Setiap orang tua tentu menginginkan agar buah hatinya tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai usianya. Penting bagi orang tua mengenali tanda-tanda pertumbuhan dan perkembangan anak yang terlambat.

 

Namun ingat ya Mums, setiap anak memiliki kecepatan tumbuh kembang berbeda. Proses tumbuh kembang dapat dipantau dengan tabel sesuai rentang usia anak. Hanya saja ketika sudah melewati rentang usia di mana si Kecil seharusnya sudah mampu melakukan sesuatu, ada baiknya orang tua waspada. 

 

Keterlambatan perkembangan yang diketahui terlambat dapat memberi dampak yang lebih serius di kemudian hari. Orang tua harus mengenali setiap tanda bahaya (red flag) pada batas waktu pencapaian perkembangan si Kecil. Segera konsultasikan kepada dokter spesialis anak jika si Kecil belum juga menunjukkan perkembangan yang sesuai dengan waktu perkembangan yang seharusnya.

 

Baca juga: Amati Selalu Perkembangan dan Psikologis Anak

 

Penyebab anak mengalami keterlambatan perkembangan

Seorang anak bisa mengalami keterlambatan perkembangan hanya pada salah satu aspek perkembangan saja atau bisa juga lebih dari satu aspek perkembangan, yang sering disebut dengan global developmental delay (keterlambatan perkembangan umum). Secara garis besar, aspek perkembangan anak terdiri dari motorik kasar, motorik halus, bahasa atau bicara, dan personal sosial atau kemandirian.

 

 

Dilansir dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada sekitar 5 hingga 10% anak diperkirakan mengalami keterlambatan perkembangan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang anak mengalami keterlambatan perkembangan di setiap aspeknya. Berikut penyebabnya:

 

Aspek kemampuan berbicara

Terlambat bicara adalah jenis gangguan perkembangan yang paling sering ditemui. Ada beberapa hal yang menyebabkan kondisi ini, di antaranya:

  • Paparan terhadap lebih dari satu bahasa.

  • Adanya kelainan pada otot sekitar lidah dan mulut.

  • Kelainan pendengaran yang bisa disebabkan oleh infeksi telinga, masalah pada saraf pendengaran, penggunaan obat-obat tertentu, trauma, atau kelainan bawaan.

  • Autisme.

 

Aspek penglihatan

Penglihatan bayi memang masih belum sempurna hingga mereka berusia 6 bulan. Namun selepas usia tersebut, sebenarnya penglihatan anak akan semakin membaik. Nah, jika ternyata anak mengalami keterlambatan perkembangan pada aspek penglihatan, berikut beberapa penyebabnya:

  • Kelainan refraksi (rabun jauh, rabun dekat, atau astighmatisme).

  • Sindrom mata malas (amblyopia).

  • Katarak.

  • Mata juling.

 

Aspek motorik

Keterampilan motorik terdiri dari motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar meliputi aktivitas seperti duduk, merangkak, dan berjalan. Sedangkan, motorik halus meliputi aktivitas seperti menggenggam dan menulis.

 

Umumnya, bayi prematur lebih berisiko mengalami keterlambatan pada aspek motoriknya. Namun, ada beberapa alasan lain yang bisa menyebabkan anak mengalami keterlambatan perkembangan, seperti ataksia (kelainan koordinasi otot), cerebral palsy, kelainan pada otot (miopati), kelainan penglihatan, dan kelainan pada saraf tulang belakang.

 

Aspek kognitif

Keterlambatan aspek kognitif dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut:

  • Kelainan genetik seperti down syndrome.

  • Paparan toksin atau alkohol dari ibu pada masa kehamilan.

  • Autisme.

  • Kurangnya perhatian orang tua.

  • Penyakit yang dialami saat bayi (misalnya epilepsi).

 
Baca juga: Jika Anak Terlambat Bicara
 

Aspek sosial-emosional

Anak yang mengalami keterlambatan perkembangan pada aspek sosial-emosional akan membuat mereka sulit berinteraksi dengan orang lain. Biasanya, ini disebabkan karena kurangnya perhatian dari orang tua, gangguan kognitif, dan autisme.