Menyusui adalah masa paling indah bagi ibu dan bayi. Keduanya bisa berpandangan, bersentuhan, dan tambah semakin cinta. Tidak diragukan pula, ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi dengan berjuta manfaatnya. 

 

Menyusui adalah keterampilan yang memerlukan proses belajar, baik dari ibu maupun bayi. Bagi beberapa ibu, proses belajarnya dapat sangat melelahkan dan membuat frustrasi. Hal ini karena aktivitas menyusui tidak selamanya semulus jalan tol. Beberapa gangguan dapat muncul dan menghalangi keberhasilan menyusui Anda. 

 

Ada banyak masalah menyusui yang kerap muncul. Namun pernahkah Anda mendengar atau bahkan mengalami yang namanya hiperlaktasi? Hiperlaktasi adalah kondisi di mana tubuh memproduksi lebih banyak ASI dibanding yang bayi butuhkan.

 

Lalu, mengapa ini menjadi masalah? Bukankah produksi ASI yang banyak akan menguntungkan bayi? Tidak selamanya! Hiperlaktasi membuat ASI yang keluar sangat cepat dan deras sehingga bayi kesulitan menyusu dengan nyaman. Hal ini pula yang membuat bayi akhirnya tidak mau menyusu, karena selalu tersedak. Bagi ibu, hiperlaktasi bisa menimbulkan kebocoran dan rembes ASI. Bahkan tidak jarang ibu yang mengalami ASI muncrat. 

 

Gejala 

Ada beberapa gejala hiperlaktasi yang terjadi pada ibu dan bayi, yang perlu diketahui. 

Pada Ibu

  • Payudara terasa sangat penuh dan besar. Ibu pun biasanya akan mengalami plugged ducts atau penyumbatan, bahkan mastitis.
  • Payudara akan terasa bengkak hingga ibu sering kesakitan.
  • Cukup sering mengalami ASI rembes, walaupun tengah menyusui. 

Gejala-gejala ini akan muncul pada minggu pertama setelah persalinan dan bisa berlanjut hingga 2-3 minggu kemudian. Sebenarnya, produksi ASI ibu akan menyesuaikan dengan kebutuhan bayi, kira-kira setelah 3 bulan pasca-persalinan.

Pada Bayi

  • Bayi kesulitan menyusu karena derasnya ASI. Ia mungkin juga hanya menyusu dalam waktu singkat. 
  • Ia juga mungkin akan mengeluarkan ASI setelah menyusu. Hiperlaktasi memang kadang disalahartikan sebagai refluks atau gumoh. 
  • Bayi menolak untuk menyusu langsung dari payudara.
  • Bayi akan mudah kenyang sebelum mendapatkan ASI yang kaya lemak. Hal ini menyebabkan bayi mendapat terlalu banyak laktosa, sehingga berisiko terkena kolik, mengalami perut yang selalu bergas, tinja yang banyak dan berwarna hijau atau gelap, dan sering buang air kecil.
  • Si Kecil memiliki berat badan yang terlalu rendah atau bahkan terlalu tinggi.

Penyebab

Kebanyakan, hiperlaktasi disebabkan oleh jumlah alveoli (kantong penghasil ASI). Hormon prolaktin memengaruhi sel alveoli untuk menghasilkan ASI. Terkadang hiperlaktasi juga terjadi jika ibu memberikan petunjuk kepada tubuh untuk memproduksi lebih banyak ASI, misalnya dengan memompa ASI lebih banyak dari yang dibutuhkan bayi. Ketidakseimbangan hormon dan pengobatan tertentu juga bisa menyebabkan tingginya produksi ASI.

 

Yang harus dilakukan

Untuk mengatasi hiperlaktasi, cobalah untuk berkonsultasi dengan ahli laktasi. Mungkin disarankan untuk melakukan hal berikut. 

  • Sebelum menyusui, pompa terlebih dahulu payudara untuk mengurangi arus ASI yang keluar. Jangan pompa berlebihan, ya. Cukupkan hanya untuk mengurangi arus ASI. Gunakan level isapan yang paling rendah pada breast pump, karena jika terlalu kuat, produksi ASI Anda justru akan semakin banyak.
  • Susui bayi saat sedang tak terlalu lapar. Dengan begini, ia cenderung mengisap dengan lembut. Isapan yang lembut akan lebih sedikit merangsang produksi ASI hingga tidak terlalu deras. 
  • Menyusui dengan posisi tertentu bisa membantu menurunkan derasnya arus ASI. Cobalah menyusui dengan posisi bayi sedikit duduk. Untuk membantu gravitasi membatasi arus ASI, cobalah bersandar atau menyusui dengan berbaring.
  • Jika bayi tampak kesulitan menyusu, lepaskan dari payudara dan sendawakan, baru kembalikan pada posisi menyusu.
  • Kurangi frekuensi memompa ASI hingga persediaan ASI sesuai dengan kebutuhan bayi. 
  • Waspadalah dengan risiko payudara tersumbat dan mastitis. Jika terdapat gejala gangguan ini segera konsultasikan pada dokter.
  • Jika semua cara tak berhasil, mintalah bantuan dokter. Biasanya beberapa obat bisa membantu mengurangi produksi ASI.

 

Baca Juga

Coba Cara Penyembuhan Sakit Flu ketika Menyusui Ini! 

7 Perlengkapan Menyusui yang Harus Anda Miliki

4 Penyebab Umum Ibu Sulit Menyusui 

Lakukan Cara Perawatan Payudara Ini ketika Anda Menyusui