Mums mungkin ada yang pernah mendengar bahwa menyusui adalah salah satu bentuk kontrasepsi yang cukup efektif dalam mencegah terjadinya kehamilan. Hal ini ada benarnya, hanya saja jika momen menyusui dilakukan secara eksklusif.

 

Secara medis, kondisi ini dikenal dengan istilah The Lactactional Amenorrhea Method (LAM). Metode LAM terjadi karena pemberian ASI ekslusif dapat menekan kesuburan wanita dan menyebabkan tertundanya siklus ovulasi secara alami pasca melahirkan.

 

Meski begitu, 'metode' pencegahan kehamilan secara alami ini sebenarnya hanya dapat diandalkan selama 6 bulan pertama setelah Mums melahirkan. Artinya, setelah Mums mengalami proses ovulasi dan menstruasi kembali, bukan tidak mungkin jika terjadi pembuahan dan kehamilan di masa-masa menyusui.

 

Oleh karena itu, jika Mums memang khawatir akan kondisi ini dan ingin lebih memastikan tidak hamil selama menyusui, Mums bisa memilih alat kontrasepsi untuk ibu menyusui yang tepat. Pemilihan alat kontrasepsi untuk ibu menyusui harus benar-benar dilakukan secara tepat. Pasalnya, kesalahan dalam memilih bisa berpengaruh pada produksi ASI.

 

Baca juga: Mau Sukses Menyusui? Ikuti 10 Panduan WHO Ini!

 

Perhatikan Kandungan dari Alat Kontrasepsi yang Akan Dipilih

Berbagai jenis alat kontrasepsi seperti suntik, implan, minum pil, atau IUD sebenarnya sama baiknya. Hanya saja, Mums perlu memperhatikan kandungan hormon di dalamnya. Alat kontrasepsi untuk ibu menyusui disarankan harus mengandung progestin, tanpa esterogen. Alat kontrasepsi dengan kandungan progestin ini diketahui aman untuk digunakan selama Mums masih menyusui.

 

Sebaliknya, Mums yang sedang menyusui tidak disarankan untuk memilih alat kontrasepsi yang memiliki kombinasi kandungan progesteron dan esterogen. Dalam proses menyusui selama 6 bulan pertama, kombinasi kandungan ini berpotensi menghambat produksi ASI Mums.

 

Di samping itu, metode kontrasepsi melalui perkiraan masa subur, seperti senggama terputus atau penggunaan sistem kalender, sebenarnya tidak dianjurkan selama Mums masih menyusui.

 

Baca juga: Inilah Obat yang Aman Dikonsumsi Ibu Menyusui

 

Apa Saja Alat Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui yang Aman Digunakan?

Apabila Mums sedang mempertimbangkan untuk menggunakan alat kontrasepsi untuk ibu menyusui yang aman, berikut ada beberapa pilihan yang direkomendasikan.

 

  1. Metode penghalang

Seperti namanya, metode penghalang digunakan untuk menghalangi sperma memasuki rahim dan membuahi sel telur. Selain itu, penggunaan metode ini juga dipandang aman karena tidak memiliki kandungan hormon apapun yang dapat memengaruhi produksi ASI. Ada beberapa pilihan alat kontrasepsi yang dapat digunakan dalam metode ini, antara lain:

 

- Kondom

Apabila digunakan dengan cara yang tepat, kondom dapat mencegah terjadinya peluang kehamilan sebanyak 98%. Ini artinya, saat melakukan hubungan seksual, kondom harus digunakan dalam waktu penuh, dari awal hingga selesai. Dengan kata lain, tidak ada kontak kelamin sebelum penggunaan kondom.

 

Penggunaan kondom yang tepat juga termasuk memastikan kondisinya yang tidak robek atau lepas selama digunakan. Untuk perlindungan tambahan, gunakan kondom bersama dengan spermisida (busa atau krim yang dapat membunuh sperma). Sama dengan kondom, spermisida juga tidak memiliki kandungan hormon apapun.

 

- Diafragma

Dokter biasanya akan menyarankan penggunaan diafragma setelah 6 minggu atau lebih pasca melahirkan. Jeda waktu ini diperlukan untuk memulihkan kembali tubuh Mums. Diafragma adalah alat kontrasepsi berbentuk mangkuk kecil yang terbuat dari karet silikon. Untuk menggunakannya, diafragma dapat dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan intim.

 

Meski begitu, bagi Mums yang telah melahirkan, sebaiknya Mums berkonsultasi lagi dengan dokter untuk menyesuaikan ukuran diafragma yang dibutuhkan. Pasalnya, setelah melahirkan, mungkin terjadi perubahan pada bagian serviks yang membuat diafragma juga harus disesuaikan lagi ukurannya agar lebih pas.

 

- Cervical cap

Sesuai namanya, cervical cap digunakan dengan cara menutup leher rahim. Cervical cap dipasang sebelum wanita melakukan hubungan intim. Konsultasikan pada dokter mengenai ukuran yang tepat.

 

Ini karena setelah melahirkan, biasanya leher rahim akan mengalami perubahan ukuran, sehingga cervical cap yang semula digunakan sebelum hamil mungkin tidak akan sesuai lagi ukurannya.

 

  1. Intra Uterine Device (IUD)

Ada 2 jenis IUD, yaitu tembaga dan hormon. IUD tembaga adalah alat kontrasepsi untuk ibu menyusui yang paling efektif karena tidak akan memengaruhi produksi ASI. Di samping itu, IUD hormon mengandung progestin dalam jumlah rendah, yang sebenarnya juga masih aman untuk digunakan ibu menyusui.

 

IUD merupakan alat kontrasepsi jangka panjang, namun tidak permanen. Artinya, jika Mums ingin hamil di kemudian hari, maka IUD dapat dilepaskan. Alat kontrasepsi ini dapat memberikan perlindungan sekitar 3- 10 tahun.

 

IUD sendiri merupakan alat kontrasepsi yang terbuat dari plastik dengan bentuk huruf T. Untuk IUD tembaga, seperti namanya, jenis ini dilapisi dengan tembaga di permukaannya yang dapat menghalangi sperma membuahi sel telur.

 

Sedangkan, IUD hormon dilapisi dengan progesteron yang membuat cairna serviks lebih kental, menipiskan lapisan rahim, dan menghentikan ovulasi. Mums bisa menggunakan IUD setelah melahirkan atau menunggu sekitar 6 minggu hingga kondisi Mums benar-benar pulih.

 

  1. Konsumsi Pil KB

Terdapat 2 jenis pilihan pil KB, yaitu yang mengandung kombinasi hormon esterogen dan progesteron, dan yang hanya mengandung hormon progestin. Jika Mums sedang menyusui, maka pilihan pil KB yang hanya mengandung hormon progestin lah yang paling efektif untuk digunakan. Beberapa orang menyebut pil KB dengan kandungan progestin ini sebagai mini-pill.

 

Selama mengonsumsi mini-pill, Mums tidak akan melalui periode menstruasi. Namun, Mums mungkin akan menemukan sedikit bercak atau perdarahan yang tidak teratur selama masa penyesuaiannya.

 

Seperti banyak alat kontrasepsi lain yang mengandung hormon progestin, Mums bisa mulai mengonsumsi mini-pill antara 6-8 minggu setelah melahirkan. Metode ini secara efektif mencegah kehamilan sekitar 87-99,7%. Untuk mencapai hasil yang diinginkan, pastikan untuk mengonsumsi mini-pill setiap hari dan di waktu yang sama guna menjaga kadar hormon tetap stabil.

 

Apabila Mums ingin memutuskan untuk hamil kembali, maka konsultasikan pada dokter. Beberapa wanita bisa dengan cepat mengembalikan kesuburannya setelah mengehentikan penggunaan pil, beberapa yang lain membutuhkan waktu yang lebih lama.

 

  1. KB Implan

Mums dapat mencegah kehamilan hingga setidaknya sekitar 3 tahun dengan menggunakan alat kontrasepsi KB implan. KB implan berbentuk tabung plastik kecil seukuran korek api yang berisi hormon progestin. Dokter akan menanamkannya di bawah kulit, tepatnya di bagian lengan atas.

 

  1. KB Suntik

KB suntik biasanya diberikan oleh dokter dengan cara disuntikkan setiap 3 bulan sekali. Kandungan progestin dalam KB suntik lebih banyak jika dibandingkan dengan KB implan.

 

  1. Sterilisasi

Sterilisasi merupakan metode pencegahan kehamilan yang bersifat permanen. Ini melibatkan pemotongan tuba falopi, yang menghubungkan ovarium ke rahim. Dengan pemotongan ini tentu sel sperma tidak akan bisa mencapai sel telur dan melakukan pembuahan.

 

Itulah beberapa pilihan alat kontrasepsi untuk ibu menyusui yang direkomendasikan. Terkait pilihan alat kontrasepsi yang akan digunakan, penting bagi Mums untuk mendiskusikannya terlebih dahulu dengan Dads dan juga dokter. Pasalnya setiap alat kontrasepsi ini tentu memiliki konsekuensinya masing-masing.

 

Kalau Mums sendiri, apakah memiliki pengalaman saat menentukan jenis alat kontrasepsi ini selama menyusui? Jika iya, yuk bagikan pengalaman Mums tersebut melalui Fitur Forum Aplikasi Teman Bumil!

 

Baca juga: Mengenal dan Memilih Alat Kontrasepsi

 

 

Sumber

Healthline. "Which Forms of Birth Control Are Safe to Use While Breastfeeding?".

Medical News Today. "Birth control while breastfeeding: What options are safe?".

WebMD. "What Birth Control Is OK When You’re Breastfeeding?".