Stimulasi sangat dibutuhkan oleh si Kecil untuk mendukung proses tumbuh kembangnya. Namun, bukan berarti stimulasi ini dapat dilakukan secara berlebihan. Stimulasi yang berlebihan atau overstimulasi pada bayi justru dapat membuatnya kewalahan dan merasa tidak nyaman. Nah, kira-kira apa sih tandanya jika bayi mendapat overstimulasi? Yuk, cari tahu selengkapnya berikut ini!

 

Penyebab Overstimulasi pada Bayi

Penyebab overstimulasi pada bayi bisa berbeda-beda. Namun, berikut ini beberapa penyebab umum overstimulasi pada bayi yang sering ditemukan.

 

1. Lingkungan. Beberapa bayi mungkin ada yang merasa kewalahan ketika berada di tempat-tempat yang bising, ramai, terlalu terang atau penuh warna.

2. Paparan layar yang berlebihan, seperti dari televisi, telepon genggam, atau perangkat elektronik lain. Paparan ini seringkali terlalu berlebihan untuk diproses oleh otak bayi sebelum mereka berusia setidaknya 18 bulan. Itulah sebabnya American Academy of Pediatrics merekomendasikan untuk menghindari penggunaan gadget sebelum usia 2 tahun. Jika memang bertujuan untuk memperkenalkan program pendidikan, paparan hanya dibatasi sekitar 1 jam sehari hingga ia berusia 5 tahun.

3. Terlalu banyak aktivitas. Hal ini bisa merangsang indra bayi secara berlebihan. Akibatnya, mungkin saja mereka akan menjadi lebih rewel karena merasa kelelahan.

4. Kurangnya waktu istirahat, baik saat siang atau malam hari. Bayi membutuhkan waktu tidur yang cukup. Kurangnya waktu tidur bisa membuat mereka cepat lelah dan akhirnya rewel.

5. Perubahan rutinitas. Bayi memiliki ketergantungan dengan rutinitas tertentu. Jadi, ketika ada perubahan rutinitas yang tidak seperti biasanya, ia akan merasa kesulitan untuk menyesuaikan dan akhirnya rewel.

6. Terlalu banyak orang. Beberapa bayi ada yang senang ketika bertemu banyak orang. Namun, ada pula di antara mereka yang justru merasa kewalahan ketika melihat banyak wajah baru dan juga keramaian yang ada.

7. Suhu. Perubahan suhu yang terlalu dingin atau terlalu panas dapat menjadi penyebab overstimulasi pada bayi karena tubuhnya dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan cepat.

8. Tumbuh gigi. Meski bersifat sementara, proses tumbuh gigi dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi bayi dan membuatnya intoleran terhadap rangsangan lain.

9. Kondisi medis tertentu. Misalnya, anak dengan autisme yang memiliki sistem sensorik lebih sensitif, sehingga ia lebih mudah teralihkan untuk melihat, mendengar, menyentuh, mencium, atau merasakan hal-hal di sekitarnya. Selain itu, seorang anak yang terserang penyakit tertentu juga lebih mudah terstimulasi.

 

Baca juga: Mums, Lakukan 9 Stimulasi untuk Bayi 0-6 Bulan Berikut Ini!
 

Tanda Bayi Mengalami Overstimulasi

Ada beberapa tanda yang bisa Mums kenali jika bayi mengalami overstimulasi, di antaranya:

- Menangis, biasanya lebih keras dari biasanya.

- Menarik diri atau menghindar setiap kali disentuh.

- Keinginan menyusu lebih sering.

- Mengepalkan tangan atau menggerak-gerakkan kakinya.

- Tampak ketakutan.

- Gerakannya tampak tersentak-sentak.

- Tampak kelelahan.

- Melakukan tindakan yang bersifat menenangkan diri, seperti mengisap tangan atau terus mengepalkan tangannya.

- Napas menjadi lebih cepat dan pendek.

- Wajahnya tampak lebih merah.

 

Baca juga: Tumbuh Kembang Optimal Si Kecil, Berawal dari Stimulasi dan Nutrisi yang Tepat
 

Cara Menenangkan Bayi Ketika Mengalami Overstimulasi

Overstimulasi akan merangsang tubuh bayi untuk menghasilkan lebih banyak hormon kortisol. Hormon ini dikenal juga dengan hormon stres. Tingkat kortisol yang terlalu tinggi dalam tubuh dapat menyebabkan bayi merasa kewalahan, bahkan dalam jangka panjang, dapat memengaruhi proses tumbuh kembangnya. Oleh karena itu, lakukan beberapa hal berikut jika bayi tampak kewalahan dengan adanya stimulasi yang berlebihan.

 

1. Bawa bayi keluar dari situasi yang menyebabkan overstimulasi

Ketika Mums memperhatikan adanya tanda-tanda overstimulasi pada bayi, segera bawa ia ke lingkungan yang lebih tenang dan nyaman, seperti kamar, ruangan gelap, atau dengan mendekapnya lebih erat. Sembari menggendongnya, ajak ia berbicara secara lembut atau menyanyikan lagu yang membuatnya lebih tenang.

 

2. Lakukan skin-to-skin contact

Jika memungkinkan, lakukan skin-to-skin contact dengan bayi. Proses ini juga bisa dilakukan dengan menyusui bayi ketika ia sudah lebih tenang. Dengan kontak kulit, bayi akan merasa lebih nyaman karena menyadari kehadiran Mums di sisinya.

 

3. Berikan ruang untuk bayi sendiri selama beberapa saat

Beberapa bayi mungkin akan merasa lebih cepat tenang ketika digendong atau ditemani oleh Mums. Namun, ada pula yang justru sebaliknya, di mana mereka menolak untuk disentuh atau bahkan digendong. Jika begini, baringkan bayi di tempat yang aman dan nyaman tanpa menyentuhnya. Biarkan ia menangis hingga lama-kelamaan tenang dengan sendirinya. Namun, tetap pastikan Mums berada di dekatnya, ya.

 

Dalam beberapa kondisi, overstimulasi pada bayi mungkin tidak dapat dihindari oleh Mums. Namun, tak perlu khawatir, dengan mengenali tanda-tandanya, Mums dapat melakukan penanganan yang tepat sehingga si Kecil bisa merasa lebih tenang dan nyaman. (BAG)

 

Baca juga: Stimulasi Pendengaran Bayi dengan 3 Cara Ini
 

 

Referensi

Healthline. 11 Signs of an Overstimulated Baby and How to Soothe Them.

Parenting First Cry. Overstimulation in Babies – Signs, Causes, and Remedies.

Play Learn Thrive. 7 Signs your Baby is Overstimulated & Unhappy.