Mencari banyak info tentang vaksin di internet memang mudah. Namun, tidak semua yang Kamu baca adalah informasi yang akurat. Kamu harus tahu dan bisa membedakan informasi yang benar dan bermanfaat, serta informasi yang salah.

Saat ini, sangat banyak mitos tentang vaksin untuk orang dewasa yang tersebar di masyarakat. Tentu saja mitos-mitos tersebut menimbulkan kebingungan dan akhirnya kebanyakan orang jadi ragu untuk melakukan vaksinasi. Padahal, vaksin itu sangat penting, tidak hanya untuk anak-anak, namun juga untuk orang dewasa.

Untuk meluruskan pengetahuan dan pemahaman Kamu, berikut mitos-mitos tentang vaksin yang dipercaya banyak orang, seperti yang dilansir dari portal kesehatan WebMD:

 

Baca juga: Imunisasi dan Vaksinasi Itu Berbeda, Lho
 

Mitos: Saya sudah mendapat vaksin saat masih kecil, jadi sekarang sudah tidak perlu lagi.

Banyak orang yang percaya mereka tidak lagi membutuhkan vaksin karena saat kecil sudah menerima semua suntikan vaksin yang dibutuhkan. Padahal, cara pemikiran tersebut salah. Kekebalan yang Kamu dapat dari vaksinasi saat bayi dan anak-anak akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu.

Dosis vaksin yang diberikan saat masih kecil juga terkadang masih kurang atau harus diberikan dosis tambahan ketika dewasa. Kalau Kamu tidak bisa mengingat kapan vaksinasi terakhir yang didapatkan saat masih bayi atau masih anak-anak, maka itu tandanya Kamu sudah membutuhkan vaksin tambahan.

 

Mitos: Saya tidak bisa mendapatkan vaksin flu karena alergi telur. 

Padahal sebenarnya, Kamu masih bisa mendapatkan vaksin flu meski alergi telur. Saat ini, sudah ada vaksin flu versi egg-free atau tanpa telur untuk orang berusia 18 tahun ke atas. Vaksin tersebut memang masih belum tersedia di banyak tempat. Namun, kalau alergi terhadap telur yang Kamu alami biasanya tidak parah, tidak ada salahnya Kamu tetap mendapatkan vaksin flu reguler. Setelahnya, kondisi Kamu bisa dimonitor oleh dokter.

 

Mitos: Kalau sudah tua tidak perlu mendapatkan vaksin lagi. 

Vaksin flu selalu dibutuhkan, bahkan di beberapa negara direkomendasikan untuk diberikan setiap tahun. Selain itu, ada beberapa vaksin yang dibutuhkan oleh orang lanjut usia, misalnya :

  • Vaksin shingles: vaksin cacar ular yang direkomendasikan untuk orang berusia 60 tahun ke atas.
  • 2 vaksin pneumokokus: vaksin untuk mencegah pneumonia dan radang paru-paru yang direkomendasikan untuk orang berusia 65 tahun ke atas.

Kamu juga harus membutuhkan vaksin pendukung atau tambahan sebagai proteksi mencegah tetanus dan difteri, serta beberapa penyakit lain.

 

Baca juga: Vaksin DPT untuk Mencegah Penyakit Difteri

 

Mitos: Vaksin mengandung kadar racun yang bisa membahayakan.

Vaksin tidak memiliki banyak bahan lain selain antigen. Contohnya, memang ada sedikit senyawa kimia formaldehida dan timerosal (yang mengandung merkuri di dalamnya), yang digunakan untuk membunuh virus saat pembuatan vaksin. Alumunium juga terkadang digunakan untuk membantu meningkatkan cara kerja vaksin. Namun, kandungan bahan-bahan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan jumlah paparan ke tubuh kita melalui lingkungan kita sehari-hari. Selain itu, tidak ada bukti bahwa sedikit kandungan zat-zat tersebut bisa menumpuk di tubuh dan menyebabkan penyakit.

 

Mitos: Vaksin mengandung virus/bakteri yang masih hidup, sehingga saya bisa terkena penyakit.

Kebanyakan jenis vaksin dibuat menggunakan partikel virus atau bakteri yang dilemahkan. Partikel virus dalam vaksin, tidak mengandung materi genetik virus. Misalnya pada vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks, hanya digunakan cangkang virusnya saja sehingga tidak berbahaya. Begitu pula vaksin lain yang umumnya terbuat dari virus atau bakteri yang sudah dilemahkan. Virus-virus tersebut tidak akan bisa menyebabkan Kamu terkena penyakit. Virus-virus tersebut tidak cukup kuat untuk bisa menyebabkan penyakit. 

 

Mitos: Saya tidak pernah terkena cacar air saat kecil, jadi tidak perlu mendapatkan vaksin shingles. 

Pusat Pengendalian Penyakit Menular Amerika Serikat (CDC) merekomendasikan vaksin cacar air untuk orang berusia 60 tahun ke atas, meskipun mereka tidak pernah terkena cacar air saat masih kecil. Lebih dari 99% orang dewasa berusia di atas 40 tahun terkena penyakit tersebut.

Sementara itu, kalau Kamu sudah terkena cacar air, virusnya bisa menetap di dalam tubuh hingga bertahun-tahun tanpa menyebabkan masalah. Namun, karena sewaktu-waktu virus tersebut bisa bangkit dan menyebabkan cacar air atau cacar ular, Kamu tetap haris mendapatkan vaksin ini.

 

Baca juga: Apakah Vaksin Influenza atau Flu Penting?

 

Vaksin itu sangat penting untuk melindungi Kamu dari berbagai penyakit. Seperti yang sudah dijelaskan, orang dewasa sekalipun masih membutuhkan vaksin. Oleh sebab itu, tunggu apalagi, segera konsultasikan dengan dokter tentang vaksin apa saja yang sekiranya Kamu butuhkan! (UH/AY)