir dalam acara “Lindungi Keluarga dari Diabetes” dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Sedunia 2018 di Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalikan Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan, di Jakarta, 13 April 2018.

 

Dislipidemia diabetik berarti profil lipid Kamu sangat jelek. Memiliki diabetes sekaligus kadar kolesterol buruk adalah kombinasi mematikan. Penderita diabetes berisiko mengalami penyakit jantung koroner lebih dini.

 

Baca juga: Turunkan Kolesterol dengan 11 Tips Ini

 

Bagaimana diabetes mempengaruhi kadar kolesterol?

Diabetes cenderung menurunkan kadar kolesterol "baik" dan meningkatkan trigliserida dan kadar kolesterol "jahat", sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Kondisi umum ini disebut dislipidemia diabetik. Penderita diabetes harus tahu cara mencegah dan menurunkan kadar kolesterol yang tidak normal sehingga tetap berada pada kesehatan yang optimal.

 

Berapa target kolesterol penderita diabetes?

American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan kadar kolesterol LDL bagi penderita diabetes harus kurang dari 100 mg/dl. Sedangkan target HDL harus lebih dari 40 mg/dl untuk pria dan lebih besar dari 50 mg/dl untuk wanita dengan diabetes. Namun, tambah Em Yunir, jika penderita diabetes sudah memiliki penyakit kardiovaskular, maka target kadar LDL harus di bawah 70 mg/dl atau sama dengan orang tanpa diabetes.

 

Baca juga: 12 Kesalahan Fatal yang Dapat Meningkatkan Kolesterol

 

Obat apa untuk turunkan kolesterol?

 

Dokter biasanya akan memberikan obat kolesterol untuk membantu menurunkan kadar kolesterol karena dengan diet saja umumnya tidak mampu menurunkan LDL atau kolesterol total. 80% kolesterol diproduksi di tubuh dan hanya 20% yang didapatkan dari makanan. Berikut adalah beberapa jenis obat penurun kolesterol :

- Statin. Statin bekerja menghambat pembentukan kolesterol di hati.

- Resin: Berikatan dengan asam empedu di usus dan mencegah penyerapan kolesterol.

- Penghambat penyerapan kolesterol: membantu menurunkan kadar LDL dengan menurunkan jumlah kolesterol yang diserap di usus.

 Ada juga obat-obatan untuk meningkatkan kolesterol baik HDL :

- Fibrat: Mengaktivasi enzim yang mempercepat pemecahan lipoprotein trigliserida sekaligus meningkatkan HDL.

- Niasin: Menurunkan kemampuan hati untuk memproduksi very low density lipoprotein (VLDL) dan jika diberikan dengan dosis tinggi akan meningkatkan HDL

Baca juga: Rutin Minum Obat Penurun Kolesterol Hindari Penyakit Jantung!
 

Cek rutin kolesterol

Untuk orang tanpa diabetes, pemeriksaan kolesterol cukup setiap 5 tahun sekali dan dimulai sejak usia 20 tahun. Cek kolesterol ini berlaku buat siapa saja, termasuk orang dewasa yang memiliki risiko rendah diabetes atau hiperkolesterol. Sedangkan untuk penderita diabetes, pemeriksaan kolesterol sebaiknya dilakukan setiap tahun. Pengukuran dilakukan setelah kadar gula tercapai normal, karena kondisi hiperglikemia dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan kolesterol.

 

Mengendalikan gula darah maupun kolesterol tetap harus mengedepankan perubahan gaya hidup, tidak sepenuhnya mengandalkan obat-obatan. Caranya dengan meningkatkan aktivitas fisik, diet menurunkan asupan gula, lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol serta penurunan berat badan jika ada indikasi kelebihan kolesterol. (AY)