Pasien datang ke bagian instalasi gawat darurat sambil berteriak-teriak. Wanita ini, masih berusia belia, terlihat gelisah, tidak tenang, dan menularkan rasa panik kepada orang-orang di sekitarnya. Bagaimana tidak, keluarganya mengatakan sudah 2 hari ia diam saja dan hari ini ia menangis sambil berteriak-teriak kesakitan.

 

Keluarganya mengantar dengan gelisah, karena tidak tahu penyebab sakit perutnya. Setelah diperiksa oleh dokter, hasil pemeriksaan menunjukkan hasil yang normal. Setelah ditelurusuri lebih lanjut, pasien juga memiliki nyeri perut yang tidak konsisten. Kenapa ya kira-kira?

 

Pernah enggak sih Kamu berpura-pura sakit untuk menghindari suatu hal tertentu? Misalnya jadwal kerja yang padat, tingkat stres yang tinggi menghadapi komunitas, serta masalah pribadi. Rasanya pingin kabur aja dengan enggak masuk kerja dan pura-pura sakit. Padahal untuk meyakinkan dokter bahwa Kamu sakit, membutuhkan akting yang cukup sulit, lho. Sebenarnya, bisa enggak ya dokter dibohongi dengan aktingmu ini?

 

Ternyata kondisi ini memang ada dan cukup banyak dijumpai, lho! Keadaan ini sering disebut dengan malingering. Kondisi tersebut melibatkan aspek psikologis, sehingga menimbulkan kegelisahan dan keinginan untuk memiliki rasa sakit.

 

Baca juga: OCD, Gangguan Psikologis Berawal dari Kecemasan

 

Keadaan ini didorong dengan tujuan untuk mendapatkan suatu hal, misalnya tidak perlu masuk kerja atau bayar tagihan, dengan menggunakan gejala-gejala palsu tersebut. Penyebabnya bisa banyak hal, dari uang tagihan, uang asuransi, menghindari keputusan hakim, pekerjaan, dan sebagainya.

 

Contoh kasus ini adalah cerita saya dengan pasien wanita di atas. Ternyata penyebabnya adalah rasa cemas karena memiliki hutang di mana-mana, sebab uang miliknya habis dipinjam oleh pacarnya untuk memulai bisnis. Ya, cerita simpel seperti itu dapat mencetuskan keadaan ini.

 

Jika seseorang datang berobat ke dokter dengan berbagai gejala ini, menurut Kamu para dokter bisa membedakannya enggak, sih? Bisa, tapi cukup sulit. Rasa nyeri bisa saja merupakan tanda utama dari suatu penyakit yang belum terlihat gejala keseluruhannya. Namun, seharusnya dari pemeriksaan bisa terlihat apakah benar rasa nyeri itu ada dan konsisten terjadi.

 

Pada saat seseorang diperiksa dan dianamnesis, pada saat itulah dokter mengumpulkan berbagai macam informasi untuk membentuk diagnosis. Jika hasil anamnesis dan pemeriksaan tidak sesuai, tentu saja terdapat kecurigaan bahwa ini adalah suatu masalah psikologis. Namun, keadaan malingering menjadi cukup sulit ditelusuri saat pasiennya pura-pura pingsan dan tidak mau bicara.

 

Baca juga: Dukungan untuk Orang-orang dengan Gangguan Mental

 

Tetapi, tetap aja ada kok cara untuk membedakannya. Kami para dokter, sudah sekolah dalam waktu yang cukup lama dan bertemu dengan berbagai pasien untuk melihat berbagai variasinya. Pada beberapa kasus, berbagai pemeriksaan yang tidak perlu dapat dilakukan kepada pasien ini. Bahkan, terkadang hal ini merupakan kemauan pasien atau keluarganya.

 

Those people with malingering need help. Pada dasarnya, segala sesuatu yang berasal dari psikologis lebih sulit untuk disembuhkan daripada non-psikologis. Hal ini berasal dari dalam pikiran mereka. Rasa cemas yang menekan, membuat mereka mencari cara untuk menghindarinya.

 

Baca juga: Manfaat Menulis untuk Kesehatan Fisik dan Psikologis

 

Oleh karena itu, penelusuran lebih jauh mengenai penyebab yang mendasari akan menjadi cara yang baik untuk menyelesaikannya. Beberapa pengalaman saya untuk menghadapi pasien dengan malingering dapat dipecahkan dengan duduk bersama dan bertanya dengan tenang penyebab dari permasalahannya. Bisa dimulai dari keluarga, pekerjaan, percintaan, dan sebagainya. Jika perlu, dapat menggunakan bantuan dari psikolog atau psikiater, untuk menelusuri penyebab dari malingering itu sendiri.