Jika direncanakan secara matang, semua hal bisa berjalan dengan baik. Prinsip tersebut juga berlaku dalam perencanaan jumlah anggota keluarga dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). 

 

Namun, apakah Mums sudah tahu apa saja pilihan metode kontrasepsi jangka panjang yang tersedia? Lalu, bagaimana cara memakai alat kontrasepsi, dan apa saja pilihan Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)? Kita bahas sekarang, yuk, Mums!

 

Pilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

Kontrasepsi, atau umum diistilahkan sebagai KB (singkatan dari Keluarga Berencana), adalah sebuah metode untuk mencegah kehamilan, baik yang bersifat sementara maupun permanen. Perlu diketahui, ketika suami dan istri melakukan hubungan intim tanpa adanya kontrasepsi, akan selalu ada kemungkinan terjadinya kehamilan. 

 

Potensi kehamilan bahkan bisa tetap ada, walaupun Mums belum mendapat menstruasi atau mendekati menopause. Itulah kenapa, selama masih terjadi ovulasi, maka pertemuan sperma dan sel telur akan bisa berpotensi menghasilkan kehamilan.

 

Berdasarkan kelompok usia reproduksi, terbagi ke dalam 3 fase, yaitu:

  1. Fase menunda kehamilan 
  2. Fase menjarangkan kehamilan (20-30 tahun).
  3. Fase mengakhiri kehamilan (>30 tahun).

 

Untuk mencapai tujuan tersebut, cara yang ditempuh bisa mengandalkan pemakaian kontrasepsi dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) maupun non-Metode Kontrasepsi Jangka Panjang. 

 

Sebelum membahas lebih jauh tentang Metode Kontrasepsi Jangka Panjang, ada baiknya Mums memahami dulu klasifikasi kontrasepsi, yang terbagi ke dalam dua bagian besar, yaitu:

 

1. Metode kontrasepsi sederhana:

  • Senggama terputus.
  • Metode amenore laktasi (menyusui ASI eksklusif).
  • Pembilasan pascasenggama.
  • Tidak melakukan hubungan seks sama sekali.

 

2. Metode kontrasepsi modern/efektif

Metode kontrasepsi tidak permanen terdiri dari:

  • Pil kombinasi, yang berisi hormon estrogen dan progesteron.
  • Pil sekuensial, yaitu kombinasi antara pil estrogen dan pil kombinasi. Cara pemakaiannya, Mums minum pil estrogen terlebih dahulu selama 14-16 hari pertama, selanjutnya minum pil kombinasi estrogen dan progesteron untuk 5-7 hari.
  • Pil mini, hanya mengandung hormon progesteron.
  • Kontrasepsi darurat/pil pagi (morning after pill).
  • Implan.
  • Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).

 

Sementara, metode kontrasepsi permanen atau kontrasepsi mantap (kontap), terdiri dari:

  • Tubektomi, untuk wanita.
  • Vasektomi, untuk pria.

 

Dari semua pilihan di atas, yang termasuk ke dalam Metode Kontrasepsi Jangka Panjang adalah:

  • Implan.
  • Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), umum disebut IUD (Intrauterine Device), atau populer disebut juga sebagai spiral.
  • Tubektomi, yaitu pemotongan saluran indung telur (tuba fallopi) sehingga sel telur tidak bisa memasuki rahim untuk dibuahi. 
  • Vasektomi, yaitu pemotongan dan pengikatan saluran vas deferens, sehingga sperma tidak dapat mengalir dan bercampur dengan cairan semen (air mani yang mengandung sperma).

 

Baca juga: Alat Kontrasepsi dapat Menurunkan Gairah Seksual, Benarkah?

 

Cara Memakai Alat Kontrasepsi dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

Menurut penjelasan dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, Sp. OG, kontrasepsi bisa diaplikasikan pada pria maupun wanita. Namun tidak bisa dimungkiri, pilihan kontrasepsi pada pria memang tidak banyak variasinya. “Kontrasepsi paling populer dan mudah untuk laki-laki adalah kondom. Dan, jenis kontrasepsi inilah yang satu-satunya memiliki fungsi ganda dapat mencegah penularan infeksi menular seksual, HIV, dan AIDS,” terang dr. Dara.

 

Sementara, pilihan kontrasepsi untuk wanita, termasuk untuk Metode Kontrasepsi jangka Panjang, lebih banyak pilihannya, yaitu implan, Alat Kehamilan dalam Rahim/IUD, tubektomi, dan vasektomi.

 

Beda pilihan, tentu berbeda juga cara memakai alat kontrasepsinya, Mums. Cara memakai alat kontrasepsi implan adalah:

  • Mums akan disuntikkan obat anestesi pada bagian lengan yang akan dipasang implan.
  • Implan dimasukkan di bawah kulit di bagian lengan atas.
  • Proses memasukkan implan berlangsung sekitar 10-15 menit.
  • Mums disarankan untuk tidak mengangkat benda berat selama beberapa hari setelah pemasangan implan.
  • Implan dipasang saat Mums menstruasi di hari 1-5.
  • Setelah pemasangan implan, gunakan kontrasepsi jenis lain selama 7 hari atau tidak melakukan hubungan seksual selama 7 hari.
  • Pascapersalinan, implan merupakan kontrasepsi yang aman bagi Ibu menyusui.
  • Pemasangan implan dapat dilakukan langsung pascapersalinan.
  • Pascakeguguran, Implan dapat langsung dipasang

 

Cara lain untuk Metode Kontrasepsi Jangka Panjang adalah menggunakan Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR), yang umum disebut IUD. Alat kontrasepsi dalam rahim merupakan kontrasepsi nonhormonal yang bekerja dari dalam rahim untuk mencegah pembuahan sel telur oleh sperma.

 

Cara kerja Alat Kontrasepsi dalam Rahim adalah:

  • Menghambat sperma untuk masuk ke saluran sel telur.
  • Mencegah sperma dan sel telur bertemu, sehingga tidak terjadi kehamilan,
  • Perubahan kimia yang terjadi, membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk melakukan pembuahan.

 

 Keuntungan penggunaan Alat Kontrasepsi dalam Rahim adalah:

  • Angka kegagalan cukup rendah, yaitu di bawah 1%.
  •  Langsung efektif segera setelah pemasangan.
  • Dapat dipasang segera sesudah melahirkan hingga 48 jam   pascamelahirkan atau keguguran (bila tidak ada infeksi).
  • Tidak memengaruhi produksi ASI.
  • Ekonomis, karena masa pakai yang lama, yaitu 5-10 tahun.
  • Tidak mengandung hormon.
  • Tidak memengaruhi kesuburan, sehingga Mums bisa segera memulai program hamil setelah Alat Kehamilan dalam Rahim/IUD dilepas.
  • Tidak ada interaksi dengan obat-obatan seperti obat TBC atau epilepsi (ayan).

 

  Efek samping umum dari penggunaan alat Kontrasepsi dalam Rahim adalah:

  • Perubahan siklus haid (umumnya di 3 bulan pertama).
  • Haid lebih lama dan banyak.
  • Perut bawah terasa kram setelah pemasangan.
  • Tidak mencegah infeksi menular seksual, termasuk HIV/AIDS.

 

 Cara memakai alat kontrasepsi dalam rahim, yaitu:

  • Mums akan disarankan untuk minum obat pereda nyeri seperti ibuprofen, satu jam sebelum pemasangan.
  • Vagina dibuka lebar menggunakan alat bernama spekulum yang menyerupai paruh bebek. 
  • Dokter akan membersihkan vagina menggunakan larutan antiseptik, menyuntikkan anestesi lokal ke leher rahim, sembari memasukkan alat steril yang disebut uterine sound atau aspirator endometrium untuk mengukur kedalaman rahim.
  • Bagian lengan Alat Kontrasepsi dalam Rahim/IUD dibengkokkan, lalu dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina. 
  • Ketika sudah di dalam rahim, bagian lengan IUD yang tadinya bengkok kemudian terbentang hingga membentuk huruf T.

 

Baca juga: Mums, Inilah Alat Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui yang Aman Digunakan

 

Jadi, Apa Metode Kontrasepsi Jangka Panjang yang Paling Efektif?

Pertanyaan ini tentu menjadi poin yang hampir semua orang tanyakan. Namun, dr. Dara menegaskan bahwa tidak ada satu pun metode kontrasepsi yang pasti cocok untuk semua orang.

 

“Prinsip pemakaian kontrasepsi sedikit banyak seperti kita mencicipi sebuah menu makanan. Bisa saja menu yang kita anggap enak, terasa kurang enak atau biasa saja bagi orang lain. Begitu pula dengan kontrasepsi. Belum tentu kontrasepsi IUD yang dirasa cocok oleh seseorang, akan dirasakan sama oleh teman kita,” papar dr. Dara.

 

Bahkan, pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang yang dipilih di waktu lalu, belum tentu akan cocok jika dipakai lagi setelah sekian lama dilepas. “Itulah kenapa, pencarian kontrasepsi yang cocok untuk seseorang hanya bisa diketahui jika sudah dicoba, dengan arahan dokter spesialis kandungan atau bidan,” tekan dr. Dara.

 

Pemilihan kontrasepsi sebaiknya juga disesuaikan dengan karakter pemakainya. Jika ingin yang tanpa ke dokter, bisa memilih pil kombinasi. Sementara, jika ingin kontrasepsi yang tidak memerlukan usaha harian (harus diminum setiap hari) atau digunakan setiap berhubungan intim (misal, kondom), maka Metode Kontrasepsi Jangka Panjang bisa dipilih.

 

Oh ya Mums, satu hal lagi yang patut dipertimbangkan dalam pemilihan kontrasepsi, yaitu kenyamanan. Kalau secara pribadi Mums kurang nyaman dengan proses invasif pemasangan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang yang tidak semua orang berani melaluinya, maka penggunaan pil KB kombinasi atau pil KB mini boleh saja. asalkan disiplin diminum di jam yang sama setiap hari, harus dihabiskan satu strip, dan berhenti dikonsumsi setelah berusia 40 tahun.

 

Bagaimana, sudah tahu mau memilih Metode Kontrasepsi Jangka Panjang yang mana, Mums? 

 

Baca juga: 3 Kontrasepsi Setelah Melahirkan

 


 

Sumber