Menjelang HPL, mungkin Mums mulai excited dan nervous. Mums mungkin mulai memikirkan berbagai skenario yang akan terjadi saat proses persalinan nanti. Kebanyakan Mums pastinya ingin semuanya berjalan lancar dan mudah. Tapi, ada beberapa gejala nih yang biasa terjadi saat proses persalinan, termasuk muntah saat bersalin.

 

Muntah saat bersalin sangat sering terjadi, Mums. Ibu hamil mual dan muntah saat bersalin merupakan hal yang sudah sering dihadapi suster dan dokter, jadi Mums enggak perlu khawatir atau malu.

 

Mungkin Mums berpikir, padahal kontraksi saja sudah cukup menyiksa, ditambah lagi dengan rasa mual dan muntah. Memang benar Mums, mual dan muntah saat bersalin cukup umum dan merupakan salah satu hal yang kemungkinan akan Mums hadapi saat proses persalinan nanti. 

 

Nah, untuk tahu lebih jauh tentang muntah saat bersalin, baca penjelasan di bawah ini ya, Mums!

 

Baca juga: Yuk, Kenali Tanda Bayi Masuk Panggul
 

Normalkah Muntah saat Bersalin?

Rasa mual dan muntah itu merupakan gejala umum kehamilan. Kebanyakan wanita pasti mengalami mual atau muntah selama kehamilan mereka. Meskipun mual dan muntah umumnya dialami ibu hamil di trimester pertama (morning sickness), mual dan muntah juga bisa bertahan selama kehamilan berlangsung pada beberapa wanita. 

 

Biasanya, mual dan muntah ini berhubungan dengan apa yang Mums makan atau kondisi di mana Mums tidak suka mencium bau atau aroma spesifik saat hamil. Namun, mual dan muntah ini juga bisa menjadi kronik ataupun tidak ada penyebab spesifiknya. 

 

Nah, ketika Mums memasuki proses bersalin, gejala mual dan muntah ini bisa muncul lagi, Mums. Beberapa wanita mengalami hal ini.  

 

Baca juga: Ruptur Perineum, Kondisi yang Rentan Terjadi saat Persalinan Normal
 

Apakah Mual Merupakan Tanda Mums sudah Memasuki Proses Bersalin?

Mual dan muntah di akhir kehamilan bisa menjadi pertanda bahwa Mums sudah memasuki proses bersalin dan akan melahirkan. Kondisi ini bisa terjadi beberapa jam hingga beberapa hari sebelum kontraksi muncul. 

 

Saat kontraksi mulai muncul dan proses bersalin sudah berlangsung, biasanya rasa mual dan muntah ini menjadi semakin intens. Umumnya, mual dan bahkan muntah bisa Mums alami saat mengalami kontraksi. Mual dan muntahnya bisa menjadi semakin parah ketika Mums sudah memasuki fase transisi. 

 

Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat pereda rasa sakit saat proses bersalin dan melahirkan, khususnya beberapa jenis obat epidural, dapat meningkatkan risiko mual dan muntah secara dramatis selama prosesnya berlangsung.

 

Memang benar Mums, kondisi mual dan muntah saat bersalin ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan. Jika terlalu parah, kondisi ini juga bisa menyebabkan konsekuensi yang serius pada ibu dan bayi dalam kandungan.

 

Baca juga: Ini Peran Doula Postpartum dan Bagaimana Memilih yang Cocok untuk Mums
 

Dampak Muntah saat Bersalin

Mual bisa merusak konsentrasi Mums, sehingga mempersulit Mums untuk fokus pada kontraksi dan mengatur nafas agar tubuh bisa melewati proses tersebut. Jika Mums sampai muntah, Mums bisa mengalami dehidrasi dan kelelahan, sehingga bisa berdampak negatif juga.

 

Biasanya jika mengalami mual dan muntah saat bersalin ini, ibu hamil boleh sedikit mengonsumsi minuman dan makanan yang bisa meredakan kondisinya. Jika diperlukan, dokter juga bisa memberikan obat lewat infus untuk meredakan mual dan muntah tersebut.

 

 

Sumber:

BabyMed. Nausea and Vomiting During Labor and Delivery. Juni 2020.
The Indian Express. Did you know these 6 things can happen during labour?. September 2019.